Rektor: Al-Qur’an Sumber Peradaban

Rektor: Al-Qur’an Sumber Peradaban

Reporter : Luthfi Destianto

 

Purwokerto, UINJKT Online – Rektor UIN Jakarta Prof Dr Komaruddin Hidayat mengatakan Al-Qur’an merupakan sumber peradaban manusia yang membimbing menuju kemajuan dan kebahagian yang hakiki. Di dalam Al-Qu’an terdapat ayat kealaman (science) yang dapat dijadikan pedoman, motivasi, dan etika dalam berbagai rekayasa masyarakat (social engenering), rekayasa teknik (technical engenering).

 

"Al-Qur’an memiliki arti penting bagi umat Islam. Di samping sebagai sumber hukum dan doktrin keimanan, Al-Quran juga menjadi sumber peradaban," ujar Komaruddin ketika menyampaikan ceramah hikmah Nuzulul Qur’an dalam Puncak Peringatan Nuzulul Qur’an Nasional yang dilakukan di Masjid Agung Baitussalam, Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (17/9) malam. Acara tersebut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

 

Guru Besar Filsafat UIN Jakarta ini menambahkan, Al-Qur’an juga menginspirasi umat Islam di seluruh dunia untuk menggali ilmu pengetahuan lebih mendalam. Sehingga mendorong lahirnya  banyak karya akademik di bidang sains dan teknologi. “Tidak ada sebuah teks yang menghasilkan teks-teks lain sebanyak Alquran,” tegasnya.

 

Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pentingnya Al-Qur’an dijadikan petunjuk bagi umat manusia sebagai pegangan untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. ”Dengan peringatan Nuzulul Qur’an kali ini marilah kita renungkan kembali hikmah di balik peristiwa besar dan agung itu agar dapat membangkitkan semangat untuk membangun peradaban yang unggul, maju dan mulia," lanjut Presiden.

 

Presiden yang biasa disapa SBY itu dalam kesempatan tersebut juga mengajak seluruh umat Islam untuk senantiasa menjunjung kebersamaan. Kebersamaan adalah modal utama dan solusi bagi permasalahan bangsa. Al-Qur’an memerintahkan sesama manusia untuk bersatu padu. "Bila di antara kita terdapat perbedaan, selayaknya perbedaan tersebut dikelola dengan baik. Mari kita jadikan semangat Nuzulul Qur’an untuk meneguhkan momentum untuk bersatu," serunya. [Nif/Ed]