PPM Fasilitasi Pengabdian Berbasis Riset se-Banten

PPM Fasilitasi Pengabdian Berbasis Riset se-Banten

[caption id="attachment_19372" align="alignleft" width="300"]Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta, Djaka Badranaya ME. Tahun ini, PPM memfasilitasi 22 kelompok dosen UIN Jakarta melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) di berbagai desa/kelurahan Provinsi Banten. Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta, Djaka Badranaya ME. Tahun ini, PPM memfasilitasi 22 kelompok dosen UIN Jakarta melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) di berbagai desa/kelurahan Provinsi Banten.[/caption]

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta memfasilitasi Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) bagi 22 kelompok dosen di berbagai desa/kelurahan yang tersebar di kabupaten/kota se-Provinsi Banten. Selain untuk mendorong riset kalangan dosen, program yang difasilitasi diharapkan bisa meningkatkan keberdayaan masyarakat wilayah sasaran program. Demikian disampaikan Kepala PPM Djaka Badranaya ME kepada BERITA UIN Online, Rabu (2/8/2017). Menurutnya, PPM tahun ini kembali menawarkan fasilitasi pengabdian dosen kepada masyarakat melalui skema PpMD. “Melihat urgensi pengembangan masyarakat dan tugas riset, PPM kembali menawarkan program tersebut dengan jenis program yang lebih advanced dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya. Tahun ini, jelasnya, program pengabdian ditawarkan dalam tiga jenis. Ketiganya, PpMD berbasis riset dimana tim dosen berkewajiban mengeksplorasi metode atau pendekatan tertentu dalam pemberdayaan, PpMD berbasis desa binaan lanjutan di wilayah yang tahun sebelumnya menjadi sasaran, dan PpMD berbasis desa binaan baru untuk wilayah sasaran baru. Dari puluhan proposal usulan, tambahnya, PPM sendiri memilih 22 proposal yang diajukan para dosen. Masing-masing, PpMD berbasis riset tiga proposal, PpMD berbasis desa binaan lanjutan enam proposal, dan PpMD berbasis desa binaan baru 13 proposal. Tiap proposal mendapat bantuan pendanaan Rp 50 juta. “Ada banyak proposal usulan sebetulnya. Namun melihat relevansi tema yang diusulkan dan kapasitas pendanaan, kita hanya memilih usulan proposal dari 22 kelompok dosen,” katanya. Terkait pemilihan lokasinya sendiri, sambung dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, PPM sengaja memilih wilayah sasaran program seluruhnya di kabupaten/kota se-Provinsi Banten. “Ini visi, di mana UIN Jakarta yang secara geografi ada di Banten. Memiliki tanggungjawab moral, sosial, kultural, dan spiritual untuk mengabdikan kelembagaan ke Banten,” katanya. Dari 22 proposal usulan sendiri, tiga tim proposal (1 berbasis riset, 2 desa binaan lanjutan) menyasar Kabupaten Lebak, tiga tim (2 berbasis riset, 1 binaan baru) di Kabupaten Pandeglang, dan enam tim (4 binaan lanjutan, 2 binaan baru) di Kota Tangsel. Selanjutnya, enam proposal PpMD binaan baru di Kabupaten Tangerang, satu binaan lanjutan di Kota Serang, satu binaan lanjutan di Kabupaten Serang, satu binaan lanjutan di kota Cilegon, dan satu binaan lanjutan di Kota Tangerang. Selain itu, tema pengabdian yang dilakukan juga beragam sesuai pendekatan keilmuan dan urgensi permasalahan sosial kemasyarakatan warga wilayah sasaran. Kelompok pengabdian berbasis riset dengan kordinator tim Ns Kustati Budi, misalnya, mengusulkan program pendampingan kader Posyandu dalam pemantauan tumbuh kembang anak masyarakat Baduy di Lebak. Lainnya, kelompok pengabdian binaan baru dengann kordinator Imam Subchi dan Rena Latifa mengusung usulan pemberdayaan masyarakat berbasis program rintisan budi daya sengon di Cikuya, Kabupaten Tangerang. “Tema pemberdayaan yang diusulkan cukup beragam. Ini karena kita ingin program dimaksud menyasar berbagai aspek sosial, ekonomi, keagamaan masyarakat wilayah sasaran,” terangnya lagi. (farah nh/yuni nurkamaliah/zm)