Rektor Buka ICCLAS 2018

Rektor Buka ICCLAS 2018

Bintaro, BERITA UIN Online—Konferensi Internasional tentang Budaya dan Bahasa di Asia Tenggara atau International Conference on Culture and Language in Southeast Asia (ICCLAS) 2018 resmi dibuka di Bintaro, Rabu malam (29/8/2018). Konferensi menghadirkan ratusan peneliti berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk mempresentasikan paper penelitian mereka tentang Islam Asia Tenggara kontemporer.

Konferensi dibuka langsung Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada MA didampingi Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Prof. Dr. Syukron Kamil. Pembukaan konferensi turut diisi dengan presentasi perdana tentang dinamika Islam Asia Tenggara kontemporer yang dinarasumberi Prof. Dr. Azyumardi Azra MA dari UIN Jakarta dan Dr Minako Sakai dari University of New South Wales Australia.

Dalam pembukaannya, Rektor berharap kegiatan ICCLAS 2018 mampu mendialogkan para ilmuwan yang hadir sekaligus memperkaya khazanah berbagai wilayah keilmuan yang menjadi objek bahasan. UIN Jakarta sebagai universitas dengan core kajian Islamic Studies perlu diperkaya melalui konferensi internasional yang menyoroti Islam dari berbagai sudut pandang keilmuan.

“Tahun ini, kami mengagendakan 10 konferensi internasional, termasuk ICCLAS. Ini sangat bagus karena mempertemukan banyak ilmuwan UIN Jakarta dan dunia, membahas berbagai isu kontemporer Islam,” jelasnya.

Selain pengayaan kajian, konferensi seperti ICCLAS juga menjadi keharusan bagi UIN Jakarta dalam membangun kutub keilmuan melalui publikasi karya akademik di berbagai publikasi internasional terindeks. Saat karya akademik terpublikasi, jelasnya, kemungkinan pengutipan oleh berbagai peneliti luar menjadi sangat terbuka.

Terpisah, Syukron menjelaskan, ICCLAS 2018 mengagendakan presentasi riset para peneliti sesuai tema ‘Contemporary Islam and Culture in Southeast Asia and Middle East’. Sekurangnya terdapat 69 judul riset ratusan peneliti yang dijadwalkan untuk dipresentasikan.

Presentasi paper sendiri terbagi dalam sejumlah kelompok seperti Regional Languages and Islam, Islam and Literature, Islamic Library and Information Science, Islamic History and Culture, Trends and Issues in Wasathiyah Islam, dan Cultural Studies in Islamic Higher Education.

“Konferensi mengagendakan riset dalam rumpun ilmu-ilmu sosial. Tidak hanya bahasa dan sastra, politik, tapi juga berbagai isu keislaman kontemporer,” papar Syukron. (farah nh/aw/zm)