Riset Media Harus Hasilkan Karya Distingtif

Riset Media Harus Hasilkan Karya Distingtif

Teater Prof Dr Aqib Suminto, Berita UIN Online– Riset tentang media perlu terus dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan sudut-sudut pandang ilmiah yang baru. Hal ini dibutuhkan agar karya ilmiah menjadi karya distingtif dan berdampak lebih luas bagi kehidupan masyarakat.

Demikian benang merah Kuliah Dosen Tamu bertajuk Trend Riset Komunikasi di Era Digital di Teater Lantai 2 Gedung FIDIKOM UIN Jakarta, Kamis (05/10/2017). Kegiatan diinisiasi oleh jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) FIDIKOM.

Kuliah umum sendiri menghadirkan dua narasumber, yakni Profesor Riset LIPI Bidang Komunikasi sekaligus Kepala Puslitbang Literasi Profesi Kemkominfo RI Prof Dr Gati Gayatri MA dan Dekan FIKOM Universitas UPI YAI Jakarta dan Guru Besar Komunikasi UI Prof Dr Ibnu Hamad. Diskusi dipandu dosen FIDIKOM UIN Jakarta Bintan Humaera MA.

“Kegiatan ini sengaja diadakan untuk mahasiswa-mahasiswi semester V dan VII yang sedang mengenyam mata kuliah Metodologi Komunikasi dan penelitian tugas akhir agar tidak keliru dalam mengambil corpus dan lain-lain nya,” buka Bintan.

Dalam pemaparannya, Gati Gayatri mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip mediamorphosis dan difusi inovasi dapat menjadi sudut pandang untuk melihat perkembangan penelitian tentang internet dan penelitian yang terkait dengan media digital dalam komuikasi. “Sekarang jurnal-jurnal yang berorientasi pada media mempublikasikan hampir setengah dari jurnal artikel terkait dengan media baru digital,” tambahnya.

Di tepi lain, Ibnu Hamad mengungkapkan terdapat beberapa aspek riset yang perlu diperhatikan. Diantaranya, theoretical rigor (kurangnya teori), methodological innovations (inovasi dalam metodologi penelitian), dan sonceptualization of research related to communication technology (kerjasama antar peneliti dalam mengkonseptualisasikan teknologi komunikasi).

Menurut Hamad, aspek-aspek ini acapkali menjadi tantangan berat bagi para peneliti. Namun pemenuhan aspek-aspek ini menjadikan karya tulis ilmiah menjadi distingif. “Itu yang dapat membuat riset kita nantinya memiliki sudut pandang berbeda. Dan sekarang berdakwah pun dapat lewat digital” tegasnya.

Dalam pembukaannya, Dekan FIDIKOM UIN Jakarta Dr. Arief Subhan MA mengapresiasi pelaksanaan diskusi tersebut. Sebab menurutnya, integrasi keilmuan antara dakwah dan komunikasi di era globalisasi perlu menjadi perhatian sivitas akademika FIDIKOM. (Farah NH/Syarifaeni Fahdiah/ZM)