Tahun Ini, 25 Prodi Akan Diakreditasi Ulang

Tahun Ini, 25 Prodi Akan Diakreditasi Ulang

Ruang Diorama, BERITA UIN Online – Sebanyak 25 program studi (prodi) di UIN Jakarta akan diakreditasi ulang, baik pada program S1 maupun S2 dan S3. Hal itu mengingat ke-25 prodi tersebut tahun ini akan habis masa berlakunya.

Demikian diutarakan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Jakarta Sururin dalam rapat koordinasi yang digelar di Ruang Diorama Gedung Audiorium Harun Nasution, Kamis (7/2/2019). Rapat dibuka Rektor UIN Jakarta Amany Lubis serta dihadiri para wakil rektor, dekan, kepala biro, dan kepala prodi.

Sururin mengatakan, selain akan mengakreditasi ulang, LPM juga tengah menyiapkan pengakreditasian empat prodi baru, yakni Akidah dan Filsafat Islam (S1), Ilmu Tasawuf (S1), Jurnalistik (S1), dan Perbankan Syariah (S3). Dari keempat prodi baru ini, tiga prodi sedang dalam proses dan akan segera diajukan ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sedangkan satu prodi, yakni Jurnalistik, belum siap untuk diakreditasi.

“Akreditasi prodi itu sangat penting. Sebab, mutu sebuah prodi yang selalu dilihat adalah nilai akreditasinya,” katanya.

Berdasarkan data LPM, UIN Jakarta saat ini memiliki sejumlah prodi dengan nilai akreditasi bervariasi. Untuk program S1, prodi yang memperoleh nilai akreditasi A sebanyak 32 prodi, nilai B sebanyak 20 prodi, dan nilai C sebanyak 1 prodi. Program S2 nilai akreditasi A sebanyak 1 prodi, nilai sebanyak B 12prodi, dan nilai C sebanyak 3 prodi. Kemudian untuk program S3 di Sekolah Pascasarjana, nilai akreditasi A sebanyak 1 prodi. Sedangkan untuk program profesi, yakni profesi dokter, profesi apoteker, dan profesi keperawatan (ners), masing-masing memperoleh akreditasi dengan nilai B.

Sururin meminta kepada semua tim penyusun borang akreditasi di masing-masing prodi agar bekerja lebih keras. Semua kekurangan juga harus segera diselesaikan, sehingga hasilnya lebih memuaskan.

“Prodi yang memperoleh nilai akreditasi C menjadi B atau A, yang memperoleh B menjadi A, dan nilai yang memperoleh A tetap dipertahankan,” tandasnya.

Rektor Amany Lubis mengemukakan, dalam pengisian boring akreditasi, standar penilaian akreditasi harus diperhatikan, terutama yang memiliki bobot nilai tinggi. Bahkan antara satu standar penilaian dengan standar penilaian lain juga harus saling ada keterkaitan.

“Jangan lupa, setiap borang dari berbagai kegiatan perlu juga dilengkapi dengan foto dan grafik atau infografis. Termasuk detail kegiatan, seperti penyebutan tempat, nama, dan bahkan waktunya,” katanya. (ns)