Saintek Hub, Ruang Kolaborasi Baru yang Hidupkan Semangat Inovasi di FST UIN Jakarta

Saintek Hub, Ruang Kolaborasi Baru yang Hidupkan Semangat Inovasi di FST UIN Jakarta

Fakultas Sains dan Teknologi, Berita UIN Online - Sebuah ruang terbuka dengan desain modern menyambut pengunjung di lantai dasar Gedung Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Smart screen berukuran besar terpasang di dinding, meja-meja kolaboratif tersusun rapi, dan sudut-sudut diskusi santai tercipta dengan nyaman. Inilah Saintek Hub, ruang co-working space yang baru saja diresmikan dan diharapkan menjadi jantung inovasi teknologi di kampus Islam terdepan di Indonesia.

Rabu pagi (16/04/25), menjadi momen bersejarah bagi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. Saintek Hub resmi dibuka sebagai ruang kolaboratif multifungsi yang dirancang khusus untuk mendukung ekosistem akademik dan inovasi. Peresmian yang dihadiri oleh pejabat tinggi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital serta pimpinan UIN Jakarta ini menandai babak baru dalam pengembangan infrastruktur inovasi di kampus.

Pada saat peresmian, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Prof. Dr. Imam Subchi, M.A., "Mudah-mudahan Saintek Hub menjadi tempat lahirnya ide-ide brilian dan ruang tumbuhnya inovasi teknologi bagi generasi muda UIN Jakarta," harapnya. Harapan sederhana namun sarat makna ini mencerminkan visi besar yang ingin diwujudkan melalui ruang seluas ratusan meter persegi di lantai dasar gedung FST.

Saintek Hub bukan sekadar ruang kerja bersama biasa. Konsep yang diusung adalah "technology incubator mini" yang akan menampung berbagai inisiatif teknologi dari mahasiswa dan dosen FST. Ruang ini dirancang sebagai ekosistem yang memungkinkan kolaborasi lintas disiplin, tempat di mana mahasiswa teknik informatika bisa berdiskusi dengan mahasiswa biologi, atau dosen fisika berbagi ide dengan mahasiswa kimia.

Dekan FST Husni Teja Sukmana, S.T., M.Sc., Ph.D. menjelaskan bahwa Saintek Hub merupakan jawaban atas kebutuhan ruang kolaboratif yang selama ini dirasakan oleh sivitas akademika fakultas. "Kami melihat potensi besar mahasiswa dan dosen dalam menghasilkan inovasi, namun seringkali terkendala ruang untuk berkolaborasi dan mengeksplorasi ide-ide mereka," jelasnya.

Memasuki Saintek Hub, pengunjung langsung merasakan atmosfer yang berbeda. Desain terbuka dan inspiratif menjadi ciri khas ruang ini. Akses internet berkecepatan tinggi memastikan tidak ada kendala dalam mengakses informasi atau melakukan riset online. Smart screen yang terpasang memungkinkan presentasi dan diskusi berjalan dengan lancar.

Meja kerja kolaboratif yang tersedia tidak menggunakan partisi kaku, melainkan dirancang fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tim kecil bisa duduk berhadapan untuk brainstorming, atau kelompok besar bisa bergabung untuk diskusi projek lintas program studi. Ruang diskusi santai yang terpisah memberikan alternatif suasana yang lebih rileks untuk percakapan informal yang seringkali melahirkan ide-ide breakthrough.

Kehadiran Saintek Hub tidak lepas dari dukungan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital RI. Direktur Utama BAKTI Dr. Fadhilah Mathar yang hadir dalam peresmian menegaskan komitmen lembaganya dalam mendukung pengembangan ekosistem inovasi teknologi di perguruan tinggi.

"Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya BAKTI untuk mempercepat transformasi digital dan mendorong lahirnya talenta-talenta teknologi dari kampus-kampus terbaik Indonesia," jelasnya. Dukungan BAKTI tidak hanya berupa infrastruktur fisik, tetapi juga komitmen untuk program-program berkelanjutan yang akan memperkuat kapasitas inovasi mahasiswa.

Wakil Rektor Bidang Kerjasama Din Wahid, M.A., Ph.D. mengapresiasi kemitraan positif yang telah terbangun. "Kerjasama dengan BAKTI Komdigi ini membuka peluang lebih luas bagi mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam proyek-proyek teknologi skala nasional," ujarnya. Ia berharap kemitraan ini bisa terus diperkuat melalui implementasi program-program strategis lainnya.

Ambisi Saintek Hub tidak berhenti pada penyediaan ruang kerja. Visi jangka panjangnya adalah menjadi tempat lahirnya startup-startup teknologi yang berasal dari kampus. Program inkubasi yang akan dijalankan dirancang untuk mendampingi mahasiswa dan dosen yang memiliki ide bisnis berbasis teknologi.

"Kami ingin Saintek Hub menjadi jembatan antara dunia akademik dan industri. Ide-ide hasil riset tidak hanya berhenti di jurnal atau tugas akhir, tetapi bisa dikembangkan menjadi solusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat," jelas Husni Teja.

Rencana program yang akan dijalankan mencakup pelatihan kewirausahaan teknologi, mentoring dari praktisi industri, hingga kompetisi inovasi internal. Mahasiswa yang memiliki prototype atau konsep teknologi akan mendapat pendampingan untuk mengembangkannya menjadi produk yang siap pasar.

Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar M.A., Ph.D., memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Saintek Hub. Menurutnya, keberadaan ruang ini sejalan dengan visi UIN Jakarta sebagai universitas riset yang unggul dalam integrasi keilmuan.

"Semoga ruang-ruang seperti ini dapat terus ditambah sehingga ide-ide kreatif dosen, mahasiswa, dan sivitas akademika lainnya bisa lebih terdorong," harapnya. Dukungan rektorat ini memberikan angin segar bagi pengembangan fasilitas serupa di fakultas-fakultas lain.

Rencana pengembangan Saintek Hub ke depan mencakup program-program strategis seperti seminar teknologi rutin, workshop dengan praktisi industri, dan kegiatan networking dengan startup ecosystem di Jakarta. Kolaborasi dengan berbagai pihak eksternal juga terus digalakkan untuk memperluas jaringan dan peluang bagi mahasiswa.

Kehadiran Saintek Hub menandai komitmen serius FST UIN Jakarta dalam membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan. Ruang ini bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi juga katalis untuk mengubah mindset sivitas akademika dari konsumen teknologi menjadi creator teknologi.

"Kami ingin mengubah paradigma mahasiswa dari yang hanya belajar teori menjadi praktisi yang mampu menghasilkan inovasi nyata," tegas Dekan Husni Teja. Visi ini sejalan dengan tuntutan industri 4.0 yang membutuhkan lulusan yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga kreatif dan inovatif.

Dr. Sarah Amelia, dosen Teknik Informatika yang aktif dalam pengembangan AI, melihat Saintek Hub sebagai game changer dalam proses pembelajaran. "Mahasiswa sekarang bisa langsung mengaplikasikan teori yang dipelajari di kelas dalam bentuk proyek riil. Mereka juga bisa berkolaborasi dengan mahasiswa dari disiplin ilmu lain untuk menghasilkan solusi yang lebih komprehensif," jelasnya.

Dengan infrastruktur yang memadai, dukungan institusional yang kuat, dan antusiasme sivitas akademika yang tinggi, Saintek Hub memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi teknologi di lingkungan UIN Jakarta. Rencana jangka panjang mencakup pengembangan program akselerasi startup, kerja sama dengan venture capital, dan pembentukan alumni network yang kuat.

"Dalam tiga tahun ke depan, kami menargetkan minimal ada 10 startup yang berhasil inkubasi dari Saintek Hub dan siap berkompetisi di pasar," ungkap Husni Teja dengan optimis. Target yang ambisius namun realistis mengingat potensi dan dukungan yang tersedia.

Saintek Hub juga diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi di fakultas-fakultas lain di UIN Jakarta, bahkan di perguruan tinggi Islam lainnya di Indonesia. Konsep integrasi antara nilai-nilai keislaman dengan pengembangan teknologi modern menjadi keunikan tersendiri yang bisa menjadi benchmark.

Saat sore menjelang, aktivitas di Saintek Hub masih terlihat ramai. Mahasiswa masih asyik berdiskusi, smart screen masih menampilkan kode-kode program, dan suara keyboard yang berdetak mengiringi proses kreativitas yang tak kenal waktu. Di ruang inilah, masa depan teknologi Indonesia sedang ditempa oleh generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.

Saintek Hub bukan sekadar ruang co-working space. Ia adalah simbol transformasi pendidikan tinggi Islam Indonesia yang tidak hanya menghasilkan lulusan yang taat beragama, tetapi juga inovatif dan siap menghadapi tantangan zaman. Di sinilah, ide-ide brilian akan lahir, inovasi akan tumbuh, dan masa depan teknologi Indonesia akan dibentuk.