Ranita UIN Jakarta Ikuti Ekspedisi Desa Tanggguh Bencana

Ranita UIN Jakarta Ikuti Ekspedisi Desa Tanggguh Bencana

Gedung SC, BERITA UIN Online – Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan (KMPLHK) Ranita UIN Jakarta mengikuti Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019 regional Jawa. Acara ini digelar untuk meminimalisir risiko bencana tsunami yang mengintai 584 desa di selatan Pulau Jawa (Selat Sunda).

Lien Sururoh, anggota Divisi Disaster Management Ranita yang mengikuti kegiatan Destana kepada BERITA UIN Online di gedung Student Center (SC), Selasa (27/8/2019), mengatakan, Ekspedisi Destana diikuti oleh berbagai kalangan, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media masa. Sementara Ranita, kata Lien Sururoh, dalam kegiatan tersebut terlibat sebagai tim penulis pada segmen empat regional Banten. Tugas tim antara lain mencari data dan temuan baru di sepanjang daerah yang dikunjungi pada segmen empat Provinsi Banten.

“Saya fokus mencari data dan temuan mengenai kearifan lokal yang berkaitan dengan tsunami. Selain itu, saya juga mewawancarai pengalaman warga yang terdampak tsunami dan sosok keluarga siaga bencana tsunami,” katanya.

Lien Sururoh mengatakan, langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana tsunami di selatan Pulau Jawa di antaranya menginformasikan potensi ancaman gempa bumi dan tsunami pada aparat dan masyarakat. Selain itu, tim juga melakukan identifikasi awal ketangguhan desa rawan tsunami dan melakukan sosialisasi kesiapsiagaan pada masyarakat, termasuk penanaman vegetasi pelindung pantai.

Walaupun ditugaskan hanya di segmen empat wilayah Banten, menurut Lien Sururoh, anggota Ranita memulai mengikuti Ekspedisi Destana di segmen tiga Jawa Barat, mulai dari daerah Ujung Genteng, Sukabumi, hingga ke Palabuan Ratu. Tim tersebut mulai bertugas pada 12 Agustus 2019, tepatnya seusai selesai prosesi serah terima pataka dari Jawa Barat ke Banten di perbatasan Jawa Barat dan Banten di daerah Cibareno.

Selama di Banten, kegiatan yang dilakukan di antaranya mewawancarai para tokoh masyarakat Bayah untuk mengetahui kearifan lokal terkait gempa bumi dan tsunami. Wawancara juga dilakukan terhadap kesiapan PT Indonesia Power, penyedia energi listrik di wilayah Labuan, dan upaya mitigasi yang telah dilakukan pihak perusahaan dalam menghadapi ancaman tsunami.

“Kami juga mewawancarai sejumlah pedagang dan penyedia jasa di Pantai Carita dan Desa Teluk untuk mengetahui dampak tsunami terhadap perekonomian masyarakat serta kesaksian beberapa korban tsunami pada 26 Desember 2018 silam,” ujarnya.

Pada 15 Agustus 2019, kegiatan diakhiri dengan mengikuti diskusi mengenai beberapa objek vital di di Kantor Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) dengan pembicara dari pihak ASDP, Pertamina, dan PLTU Suralaya. Setelah itu, kegiatan Ekspedisi Destana 2019 resmi ditutup di Lapangan Lebak Gede.

Menurut Lien Sururoh, kalangan muda, khususnya mahasiswa UIN Jakarta, diharapkan dapat mengikuti kegiatan mitigasi bencana tersebut. Hal itu bertujuan guna membuka wawasan terhadap ancaman bencana dan mengetahui aksi-aksi pengurangan risiko bencana di mana pun.

“Tujuan ini juga untuk mewujudkan Indonesia agar tangguh terhadap segala ancaman bencana yang datang,” katanya. (ns/lien sururoh)