Tingkatkan Peran Ekonomi Perempuan, Pemberdayaan STF UIN Jakarta Sasar Tiga Wilayah

Tingkatkan Peran Ekonomi Perempuan, Pemberdayaan STF UIN Jakarta Sasar Tiga Wilayah

Sulawesi Selatan, BERITA UIN Online— Lembaga sosial kemanusiaan Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta mendorong peningkatan kapasitas ekonomi perempuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ini dilakukan melalui riset dan aksi bertajuk Pemberdayaan Ekonomi Muslimah di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan ditandai piloting project kegiatan pemberdayaan perempuan di Bantaeng dan Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa dan Rabu (23-24/7/2019). Sedang riset pemberdayaan sendiri merupakan hasil kerjasama dengan  University of New South Wales serta didukung Ford Foundation dan Kementerian Dalam Negeri RI.

Direktur STF UIN Jakarta Dr. Amelia Fauzia M.A kepada BERITA UIN Online, Rabu (24/7/2019), mengungkapkan riset dan aksi pemberdayaan perempuan dilakukan pihaknya usai melihat besarnya peran perempuan dalam aktifitas ekonomi keluarga dan masyarakat. Mayoritas dari mereka bergerak di sektor ekonomi UMKM.

“Setiap orang mafhum bahwa UMKM merupakan pilar kuat dalam menyangga perekonomian nasional, namun tidak semua tahu bahwa jumlah peran serta kaum hawa pada sektor UMKM mencapai angka 60 persen. Lebih tinggi dari kaum adam yang hanya di kisaran 40 persen,” paparnya.

Ke depan, sambungnya, bukan mustahil peran ekonomi perempuan ini makin meningkat jika perempuan lebih berdaya dalam keterampilan dan kemampuan mengakses pasar. Ini searah dengan prediksi Mckinsey Global Institute bahwa Indonesia bakal jadi negara dengan ekonomi terbesar ke tujuh di 2030.

“Namun salah satu syaratnya adalah dengan meningkatkan pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi,” tambahnya.

Selain riset, pemberdayaan ekonomi perempuan STF UIN Jakarta sendiri dilakukan dengan pelatihan teknologi e-commerce sehingga diharap memperluas akses mereka ke pasar. Perluasan ini dipercaya Amelia mampu memantik efek ganda ekonomi perempuan, berkembangnya perekonomian lokal sekaligus suburnya sikap toleransi dan penghargaan.

Meningkatnya aktivitas UMKM perempuan, jelasnya, memungkinkan peningkatan perekonomian dengan memunculkan wilayah-wilayah ekonomi berbasis e-commerce di pedesaan di Indonesia. Dengan meningkatnya aktivitas perekonomian berbasis teknologi, diharapkan bisa menghilangkan sekat dan ego sektarian yang membatasi kegiatan ekonomi dan sosial pada komunitas sendiri serta berpotensi menciptakan intoleransi.

“Perempuan dan pemberdayaan perempuan dapat menjadi “juru kampanye” dalam menciptakan nilai inclusiveness serta toleransi dalam masyarakat,” tambahnya. (zm)