Transformasi Bangsa Wujudkan Masyarakat Mandiri

Transformasi Bangsa Wujudkan Masyarakat Mandiri

Reporter: Abdullah Suntani

Ruang Diorama, UIN Online - Dinamika dan perkembangan sosial, baik di daerah maupun di pusat, yang sangat cepat merupakan salah satu fenomena yang memengaruhi transformasi bangsa. Transformasi sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya, dan berbagai reformasi birokrasi, adalah wujud transformasi bangsa menuju masyarakat yang mandiri, maju, adil, dan makmur.

Hal itu dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Prof Dr Armida Salsiah Alisjahbana dalam dialog tentang Pendidikan Nasional dan Pembentukan Karakter Bangsa di Ruang Diorama, Rabu (17/3). Dialog yang difasilitasi Lembaga Peningkatan dan Jaminan Mutu (LPJM) UIN Jakarta dihadiri Rektor Prof Dr Komaruddin Hidayat, para pembantu rektor, para dekan fakultas, dan sejumlah pejabat dari Bappenas.

Menteri PPN/Kepala Bappenas menjelaskan, dalam membentuk karakter bangsa, semua elemen harus banyak membaca fenomena (situasi) yang ada di negeri ini. Kepekaan terhadap lingkungan  akan mengenalkan masyarakat terhadap karakter bangsa. Selain itu, unsur dalam pembentukan karakter bangsa harus dapat dipahami dan terlaksana dengan baik.

“Kita yang berada di dunia pendidikan harus lebih banyak membaca fenomena, serta berinteraksi langsung dengan masyarakat agar menjadi negara yang berhasil mentransformasikan karakter bangsanya,” tegasnya. Unsur pembentukan karakter bangsa itu, lanjutnya, meliputi sumber daya manusia (SDM), khususnya dalam pendidikan, lingkungan yang baik, dan perencanaan yang sistematis.

Transformasi bangsa menuju masyarakat yang mandiri, maju, adil, dan makmur adalah tuntutan demi mewujudkan bangsa yang berdaya asing, berkembang, dan negara maju. Dalam hal ini, kata Menteri, mandiri berarti mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Maju berarti diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, kemantapan sistem, kelembagaan politik, dan hukum. Sementara adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu maupun gender, serta makmur berarti terpenuhinya segala hak dan kewajiban suatu gangsa.

Rektor Prof Dr Komaruddin Hidayat menyatakan, kampus adalah komunitas bagi para pendidik dan sebagai pusat keilmuan. Oleh karena itu, reformasi pendidikan sangat diperlukan untuk membangun karakter atau watak suatu bangsa. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antarlingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.

“Karena kita (UIN Jakarta) lembaga keislaman, maka kita membangun kembali pemahaman keagamaan, yang akan mengantarkan putra bangsa agar membawa manfaat bagi orang lain,” ujarnya.

Inti pembangunan,menurut Rektor, bertujuan untuk membangun Indonesia yang lebih demokratis dan berkeadaban, sehingga betul betul menjadi bangsa yang mandiri dan bersatu padu.*

Â