UIN Jakarta Wisuda 797 Sarjana Baru

UIN Jakarta Wisuda 797 Sarjana Baru

Reporter: Jamilah

Auditorium Utama, UINJKT Online – UIN Jakarta, Sabtu (19/7) kembali mewisuda sedikitnya 797 sarjana baru. Mereka terdiri atas 728 sarjana program S1, 33 sarjana program S2, dan 37 sarjana program S3. Wisuda ke-72 ini berlangsung di Audiotorium Utama dan dibuka Rektor UIN Jakarta Prof Dr Komaruddin Hidayat dalam sidang senat terbuka yang dihadiri sejumlah guru besar serta orang tua wali wisudawan/wisudawati.

Para sarjana adalah lulusan dari berbagai program studi di sembilan fakultas termasuk Sekolah Pascasarjana. Rinciannya, 192 orang lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), 62 orang lulusan Fakultas Adab dan Humaniora, 62 orang lulusan Fakultas Usuluddin dan Filsafat (FUF), 109 orang lulusan Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH), 122 orang lulusan Fakultas Dakwah dan Komunikas (FDK), 12 orang lulusan Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), 28 orang lulusan Fakultas Psikologi (FPsi), 86 orang lulusan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS), 55 orang lulusan Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan 69 orang lulusan Pascasarjana program S2 (Magister) dan S3 (Doktor). Sementara Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan hingga tahun ini belum menghasilkan lulusan.

Selain melantik sarjana baru, Rektor dalam kesempatan itu juga memberikan penghargaan kepada sedikitnya 10 sarjana terbaik berpredikat amat baik dan kumlaude. Kesepuluh lulusan terbaik itu adalah Fatimah dari FEIS dengan IPK 3,63, Nurislamiyah dari FPsi (3,68), Sukriah dari FDK (3,68), Asep Rahmat dari FST (3,69), Zahratun Naimah dari FITK (3,71), Nor Qomariyah dari FSH (3,8), Hafiz dari FUF (3,83), Hanan dari FDI (3,85), dan Tatan dari FAH (3,90). Sedangkan dari Sekolah Pascasarjana, penghargaan diberikan kepada Andi Rahman (program S2) dengan nilai IPK 3,59 dan Khalid Al Walid (program S3) dengan nilai IPK 3,61.

Rektor UIN Jakarta Prof Dr Komaruddin Hidayat dalam sambutannya mengatakan, lulusan UIN Jakarta harus mampu menjadi seorang yang dapat menemukan kembali Indonesia secara optimistik dengan mengarah kepada dua hal yang sangat fundamental, yaitu grand solidarity (kesadaran agung) dan grand reality (kenyataan agung). “Jadi, lulusan UIN Jakarta jangan bersikap psimis dan jangan memiliki sikap naluri untuk memberontak,” katanya.

Rektor juga berharap, para lulusan UIN Jakarta dengan keislamannya harus sadar bahwa Indonesia merupakan rumah bersama yang harus dilindungi. “Alumni UIN Jakarta harus mampu menjaga keislaman, keindonesaan dan kemanusiaan,” ujarnya.