Silaturrahim Mempererat Persatuan Umat

Silaturrahim Mempererat Persatuan Umat

Oleh : Dr. Arief Subhan, MA

“Dan bertakwalah kepada Allah yang kalian saling meminta dengan nama-Nya dan sambunglah tali silaturahim (QS. An-Nisa [4]:1)”

Sejarah Islam mengatakan, ketika umat Islam bersatu dan dengan pertolongan Allah, mereka (umat Islam) mampu menguasai sejumlah wilayah bahkan mampu menundukkan dua imperium besar, yakni Romawi dan Persia. Sebaliknya, pada saat umat Islam berpecah belah, terjadilah perang saudara dan saling membunuh hingga merusak kekuatan Islam.

Ketika umat Islam berkumpul dalam kasih sayang dan semangat kebersamaan, akan muncul ide-ide kreatif dalam memacu umat untuk mencapai kemakmuran bersama. Kondisi ini jauh lebih bermanfaat di bandingkan sendirian yang menumbuhkan sikap individualisme. Dan sesungguhnya, kejayaan umat Islam di masa lalu berawal dari silaturrahim yang erat sehingga menumbuhkan persatuan dan kesatuan umat.

Selanjutnya, masih dalam rangka mengangkat derajat manusia, khususnya di bulan suci Ramadhan, yang kita ketahui bersama bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ibadah dan pahala yang berlipat, sehingga disebut dengan Ramadhan Ritual Contest. Salah satu yang ingin saya sampaikan adalah mengenai mempererat silaturrahim.

Silaturrahim terdiri dari dua kata, yaitu Silatu yang bermakna mengumpulkan, menghimpun dan Rahim, kasih sayang. Hubungan antar manusia itu harus dengan penuh konsep kasih sayang. Inilah yang dimaksud jika seseorang selalu memperhatikan hubungannya dengan sesama manusia maka ia akan dipenuhi dengan kasih sayang.

Islam dalam setiap perbincangannya mengenai hubungan manusia pasti selalu berkaitan dengan silaturrahim. Tetapi berbeda halnya ketika kita berhubungan dengan sesama melalui media sosial, seperti facebook dan lain-lain. Selain kasih sayang, akan ada juga yang bersifat dislike, dan dalam Islam tidak dibenarkan adanya dislike.

Dalam Islam, hubungan antar manusia harus dikaitkan kepada sikap saling menyayangi dengan sesama manusia itu. Oleh karena itulah, sering dikatakan bahwa Islam itu agama humanis dan penuh toleransi serta kasih sayang, karena Islam selalu memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan.

Silaturrahim dalam kontek di bulan Ramadhan ini dengan menghubungi kembali sanak saudara kita, menggelar acara Ifhtar jama’I  (buka puasa bersama), tentunya dengan penuh kasih sayang, mengundang anak yatim piatu untuk disantuni, dan lain-lain yang menjalin silaturrahim. Sikap yang dituntut adalah sikap yang penuh kasih sayang.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam dalam menyikapi bulan suci Ramadhan ini, dianjurkan untuk bersedekah kepada sesama yang belum beruntung, di sana mengandung kasih sayang antar sesama.

Banyak cara untuk menyambung tali silaturahim. Misalnya, dengan cara saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain. Sambunglah silaturahmi itu dengan berlemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam membangun silaturahmi.

Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan diproleh dari Allah Azza Wa Jalla. Silaturahim menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam surga. Silaturahim juga menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan dengan Allah di dunia dan akhirat. Terakhir, kiranya semoga kita selalu senantiasa berada dalam Rahman dan Rahim-Nya. Amin

Disarikan oleh Syarifaeni Fahdiah  dari kultum Ramadhan Dr. Arief Subhan, MA di Mesjid Al-Jami’ah UIN Jakarta, Selasa 14 Juni 2016.Â