UIN Jakarta Perluas Pengajaran Islam ke Singapura

UIN Jakarta Perluas Pengajaran Islam ke Singapura

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— UIN Jakarta segera merealisasikan kampus UIN Jakarta di negeri jiran, Singapura. Realisasi ini ditempuh setelah tahun 2016 sebelumnya UIN Jakarta dan lembaga pendidikan tinggi Islam setempat, Jamiyyah Education Center, Singapore, menyepakati pembukaan program pendidikan tinggi bidang pengkajian Islam.

Bertempat di Ruang Sidang Utama, Gedung Rektorat UIN Jakarta, Kamis (5/7/2018), pimpinan UIN Jakarta dan pimpinan Jamiyyah Education Center melangsungkan pembahasan teknis penyelenggaraan program. Selain Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada MA,  Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof. Dr. Murodi juga memimpin rapat pembahasan.

Dua dekan, Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. Masri Mansoer MA dan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Dr. Asep Saepudin Jahar turut hadir. Sedang perwakilan Jamiyyah Education Center of Singapore dipimpin chairman-nya, Prof. Dr. Husein Muthalib.

Dalam pembukaannya, rektor menyambut baik realisasi kerjasama kedua lembaga untuk melakukan pengembangan akademik di wilayah Singapura. “Sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam, kami merasa ini tantangan yang harus bisa dipenuhi UIN Jakarta. Mudah-mudahan bisa secepatnya terealisasi,” harapnya.

Rektor menambahkan, dirinya berharap fakultas-fakultas dengan prodi yang diharapkan bisa terlibat dalam proses kerjasama ini secepatnya mempersiapkan sumber daya yang diperlukan. Dengan begitu, program juga bisa secepatnya terlaksana.

Pilih UIN Jakarta

Ditemui usai rapat, Chairman Jamiyyah Education Center of Singapore Prof. Dr. Hussin Mutalib mengungkapkan harapan komunitas Muslim Singapura untuk secepatnya memiliki perguruan tinggi yang secara khusus menawarkan studi-studi keislaman. “Kami harapkan ini sebuah permulaan yang baik, berikan faidah bagi kedua pihak,” harapnya.

Hussin menuturkan, pihaknya sengaja memilih UIN Jakarta sebagai mitra lembaga pendidikan tinggi keislaman di Singapura. Selain sebagai representasi perguruan tinggi keislaman Indonesia yang cukup besar, sumber daya pengajar studi keislaman di UIN Jakarta juga dinilai lebih memadai.

Sebagai tahap awal, program studi keislaman ini akan memfokuskan pada dua rumpun keilmuan Islam, yakni Ushuluddin dan Syariah. Untuk itu, dua fakultas keislaman yang dilibatkan dalam proses pertama adalah Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Syariah dan Hukum.

“Mudah-mudahan kami bisa secepatnya menyelesaikan hal-hal teknikal. Sebab prinsipnya kedua lembaga sudah sepakat,” terangnya.

Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional UIN Jakarta, Rachmat Baihaky MA, menambahkan jika program ini sudah direncanakan sejak tahun 2016 lalu. Namun selain karena regulasi pendidikan tinggi yang melarang program kelas jauh, pembukaan program juga membutuhkan kesiapan teknis dan infrastruktur cukup besar.

“Setelah melalui proses panjang, kita sepakat bahwa ini bukan kelas jauh, tapi kampus UIN Jakarta di Singapura. Jika selama ini ada UIN Jakarta kampus 1, 2, 3 atau 4, maka ini adalah kampus 5-nya, dimana standar dan pelayanannya tetap sama,” katanya.

Sementara program studinya sendiri, terang Baihaky, akan difokuskan pada Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir dan Program Ahwal al-Syakhshiyah. Pada program ini, mata kuliah inti keislaman akan diampu dosen-dosen UIN Jakarta, sedang mata kuliah pilihan dan lokal akan diampu dosen-dosen setempat. (farah nh/yuni nk/zm)