Rakernas Kemenag 2019 Resmi Ditutup

Rakernas Kemenag 2019 Resmi Ditutup

Jakarta, BERITA UIN Online – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin resmi menutup penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama RI 2019 yang digelar di Hotel Shangri-La, Jumat (25/1/2019). Rakernas bertema “Moderasi "Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat" itu berlangsung sukses serta menghasilkan beberapa keputusan penting dan strategis dalam meningkatkan mutu kinerja aparatur maupun program kerja di Kementerian Agama RI.

Dalam kata sambutannya, Menag Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa saat ini merupakan awal kinerja untuk melaksanakan program strategis Kemenag RI dengan semangat Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat. Perilaku baik dan menebar kebajikan diakukan dengan mentaati perintah kebaikan dan menghindari keburukan.

Manusia, katanya, pada tabiatnya akan bekerja setelah dipaksa atau ada sanksi. Allah pun demikian, yakni akan memberi punishment bila aturan dilanggar dan mengganjar atas kebaikan yang dilakukan. Allah tidak langsung menyatakan memberi pahala, namun Allah akan menunjukkan kecintaan kepada hamba-Nya.

“Aparatur Sipil Negara (ASN) juga demikian, terdapat tiga kategori, yakni dapat bekerja karena ada sanksi, bekerja karena imbalan, dan bekerja karena cinta kepada pekerjaan. Kita semua harus mengetahui betul di mana posisi kita,” jelasnya.

Menag berharap agar para ASN mengedepankan sifat gemar melayani sebagai bentuk tanggung jawab terhadap amanat kerja yang diberikan oleh Allah. Pimpinan di lingkungan Kemenag harus sudah pada level cinta bekerja dan melayani. Untuk itu, semua Eselon 1 dan 2 harus melakukan perubahan dan debirokratisasi yang menjadi dasar kepemimpinan ke depan. “Kapasitas diri sebagai pemimpin harus terus menerus ditingkatkan. Diklatpim Kemenag RI juga harus mampu meningkatkan kapasitas keuangan dan perencanaan semua unsur,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) ke depan bukan hanya memikirkan Badan Layanan Umum (BLU) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), tapi harus meningkatkan kualitas PTKIN, termasuk peringkat dan intelektualitasnya. Terakhir, kata Menag, PTKIN yang harus integrasi data merupakan langkah awal untuk pengambilan kebijakan selanjutnya di semua ranah kinerja. Integritas semua pimpinan harus muncul pada tiap langkah kerja. Keteladanan dan tanggung jawab merupakan dua nilai penting yang harus selalu hadir.

Menag menandaskan, keberagamaan juga harus hadir di semua sisi kehidupan. Konsekuensinya, setiap ASN punya tanggung jawab untuk menyebarkan ajaran agama di ruang publik. Karena isu keumatan dan otoritas kesarjanaan kini dimiliki oleh pemimpin di Kementerian Agama. Untuk itu, semua harus bersuara untuk mengungkapkan kebenaran dan menunjukkan otoritas keagamaan yang dimiliki ASN.

“Begitu pula dalam hal keberagamaan perlu dimunculkan kesalehan sosial untuk mewujudkan kebersamaan. Agama tidak untuk dibajak dan dimanfaatkan utuk tujuan memecah-belah umat dan bangsa,” katanya.

Menag mengungkapkan, dirinya memiliki pengalaman pertama dapat menghadiri Rakernas Kemenag RI tahun 2019. Ia menilai banyak penguatan yang diperoleh selama tiga hari menyaksikan Rakernas tersebut.

“Untuk itu, kebersamaan dan keadilan harus menjadi nilai unggul dari kepemimpinan kita. Mari kita melakukan konsolidasi untuk melancarkan tugas dan berkembang secara nasional dan internasional,” pungkasnya.

Acara Rakernas Kemenag RI 2019 yang digelar sejak 23 Januari 2019 itu dihadiri oleh sekitar 300 peserta dari unsur pimpinan satuan kerja Kementerian Agama di tingkat pusat dan daerah. Rektor Amany Lubis hadir pula mewakili unsur pimpinan UIN Jakarta.

Bagi Amany, Rakernas Kemenag merupakan kegiatan yang diikutinya pertama kali sejak dirinya dilantik sebagai rektor UIN Jakarta oleh Menag Lukman Hakin Saifuddin pada 7 Januari 2019 lalu.  (ns)