PSU LDK Syahid Salurkan Bantuan untuk Warga Kampung Bandan

PSU LDK Syahid Salurkan Bantuan untuk Warga Kampung Bandan

[caption id="attachment_20340" align="alignright" width="300"] Tim relawan PSU LDK Syahid UIN Jakarta membantu korban bencana kebakaran yang terjadi di Kampung Bandan, Senin (18/9/17)[/caption]

Ancol, BERITA UIN Online-- Stasiun Kampung Bandan adalah stasiun kereta api yang berada di perbatasan Kelurahan Ancol dan Kelurahan Mangga Dua Selatan. Di sekitar stasiun Kampung Bandan terdapat pemukiman padat penduduk. Hampir keseluruhan bangunan di pemukiman tersebut terbuat dari kayu.

Pemukiman yang terletak di antara dua jalur rel kereta api ini ludes terbakar pada Sabtu, (16/9/2017) lalu. Diperkirakan kebakaran disebabkan korsleting arus listrik. Sekitar 21 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah. Pemadaman api sempat terkendala oleh karena padatnya arus lalu lintas dan jauhnya sumber air dari pemukiman.

Kampung Bandan kini menjadi pemukiman yang rata dengan tanah. Rumah kayu berubah menjadi abu dan arang karena habis terbakar. Hanya ada dua tenda yang berdiri kokoh yang dipergunakan korban kebakaran sebagai tempat tinggal sementara. Tidak hanya berlindung di bawah tenda yang seadanya, beberapa masyarakat juga mencoba berteduh di kolong rel kereta. Tidak banyak bantuan yang datang untuk membantu korban kebakaran Kampung Bandan. Padahal, kampung tersebut masih berada di perkotaan Jakarta. Banyak orang yang tidak peduli karena cap ilegal terhadap status kampung tersebut.

Pos Solidaritas Ummat Lembaga Dakwah Kampus Syahid (PSU LDK Syahid) UIN Jakarta dan beberapa tim relawan bergerak untuk membantu korban bencana kebakaran yang terjadi di Kampung Bandan. Mereka hadir pada hari Senin, 18 September 2017. Mereka membawa donasi berupa pakaian layak pakai untuk anak-anak dan dewasa sebanyak 4 karung, pakaian dalam sebanyak 35 helai, 1 karung beras 50 Kg, mainan anak-anak 1 karung, buku-buku bacaan dan alat tulis 1 karung, dan uang sebesar Rp 350.000,00.

Hasan Abdulloh, salah satu relawan PSU LDK Syahid mengungkapkan keprihatinan dirinya terhadap korban kebakaran. Lebih dari 1.000 orang bernaung di pemukiman tersebut walau berasal dari bilik kayu.

“Kasihan sekali, di balik mewahnya Jakarta masih banyak warga yang terpinggirkan dan mendiami lingkungan kumuh. Miris ketika melihat anak-anak tumbuh di lingkungan yang tercemar,” ujar mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan itu.

Ditambahkannya, sulitnya sumber air bersih yang menyebabkan wabah penyakit bagi warga Kampung Bandan. Ia juga prihatin karena tidak adanya lahan bermain untuk anak-anak bermain. Hasan berharap agar lebih banyak lagi bantuan yang datang untuk korban kebakaran di Kampung Bandan.

“Aku pribadi tidak bisa berbuat apa-apa. Walaupun kami datang dengan donasi seadanya, tetapi warga korban kebakaran sangat antusias dengan kehadiran kami. Namun, bantuan yang kami bawa belum bisa memenuhi kebutuhan mereka,” ungkapnya. (sarahmotiva/mf)