Seminar Internasional: Mencegah Bahaya Terorisme

Seminar Internasional: Mencegah Bahaya Terorisme

[caption id="attachment_19136" align="alignleft" width="300"] Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta menggelar International Public Lecture, dengan tema “Youth and Terrorism”. Acara yang menghadirkan narasumber Mr H.W.M (Dick) Schoof MA (National Coordinator for Security and Counter Terrorism, Kingdom of The Netherland) tersebut, dilaksanakan di ruang Teater Prof Dr Aqib Suminto, Lantai 2, Selasa, (18/07).[/caption]

Ruang Teater Prof Aqib Suminto, BERITA UIN Online— Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta menggelar International Public Lecture, dengan tema “Youth and Terrorism”. Acara yang menghadirkan narasumber Mr H.W.M (Dick) Schoof  MA (National Coordinator for Security and Counter Terrorism, Kingdom of The Netherland) tersebut, dilaksanakan di  ruang Teater Prof Dr Aqib Suminto, Lantai 2, Selasa, (18/07).

Selain narasumber, hadir pula pada acara yang dimoderatori oleh Suparto Phd selaku Dosen FIDKOM tersebut, tamu undangan dari Belanda, diantaranya Fedor Meerts (Senior Adviser NCTV), Hans Koenderink (Atase Polisi), Brecthje Klandermans (Kepala Bidang Politik), dan Edwin Arifin (Senior Political Adviser).

Menurut Mr HWM (Dick) Schoof, terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat tertentu.  Terorisme  tidak selalu mengenai Agama, tapi memang banyak kelompok-kelompok sperti ISIS yang menyalahgunakan Islam. Hingga menjadikan sekte-sekte menjadi kekerasan, teroris berusaha menciptakan ketegangan  antara kelompok itu dengan masyarakat.

“Tidak hanya Agama, faktor psikologis juga menjadi pengaruh, hingga akhirnya tidak sedikit anak muda yang bergabung dengan teroris, saat mereka tergabung dengan jaringan itu, hubungan mereka diputus dengan keluarganya,” ujar Schoof.

Ditambahkannya, jangan sampai kelompok terorisme ini bisa memecah belah Agama, bukan hanya aspek Agama saja yang menjadi faktor, tetapi faktor sosial dan budaya juga bisa mempengaruhi. Penting bagi masyarakat untuk mengetahui proses radikaslisasi itu seperti apa, agar tidak di salah paham dan menjurus ke pemahaman terorisme.

Dari pantauan BERITA UIN Online di lokasi terlihat, para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas di UIN Jakarta sangat antusias mengikuti jalannya acara. Hal ini nampak dari ruangan yang terisi penuh dan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber.

Salah satu mahasiswi Jurnalistik Semester 6 Sururoh, saat ditanya mengenai acara tersebut mengatakan, acara ini sangat bagus serta menegaskan bahwa terorisme itu bukan perintah dan berlandaskan Agama. Orang-orang yang kebanyakan mengatasnamakan Islam itu adalah orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

“Terorisme terjadi  karena adanya orang yang merasa bahwa dirinya itu menjadi korban masyarakat yang tidak memperdulikannya,  sehingga timbullah rasa kebencian kepada masyarakat itu,” ujarnya.

Sururoh berharap, dengan adanya acara ini semoga bisa mengingatkan kita bahwasanya kekejaman terorisme itu bukan atas dasar Agama, serta para pemuda tidak terjaring ke dalam ruang lingkup  radikalisasi liberal, yang menyebabkan orang-orang ini menjadi agen terorisme.

Senada dengan Sururoh, Ketua Umum Dewan Mahasiswa FIDKOM Ahmad Halilintang mengatakan, bahwa kegiatan hari ini memberikan gambaran umum kepada kita bahaya serta modus penyebaran  kegiatan terorisme itu seperti apa. “Semoga kegiatan ini menjadi momentum untuk lebih waspada dan mawas diri, serta dapat menangkal munculnya gerakan-gerakan terorisme.(lrf/Puji)