UIN Jakarta-Universitas Leiden Pamerkan Warisan Kepustakaan Nusantara

UIN Jakarta-Universitas Leiden Pamerkan Warisan Kepustakaan Nusantara

Ciputat, BERITA UIN Online—UIN Jakarta membuka pameran warisan kepustakaan Asia  bertajuk Treasures of the Asian Library at Leiden University Exhibition yang digelar di lantai 4 dan 5 Gedung Pusat Perpustakaan UIN Jakarta, Senin (15/4/2019). Pameran bertujuan mengenalkan warisan kepustakaan dalam rupa manuskrip yang diwariskan berabad silam dan berhasil disimpan secara digital di Perpustakaan Universitas Leiden.

Pameran dijadwalkan berlangsung mulai dari Senin 15 April hingga Jumat 03 Mei mendatang dan terbuka untuk publik. Pameran terlaksana sebagai hasil kerjasama Pusat Perpustakaan UIN Jakarta dan Pusat Perpustakaan Universitas Leiden.

Pameran sendiri dibuka langsung Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, disaksikan langsung Kepala Pusat Perpustakaan UIN Jakarta Amrullah Hasbana MA dan Director KITLV-Jakarta dan Permanent Representative of Leiden University in Indonesia Marrik Bellen MA.

Dalam sambutannya, Andi mengapresiasi pameran dan berharap bisa diakses oleh sivitas akademika UIN Jakarta dan masyarakat umum lainnya. Menurutnya, pameran ini merupakan kegiatan positif mengenalkan kekayaan warisan kepustakaan Asia, terutama Nusantara, yang berhasil disimpan oleh salah satu pusat perpustakaan terbaik dunia kepada publik.

“Ini merupakan langkah maju untuk membuka diri, supaya kita selalu terkoneksi dengan (iklim akademik, red.) dunia internasional,” ujarnya.

Untuk itu, Andi berharap kegiatan pameran bisa dilakukan secara rutin dengan mengundang pusat-pusat perpustakaan universitas top dunia. Beberapa diantaranya yang memiliki sejarah kerjasama erat dengan UIN Jakarta seperti McGill University Canada, universitas-universitas Amerika, Australia, maupun Timur Tengah.

Pada kegiatan tersebut, beberapa display yang memuat aktifitas kepustakaan dipamerkan. Mulai dari display sejarah para pegiat kepustakaan Belanda di Nusantara hingga beragam tema tentang kebudayaan, keagamaan, flora dan fauna, serta pergerakan politik.

Di tempat yang sama, Bellen menuturkan, pameran ini bertujuan memperkenalkan kekayaan koleksi kepustakaan yang diwariskan Nusantara maupun Asia sejak berabad lalu yang berhasil dikumpulkan dan didigitalisasi oleh Perpustakaan Universitas Leiden. “Melalui kegiatan ini kita berharap bisa memperkenalkan koleksi Asia, juga Nusantara, yang cukup banyak tersimpan di Leiden sekaligus memperkenalkan proyek digitalisasinya secara luas kepada publik Indonesia,” paparnya.

Bellen menjelaskan, warisan kepustakaan berupa manuskrip Nusantara seperti naskah La Galigo, Babad Diponegoro, Cerita Panji dan sejenisnya sudah mulai didigitalisasi oleh Universitas Leiden. La Galigo setebal 6000 halaman ukuran folio, babad Diponegoro, foto-foto, dan peta telah berhasil didigitalisasi.

Seluruh karya yang sudah didigitalisasi bisa diakses dalam koleksi online di laman https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/. Di laman ini, publik bisa mengakses beragam koleksi seperti Aceh Books, Oral History Archive Indonesia, I La Galigo in Context, dan sebagainya. “Seluruh karya digital sudah bebas copy right. Ini yang penting, jadi publik bisa mengaksesnya,” terangnya.

Seluruh manuskrip, sambungnya, akan terus didigitalisasi oleh Perpustakaan Universitas Leiden. Selain merawatnya, digitalisasi juga diharap bisa membantu para peneliti dalam meneliti berbagai karya warisan tersebut. “Ini proyek on going. Akan memakan waktu cukup lama karena koleksi yang cukup banyak,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Amrullah mengajak mahasiswa, dosen, dan sivitas UIN Jakarta untuk melihat-lihat pameran yang digelar kali ini. Selain bisa membaca sejarah dan dinamika kehidupan masyarakat Nusantara periode dulu, ini juga jadi ajang pembelajaran tentang pentingnya merawat dan membaca karya-karya yang diwariskan para pendahulu.

“Kepada para dosen, peneliti, maupun mahasiswa, silahkan datang dan akses kekayaan warisan kepustakaan ini,” ajaknya. (zae)