Rektor: Semua Konferensi Internasional Harus Punya Website untuk Publikasi

Rektor: Semua Konferensi Internasional Harus Punya Website untuk Publikasi

[caption id="attachment_13754" align="alignright" width="300"]Launching Website Konferensi Internasional perdana Rektor UIN Jakarta meluncurkan website konferensi internasional perdana, I-MELT Conference 2016, disaksikan Ketua LP2M, Sekretaris LP2M dan Kepala Puslitpen, Jum'at (14/10/16).[/caption]

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online-- Konferensi internasional adalah kegiatan yang sangat besar. Selayaknya informasi kegiatannya harus dapat diakses seluruh akademisi dunia.

Demikian disampaikan Rektor UIN Jakarta saat meresmikan peluncuran website konferensi internasional pertama UIN Jakarta, I-MELT (Indonesia-Malaysia English Learning and Teaching) Conference 2016, disaksikan Ketua LP2M Prof Dr M Arskal Salim GP MA, Sekretaris LP2M Drs Imam Subchi MA dan Kepala Puslitpen Wahdi Sayuti MA Jum’at (14/10/16) di ruang rapat rektor, Gedung Rektorat lantai 2.

“Dengan partisipasi akademisi dunia, kita akan mendapatkan banyak temuan-temuan baru dan revisi-revisi terhadap teori-teori. Dari situ akan lahir banyak teknologi baru untuk diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat dalam rangka mengembangkan peradaban dunia,” ujar Dede.

Oleh sebab itu, lanjutnya, maka hasil konferensi internasional harus dibaca dunia. Jika tidak dipublikasikan, nilai dan bobot internasionalnya menjadi terkurangi.

“Hanya eventnya saja internasional, tapi publikasinya lokal. Maka kita menginginkan agar publikasinya internasional,” tegasnya.

Untuk dapat dibaca masyarakat internasional, menurut Dede, seluruh prosidingnya harus dionlinekan dan kemudian diindek oleh indexing agencies yang dipercaya akademisi internasional dan menjadi targeted publisher yang akan dicari para akademisi dunia.

“Jika ada tulisan kita di situ, maka kemudian akan dibaca mereka,” imbuhnya.

Ditambahkannya, konferensi internasional itu bukan hanya para pembicara dan partisipannya saja yang internasional, tapi publikasinya harus juga bisa dibaca masyarakat internasional.

Oleh sebab itu, Dede berharap mulai tahun 2017 ini, 15 kegiatan internasional yang sudah dicanangkan UIN Jakarta setiap tahun ini, prosidingnya bisa diindexing Scopus yang sudah dikenal baik oleh dunia.

“Untuk itu, mulai dari sekarang sudah harus dipersiapkan tema, tempat, dan makalah kegiatannya untuk dipublikaisan ke dunia mulai Januari 2017 dengan tujuan para akademisi dunia akan dapat berpartisipasi, baik sebagai pembicara, partisipan, kontributor makalah, atau menjadi apapun di situ,” paparnya.

Dede menegaskan kembali, semua kegiatan internasional harus memiliki website yang terkoneksi dengan Website UIN Jakarta sebagai rumah kegiatan ini. Seluruh kegiatan yang berasal dari UIN Jakarta, walaupun royaltinya pada hak masing-masing, tapi hak publikasinya ada pada UIN Jakarta, sehingga dapat meningkatkan reputasi akademik institusi.

“Seluruh fakultas sedang mempersiapkan TOR masing-masing untuk membuat website konferensi internasional untuk tahun 2017 nanti. Dalam beberapa minggu ini in syaAllah 15 website konferensi internasional selesai,” imbuhnya.

Dede juga memastikan, selama negara Indonesia masih ada, konferensi internasional ini harus terus ada.

“Walaupun anggaran untuk universitas dipangkas oleh negara, anggaran untuk kegiatan ini tidak akan dipotong. Ini harus berjalan karena sudah terkoneksi ke Scopus dan publisher,” pungkasnya bersemangat.