Tadris IPS FITK Gelar Disdos Online Desain Baru Kurikulum Kampus Merdeka

Tadris IPS FITK Gelar Disdos Online Desain Baru Kurikulum Kampus Merdeka

BERITA UIN Online-- Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS) FITK, UIN Jakarta menggelar diskusi dosen secara daring (online) di tengah-tengah pandemi Covid-19 pada Rabu (6/5/2020) bertepatan dengan 13 Ramadhan 1441 H.

Dalam diskusi yang digelar melalui aplikasi Google Meet itu dihadirkan anggota Tim Pokja Program PPG Tim Kemenag yang juga dosen Tadris IPS FITK Dr Abdul Rozak MSi sebagai narasumber, Dr Nurochim MM dosen Tadris IPS FITK sebagai penelaah, dan Dr Jakiatin Nisa MPd dosen Tadris IPS FITK sebagai moderator.

Diskusi daring bertema “Desain Baru Kurikulum Program Sarjana Mengacu Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” itu dibuka Dekan FITK Dr Sururin MAg.

Dalam sambutannya, Sururin menyampaikan, pelaksanaan diskusi kali ini menjadi respon cepat atas empat pokok kebijakan baru pendidikan ala Nadiem Anwar Makarim, yaitu pembukaan program studi baru, penjaminan mutu akreditasi perguruan tinggi, kebebasan Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH); dan hak mahasiswa untuk belajar tigas semester di luar program studinya baik pada perguruan tingginya atau di luar perguruan tingginya.

"Dengan diskusi ini saya berharap bahwa perguruan tinggi sebagai badan otonom bisa leluasa menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebijakan merdeka belajar-kampus merdeka yang mampu menghadapi tantangan-tantangan pada pembelajaran di sekolah,” ujar Sururin.

Diskusi ini, sambung Sururin, dilaksanakan dalam suasana ibadah puasa Ramadhan. Dia berharap kegiatan ini dapat menjadi ladang amal shaleh.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Prodi TIPS Dr Iwan Purwanto MPd dalam sambutannya mengatakan, disdos ini dibuka untuk semua kalangan akademisi dan umum. Hal ini dimaksudkan untuk membangun silaturahim di kalangan akademisi maupun industri dan lainnya.

Iwan berharap kegiatan ini dapat membangun kerja sama antar program studi yang sama ataupun berbeda pada perguruan tinggi yang sama maupun berbeda dan juga dengan industri atau sektor lainnya.

“Untuk mewujudkan merdeka belajar dan kampus merdeka perlu ada kerjasama yang terjalin dengan baik dengan berbagai pihak terkait,” ujar Iwan pada disdos yang berlangsung selama dua jam dan diikuti 234 peserta dari berbagai daerah dan instansi, bahkan dua peserta luar negeri, dari Belfast UK dan Rusia.

Sementara Rozak dalam paparannya menyampaikan perlunya memahami bagaimana mencapai kompetensi utama bukan hanya sekedar mengejar konten yang terlalu padat dan informasi tekstual yang berlebih.

“Saat ini yang dikejar lebih kepada konten yang terlalu padat dengan transfer ilmu yang terlalu banyak bukan pada penyediaan-penyediaan kompetensi inti untuk menjawab tantangan-tantangan,” ujar Rozak.

Untuk itu, lanjutnya, perlu dikupas profil lulusan sebagai bahan paling utama yang harus terlebih dahulu ditentukan.

Usai pemaparan dan tanya jawab, acara ditutup Wakil Dekan Bidang Akademik Dr Kadir M.Pd dan disdos ini akan berlanjut lagi yang akan diinformasikan kemudian dengan tema seputar Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. (zm/mf)