Ranita UIN Jakarta Bantu Korban Gempa Aceh

Ranita UIN Jakarta Bantu Korban Gempa Aceh

[caption id="attachment_15095" align="alignright" width="225"]Posko Gempa Pos Peduli Gempa Aceh Ranita UIN Jakarta di Pidie Aceh, Kamis (22/12/2016)[/caption]

Pidie, Aceh, BERITA UIN Online-- Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan Kembara Insani Ibnu Battutah (KMPLHK Ranita) UIN Jakarta mengirim dua tim untuk membantu korban gempa di Aceh.

“Tim pertama terdiri dari dua anggota Ranita, yaitu Givela Nur Khaleda semester sembilan dan Bahrul Ulum semester lima, keduanya mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Pagi ini, tim sudah sampai di Banda Aceh langsung menuju posko pusat,” ujar Lina Sobariyah Arifin staf Bidang Penelitian dan Pengembangan Ranita melalui pesan singkatnya, Ahad (11/12/2016).

Untuk membantu tim pertama, lanjut Lina, Ranita mengirim kembali tim kedua pada Kamis pagi (22/12/2016).

Pada bencana ini, lanjut Lina, tim pertama bertugas melakukan assesment kondisi terkini di daerah terdampak yang paling parah, yaitu Kecamatan Trianggadeng Kabupaten Pidie Jaya Aceh.

Ditambahkannya, selain itu, tim yang turun kesana ditargetkan melakukan program recovery pembangunan pada salah satu fasilitas publik yang mengalami kerusakan.

“Di sini Tim Aceh dan Tim Jakarta juga melakukan koordinasi dalam melakukan penggalangan dana kepada seluruh sivitas akademik UIN Jakarta dan pihak-pihak lain,” imbuh Lina.

[caption id="attachment_15096" align="alignleft" width="300"]Lembaga Pendidikan Madrasah yang rusak akibat gempa, Kampung Sagoe Aceh[/caption]

Setelah melakukan pencarian fasilitas publik yang diperlukan untuk dilakukan perbaikan fasilitas, sambungnya, tim pertama menemukan madrasah yang mengalami kerusakan dan diputuskan untuk melakukan program pembangunan perpustakaan madrasah.

Pada 22 Desember 2016, Ranita kembali menurunkan tim kedua yang terdiri dari tiga anggota, dua anggota Ranita dan satu anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Macala) Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

“Mereka bergabung dengan tim pertama di salah satu rumah warga di Trianggadeng,” terang Lina.

Selama beberapa minggu disana, Lina melaporkan, tim mengalamai beberapa kendala, seperti kondisi alam yang berbeda dengan di Jakarta, akses transportasi yang terbatas, kondisi sosial masyarakat yang tertutup, dan biaya untuk melakukan pembangunan.

[caption id="attachment_15097" align="alignright" width="300"]Trauma Healing Tim Ranita melakukan trauma healing kepada anak-anak korban gempa Aceh[/caption]

Berdasarkan laporan dari tim di lapangan, ada dua agenda utama yang dilakukan oleh para relawan UIN Jakarta ini, yaitu melakukan psikososial dan rekonstruksi. Psikososial dilakukan di Taman Pendidikan Anak di Kuta Pangwa dan di kampung Tampuy yang berfokus pada pendidikan keagamaan.

Untuk rekonstruksi, terlebih dahulu dilakukan assesmentbeberapa meunasah (tempat shalat) di kampung Sagoe dan beberapa tempat pendidikan yang belum terakomodir di Trianggadeng. (mf)