PSGA Tetapkan Enam Paper Terbaik LKTI 2017

PSGA Tetapkan Enam Paper Terbaik LKTI 2017

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta memilih enam makalah terbaik dari 105 makalah Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Gender dan Anak 2017. Keenam makalah dipilih menjadi karya terbaik karena memenuhi aspek orisinalitas gagasan, kebaruan tulisan, dampak ilmiah, sumber acuan, analisis, sistematika penulisan,  dan kualitas bahasa.

Demikian keputusan dewan juri LKTI Gender dan Anak 2017 PSGA UIN Jakarta yang dikutip BERITA UIN Online, Kamis (2/11/2017). “Setelah melalui beberapa tahapan penilaian, maka dewan juri menetapkan beberapa nama pemenang yang ditentukan berdasar kriteria keilmiahan tulisan,” ungkap Ketua PSGA Rahmi Purnomowati SP., M.Si.

Keenam paper pemenang sendiri terbagi dalam dua kategori, dosen dan mahasiswa. Untuk kategori dosen, terpilih Masthuriyah Sa’dan dari UIN Sunan Kalijaga sebagai juara pertama atas karyanya Pengarusutamaan Gender dalam Pendidikan Pesantren: Kajian Feminisme Islam.

Selanjutnya, Abidin Nurdin dari Universitas Malikussaleh Aceh meraih juara kedua. Abidin menulis karya berjudul Pencegahan dan Perlindungan Anak Berbasis Gampong di Aceh: Penguatan Adat dalam Memberikan Proteksi Terhadap ABH (Anak yang Berhadapan dengan Hukum.

Sedang juara ketiga untuk kategori dosen diraih oleh Abdul Aziz. Dosen STAI Nurul Iman, Parung, Bogor ini menulis karya Relasi Gender dalam Membentuk Keluarga Harmoni: Upaya Membentuk Keluarga Bahagia.

Untuk kategori mahasiswa, dewan juri menetapkan Mardian Sulistyati sebagai juara pertama. Mahasiswa UIN Jakarta ini menulis paper bertajuk Pembangunan dan Feminisasi Tanah di Indonesia; Kajian Ekofeminisme Global.

Peringkat selanjutnya di tempati Furba Indah. Mahasiswa UIN Jakarta ini menulis paper Meninjau Double Barden dalam PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan sebagai Hambatan Mewujudkan Gender sebagai Aspek Ketahanan Keluarga Buruh.

Peringkat terakhir, masih ditempati mahasiswi UIN Jakarta, Tita Novitasari. Tita menulis paper berjudul Pencegahan Perilaku Bullying di Sekolah .

Rahmi menambahkan, penetapan pemenang bersifat final karena sudah didasarkan pertimbangan keilmiahan suatu tulisan. Namun jika dikemudian hari naskah karya tulis yang menjadi pemenang diketahui dan terbukti sebagai hasil plagiat atau bukan karya sendiri maka PSGA akan membatalkan status pemenang.

“PSGA akan membatalkan statusnya sebagai pemenang lomba dan wajib mengembalikan hadiah,” tandasnya. (farah nh/yuni nk/zm)