Rektor: KH M Tolchah Hasan Guru dan Tokoh Inspiratif

Rektor: KH M Tolchah Hasan Guru dan Tokoh Inspiratif

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Rektor UIN Jakarta Amany Lubis menilai Menteri Agama era Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), KH Muhammad Tolchah Hasan, merupakan guru bangsa dan sekaligus tokoh yang banyak memberikan inspirasi dalam pembangunan kehidupan beragama di Tanah Air.

Hal itu dikatakan Rektor melalui WhatApp yang disampaikannya kepada BERITA UIN Online dari Maroko, Rabu (29/5/2019). “Pak Tolchah bagi Kementerian Agama bukan saja sebagai seorang negawaran melainkan juga banyak memberi contoh kinerja yang baik dan produktif,” katanya.

Rektor mengungkapkan keluarga besar UIN Jakarta sangat kehilangan sosok panutan seperti M Tolchah Hasan. “Sebagai Rektor dan atas nama sivitas akademika UIN Jakarta saya turut menyampaikan duka cita mendalam. Semoga almarhum mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Menteri Agama era Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), KH Muhammad Tolchah Hasan, tutup usia di RSUD Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (29/5/2019) pukul 14.35 WIB. Informasi yang diperoleh, mantan Mustasyar Nahdlatul Ulama itu meninggal karena sakit yang dideritanya. Almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga Bungkuk, Singosari, Kota Malang.

Kabar meninggalnya M Tolchah Hasan mengejutkan banyak pihak yang selama ini mengenalnya. Tak hanya di kalangan Nahdliyyin tapi juga keluarga besar Kementerian Agama, termasuk UIN Jakarta.

Pada tahun 2001, Menteri Agama M Tolchah Hasan sempat meresmikan gedung Rektorat UIN Jakarta. Gedung berlantai 3 itu hingga kini masih kokoh berdiri.

M  Tholchah Hasan lahir di Tuban, Jawa Timur, 10 Oktober 1938. Ia pernah menjadi rektor ke-2 Universitas Islam Malang (Unisma) sebelum akhirnya menjadi Menteri Agama RI era Gus Dur.

Sebagai seorang ulama, M Tolchah Hasan adalah sosok dengan keilmuan yang mendalam. Penguasaannya terhadap teks-teks agama ditunjukkan dengan aktivitasnya mengajar di pondok pesantren dan di berbagai perguruan tingi. Sebagai seorang tokoh agama ia juga mampu menciptakan pemikiran-pemikiran segar dalam pemahan terhadap agama. Buku populer yang ia tulis (disamping banyak karya yang lain) adalah Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU. (ns/dari berbagai sumber)