Rektor Minta Benahi Semua Sistem Kerja

Rektor Minta Benahi Semua Sistem Kerja

Ruang Sidang Utama, BERITA UIN Online – Rektor Amany Lubis meminta kepada pimpinan dan seluruh komponen di UIN Jakarta agar membenahi sistem kerja yang ada. Pembenahan dilakukan agar semua sistem berjalan baik dan tidak menimbulkan banyak masalah.

“Kita harus memiliki semangat bekerja untuk membangun UIN Jakarta. Kita jangan mengeluh karena apa yang kita kerjakan merupakan tugas mulia,” katanya saat membuka Rapat Progress Report Beban Kerja Dosen (BKD) Periode Juli-Desember 2018 yang digelar Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Jakarta di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat, Rabu (6/2/2019). Rapat dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik Zulkifli, Ketua LPM Sururin, dan para ketua Gugus Jaminan Mutu dari 12 fakultas.

Rektor juga mengatakan, pembenahan UIN Jakarta ke depan harus terus dilakukan dan setiap ada masalah langsung dicari akar penyebabnya. Oleh karena itu semua komponen dan pimpinan harus sama-sama bekerja demi kemajuan UIN Jakarta.

“Kita bekerja harus dengan hati, karena jika dengan hati Allah akan sayang kepada kita,” tuturnya.

Terkait masalah BKD, Rektor mengungkapkan bahwa masalah apa pun yang dihadapi harus diselesaikan dengan baik. Ia mengakui BKD masih banyak masalah, terutama dalam sistem aplikasinya. Namun, katanya, masalah tersebut akan dapat diselesaikan jika dicari akar masalahnya.

Sementara itu, Sururin dalam laporan singkatnya mengatakan bahwa dalam pembenahan UIN Jakarta banyak tugas berat yang harus segera diselesaikan. Tugas itu di antaranya memantau semua akreditasi program studi.

“Karena itu, dalam rapat ini kita akan mendengarkan laporan masing-masing GJM fakultas. Sampai di mana progress report dan apa saja masalah yang dihadapi,” ujarnya.

Dalam masalah BKD, menurut Sururin, LPM sedikit menghadapi kendala, terutama terhadap pembayaran remunerasi dosen-dosen negeri yang berstatus dipekerjakan (DPK) di perguruan tinggi swasta. Masalah utama yang dihadapi, misalnya ketidaksamaan jadwal ujian akhir semester antara perguruan tinggi negeri dan swasta.

“Ketidaksamaan jadwal ini bisa menyulitkan proses pembayaran remunerasi dari capaian BKD dosen bersangkutan,” jelas Sururin.

Sedangkan masalah lain, Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta hingga kini belum memiliki GJM. Hal itu berbeda dengan fakultas yang sudah lama mengembangkan pendidikan S1.

Sururin berharap dalam rapat yang dipandu dirinya itu semua masalah dapat diatasi sesegera mungkin. (ns)