UKM Flat Gelar 'Balancing Love of Foreign Local Culture'

UKM Flat Gelar 'Balancing Love of Foreign Local Culture'

Student Center, Berita UIN Online— Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FLAT UIN Jakarta menggelar Seminar Kebudayaan dengan tajuk "Balancing Love of Foreign Local Culture", di Aula Student Center, Sabtu (13/5/2017). Seminar yang diharapkan memperluas pengetahuan mengenai budaya dan memahami pentingnya arti budaya juga diisi pertunjukan.

Pada seminarnya, UKM Flat menghadirkan narasumber novelis fenomenal ‘Negeri 5 Menara’, Ahmad Fuadi. Dalam seminar tersebut, Anwar yang berhasil menempuh studi di berbagai luar negeri akan berbagi pengalamannya tentang keragaman budaya di negara-negara yang dikunjungi atau ditinggalinya

Sementara pertunjukan, diisi dengan berbagai penampilan menarik seperti tarian Zapin, Dub Drama: Purbasari and The Beast, penampilan perkusi dari Social Welfare Percussion  dan Culture Show.

Alif Waisal Ketua Umum UKM Bahasa Flat UIN Jakarta mengungkapkan, bahwa acara tersebut bertujuan untuk memperluas pengetahuan tentang nilai-nilai kebudayaan diseluruh penjuru dunia. Dengan mengetahui banyak karakter serta corak budaya, jelasnya, mahasiswa bisa  meningkatkan rasa kemanusiaannya dalam memandang segala hal.

“Untuk mempelajari berbagai jenis budaya bukanlah perkara gampang, dalam acara ini teman-teman akan dimudahkan oleh pemaparan Ahmad Fuadi seorang novelis tersohor yang pernah menginjakan kakinya di negara seberang,” katanya.

Ahmad Fuadi juga akan memberi arahan bagaimana cara kita beradaptasi terhadap berbagai budaya tapi tetap tidak melupakan kebudayaan lokal Indonesia.

Sementara Silvy Wahyu Hasanah, Ketua Pelaksana menjelaskan, acara ini digelar guna memberikan semangat kaula muda dalam melestarikan kebudayaan lokal atau pun negara luar.

Persoalan yang kerap terjadi di tengah masyarakat saat ini akibat kurangnya wawasan akan perbedaan, hal itu membuat pola pikir masyarakat tertutup serta cenderung menutup diri dari budaya luar.

“Mudah-mudahan dengan adanya acara ini semua peserta yang hadir, selain bertambah ilmunya, juga wawasannya dapat terbuka. Apabila generasi muda mempunyai mental inklusif maka untuk menyongsong negara Indonesia yang maju akan lebih mudah,” papar Silvy. (farah nh/yuni nurkamaliah/zm)