Reakreditasi Magister Sejarah Kebudayaan Islam FAH Diharap Memuaskan

Reakreditasi Magister Sejarah Kebudayaan Islam FAH Diharap Memuaskan

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Program Magister Sejarah Kebudayaan Islam (MSKI) Fakultas Adab dan Humaniora tahun ini diharapkan akan memperoleh hasil memuaskan dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Harapan tersebut dikemukakan Ketua Program MSKI Amelia Fauzia kepada BERITA UIN Online melalui WhatApp, Jumat (11/9/2020).

Amelia mengatakan, MSKI saat ini sedang melakukan akreditasi ulang setelah habis masa akreditasinya. Sebelumnya, magister yang dibuka sejak 2012 itu memperoleh akreditasi B dari BAN-PT.

“Saat ini MSKI sedang akreditasi ulang. Semoga hasilnya memuaskan sehingga lebih menambah kepercayaan publik dan memperkuat kelembagaan FAH. Selain itu, reakreditasi juga menjadi ajang evaluasi diri agar lebih baik di masa mendatang,” katanya.

Proses reakreditasi MSKI berlangsung selama dua hari pada 10-11 September 2020. Visitasi dan asesmen dilakukan secara virtual oleh dua asesor BAN-PT, yakni Akhmad Rifa’i dan Nasution.

Rektor UIN Jakarta Amany Lubis saat pembukaan visitasi, Kamis (10/9), juga mengharapkan agar proses rekreditasi MSKI berjalan lancar dan memperoleh hasil memuaskan. Menurut Rektor, MSKI merupakan salah satu prodi magister yang progresif sehingga layak mendapat status yang lebih baik.

“Semoga harapan tersebut terwujud, Insya Allah,” ucapnya.

Amelia Fauzia menyatakan, reakreditasi ini merupakan sebuah kesempatan besar bagi Prodi MSKI untuk menjadi prodi magister sejarah Islam yang berstandar internasional. Hal ini sesuai dengan visi-misi yang diemban MSKI, yakni untuk mengembangkan fakultas berbasis riset kelas dunia yang mengedepankan aspek keislaman dan etika keilmuan dalam konteks kemanusiaan dan keindonesiaan dengan berpegang teguh pada prinsip agama, moralitas, dan etika keilmuan.

Bahkan pada visinya, MSKI secara tegas diharapkan akan menjadi salah satu program magister terkemuka di Asia pada tahun 2024 melalui integrasi dan kontekstualisasi ilmu sejarah dan kebudayaan Islam dalam perspektif keislaman dan keindonesiaan.

Perkembangan MSKI hingga saat ini, jelas Amelia, di antaranya telah menempati posisi pertama pada Sinta (Science and Technology Index) Kementerian Riset dan Teknologi dari delapan MSKI yang ada di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI). Urutan kedua ditempati UIN Yogyakarta dan urutan ketiga ditempati Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.

Perkembangan lainnya, sejak 2019 MSKI telah menerapkan kurikulum berbasis KKNI atau Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dengan metodologi pengajaran yang kuat. Beberapa mata kuliah di antaranya sudah berbahasa Inggris dan diampu oleh para guru besar berpengalaman dengan reputasi internasional.

Kemudian MSKI tahun ini bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan UIN Jakarta, Social Trust Fund (STF), dalam pemberian beasiswa filantropi Islam dan dengan beasiswa Azyumardi Azra Schoolarship.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha FAH Feni Arifiani mengatakan, selama proses visitasi untuk rekreditasi MSKI, pihaknya dan tim telah menyiapkan seluruh persyaratan yang diperlukan, termasuk soal sarana dan prasarana.

“Meskipun visitasinya virtual, tapi kami all out untuk membantu dan memberi dukungan agar proses reakredtasinya lancar,” ujarnya. (ns)

Foto: Dok MSKI FAH