Rektor: Lembaga Pendidikan Islam Harus Lahirkan Generasi Kritis, Kreatif, dan Inovatif

Rektor: Lembaga Pendidikan Islam Harus Lahirkan Generasi Kritis, Kreatif, dan Inovatif

[caption id="attachment_9560" align="alignleft" width="300"]Umat Islam dan bangsa Indonesia harus menjadi pemenang sekaligus aktor utama dalam menghadapi persaingan di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Globalisasi. Untuk itu, lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren dituntut bisa melahirkan generasi berjiwa kritis, kreatif dan inovatif. Umat Islam dan bangsa Indonesia harus menjadi pemenang sekaligus aktor utama dalam menghadapi persaingan di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Globalisasi. Untuk itu, lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren dituntut bisa melahirkan generasi berjiwa kritis, kreatif dan inovatif.[/caption]

Gedung Nadwatul Ummah, BERITA UIN Online— Umat Islam dan bangsa Indonesia harus menjadi pemenang sekaligus aktor utama dalam menghadapi persaingan di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Globalisasi. Untuk itu, lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren dituntut bisa melahirkan generasi berjiwa kritis, kreatif dan inovatif.

Demikian disampaikan Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA saat mengisi seminar dan bedah bukunya, Islam dan Sains: Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia, di Gedung Nadwatul Ummah, Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (05/03).

“Upaya integrasi keilmuan dengan keislaman yang dilakukan oleh madrasah, pesantren dan kampus berbasis agama harus bisa melahirkan tokoh-tokoh yang memiliki critical thinking, creative thinking, dan inovative thinking,” ujarnya.

Transformasi IAIN menjadi UIN yang dipelopori UIN Jakarta, tambah mantan Direktur DIKTI Kementerian Agama RI ini, merupakan salah satu upaya agar kalangan santri dan lulusan madrasah bisa masuk ke dalam kalangan profesional.

“Basic thinking-nya agama tetapi dapat belajar melalui profesional seperti kedokteran, komputer, biologi, kimia, fisika dan lainnya. Sehingga nantinya lahir sosok model yang punya komitmen profesionalism dan komitmen keagamaan yang baik” tambahnya.

Mantan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta ini juga berpesan kepada kalangan santri untuk tidak merasa takut saat memasuki program studi umum di tingkat universitas. Terlebih perguruan tinggi Islam juga sudah banyak menawarkan program studi umum sehingga memberikan ruang bagi kalangan santri untuk menjadi seorang profesional. (NJS/SF)