Tahun Baru Islam dan Ketahanan Keluarga

Tahun Baru Islam dan Ketahanan Keluarga

Oleh Prof. Dr. Amany Lubis, MA

Hari ini umat Islam tengah merayakan Tahun Baru Islam 1443 H. Tentu saja, setiap tahun baru Islam memiliki makna tersendiri, utamanya di era digital dan dari sisi keluarga.

Tahun baru Islam harus kita rayakan dan renungkan dengan berdoa, mengintrospeksi diri, mengintrospeksi perbuatan, dan perkataan kita selama setahun yang lalu.

Kemudian, kita harus bersyukur kepada Allah SWT dan mengukuhkan niat lagi untuk melanjutkan perjuangan membina rumah tangga yang bahagia dan sejahtera serta menjadi anggota masyarakat yang berguna bermanfaat dan tidak menjadi beban untuk siapa pun.

Tahun baru Islam ditandai dengan hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah bersama para sahabatnya dan merupakan turning point atau titik tolak perkembangan peradaban Islam. Maka, ketika mengenang jasa para sahabat dan tabi’in sebenarnya umat Islam mengukuhkan kembali komitmen dalam membangun peradaban Islam seraya melaksanakan ajaran Islam secara benar yang dimulai dari keluarga.

Dalam keluarga kita merayakan tahun baru hijriyah dengan meyakini bahwa tahun baru (al’am al-jadid) adalah tahun karunia karunia Allah, tidak berhenti di tahun yang lalu tetapi akan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya. Nah kalau kita menganggap bahwa tahun baru adalah Allah SWT akan memberikan karunia baru, akan memberikan rezeki tambahan, akan memperbaiki kehidupan kita, akan ada harapan-harapan baru, maka kita juga akan mempersiapkan tahun baru ini dengan semangat baru dan dengan melakukan upaya-upaya transformasi beradaptasi dengan situasi yang ada, seperti di masa pandemi ini. Kita meyakini bahwa tahun baru ini akan bermanfaat bagi kita semua.

Jadi, intinya makna tahun baru Islam bagi keluarga adalah akan ada karunia baru. Kalau kita merasakan di tahun lalu banyak cobaan, banyak kendala, dan banyak tantangan, maka di tahun ini Insya Allah akan menjadikan hal-hal yang lebih indah, lebih baik untuk kehidupan kita. Karena itu kita tentu harus optimis menghadapinya.

Anggota keluarga juga harus mempersiapkan hari ini sebagai hari baru, tahun baru dengan berdoa agar Allah SWT memperkuat iman dan menjauhkan diri dari perbuatan buruk serta dari bersekutu dengan syaitan. Kemudian selalu mendekatkan diri dengan Allah agar karunia Allah berlimpah dan rahmat-Nya turun kepada umat manusia dan kepada keluarga.

Keluarga di Indonesia secara umum merupakan keluarga yang tangguh. Keluarga yang tangguh bukan berarti kaya, tetapi yang punya ikatan kekerabatan keluarga kuat, saling membantu dan saling membina. Itu merupakan ciri khas keluarga Indonesia.

Alhamdulilah budaya timur, yakni budaya Indonesia dengan karakter bangsa Indonesia sudah menjalankan prinsip-prinsip keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Selain itu juga memiliki ketahanan keluarga. Jadi, tingkat ketahanan keluarga di Indonesia termasuk baik dibandingkan dengan keluarga-keluarga di negara lain.

Keluarga di Indonesia masih menghormati orang yang lebih tua. Prinsip-prinsip ajaran Islam dari berbakti kepada orang tua, menjalankan perintah Allah, meninggalkan larangan-Nya, serta selalu mendirikan salat, saling berdoa, amar ma’ruf nahi munkar, saling mengasihi, saling menasehati, dan memiliki adab dalam berbicara. Keluarga dengan ciri-ciri tersebut insya Allah akan menjadi keluarga yang tangguh.

Selamat Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah. Semoga Allah SWT melindungi kita semua, terutama dari wabah pandemi Covid-19.* (ns)