Piramida Perilaku Manusia

Piramida Perilaku Manusia

Oleh Prof Dr Masri Mansoer

“Sesungguhnya Allah mempunyai berbagai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”. (QS al-Baqarah: 243)

Yang kita maksudkan dengan piramida tingkah laku manusia di sini adalah apa dan bagaimana tingkah laku manusia yang paling banyak dilakukan sebagai cerminan dari kondisi daya jiwa yang dimilki manusia, yaitu daya hawa nafsu, ghadab, dan akal.

Al-Qur’an menyebutkan beberapa tingkah laku yang paling banyak atau dominan yang diperbuat oleh manusia, 1) kebanyakan manusia itu tidak bersyukur diulang dalam al-Qur’an sebanyak 9 kali dalam berbagai ayat; 2) kufur nikmat diulang sebanyak 5 kali dalam berbagai ayat; 3) tidak beriman kepada Allah dan ayat-ayat-Nya (kafir) diulang sebanyak 5 kali; 4) tidak mengetahui/jahil/bodoh diulang sebanyak 4 kali; 5) manusia itu zalim diulang sebanyak 2 kali; 6) putus asa sebanyak satu kali (al-Isra`: 83);  7) keterlaluan/melampaui batas sebanyak satu kali (al-Alaq: 6); 8) tergesa-gesa atau asal-asalan dalam berbuat sebanyak satu kali (al-Isra`: 11); 9) kikir atau pelit sebanyak satu kali (al-Isra`: 100); 10) suka membantah atau mencari-cari alasan sebanyak satu kali (kahfi 54); dan 11) suka mengikuti prasangka atau zhani (dugaan) sebanyak satu kali (Yunus: 36). Piramida perilaku manusia itu terulang sepanjang sejarah manusia.

Kemudian 1) Kebanyakan manusia itu tidak bersyukur diulang dalam al-Qur’an sebanyak 9 kali dalam berbagai ayat, yaitu al-Baqarah: 243, al-Mukminun: 78, al-Araf: 10, Yunus: 60, Yusuf: 38, al- Sajjadah: 9, Saba`: 13, al-Ghafir/al-Mukmin: 61, dan al-Mulk: 23. 2) Kufur nikmat, yaitu tidak mengakui berbagai nikmat Allah dan bahkan berbuat kerusakan terhadap nikmat Allah, perilaku ini diulang sebanyak 5 kali dalam berbagai ayat, yaitu Ibrahim: 34, al-Isra`: 67, al-Hajj: 66, al-Syura: 48, al-`Adiyat: 6.Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat (al-Hajj: 66).

3) Tidak beriman kepada Allah dan ayat-ayat-Nya (kafir) bahkan mengadakan Tuhan selain Allah, perilaku ini diulang sebanyak 5 kali, yaitu Yusuf: 103, al-Nahal: 83, al-Syuaara: 8 dan 67, al-Zukhruf: 15. Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir  (al-Nahal: 83). Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -- walaupun kamu sangat menginginkannya mereka beriman (Yusuf: 103).

4) Manusia itu berperilaku jahil/bodoh, bukan karena mereka tidak cerdas tetapi tidak mau menerima kebenaran dan tidak mau menggunakan kepintarannya untuk kebaikan, hal itu diulang sebanyak 4 kali, yaitu: al-Qashshash: 57, Saba`: 28, al-Ahzab: 72 dan al-Zumar: 49. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui (Saba`: 28).

5) Manusia itu berprilaku zalim kepada Allah, diri sendiri dan sesame, hal ini diulang sebanyak 2 kali, yaitu Ibrahim: 34 dan al-Ahzab: 72. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) (Ibrahim: 34). Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (al-Ahzab: 72).

Kalau diperhatikan pengulangan ayat-ayat di atas dan realitas yang kita amati dan saksikan di tengah kehidupan kita dewasa ini dapat dikatakan bahwa secara piramida tingkah laku manusia itu yang paling banyak tidak bersyukur atau kufur nikmat, diikuti dengan tidak beriman atau kafir, jahil, tidak menggunakan akal-pikirannya untuk kebenaran dan kebaikan, kemudiaan diikuti dengan perilaku zalim, putus asa, suka membatah, kikir/pelit dan seterusnya.

Manusia terdiri dari unsur jasmani-fisik dan rohani-psikis. Bila manusia hanya jasmani saja mayat namanya dan bila rohani saja mungkin hantu dan sebangsanya. Unsur rohani terdiri dari tiga daya, yaitu daya nafsu-nabatiyah, daya ghadabiyah-hewanidan daya akal-insaniyah. Plato seorang filosof mengatakan nafsu tempatnya di perut, ghadab/keberanian tempatnya di dada dan akal/rasio tempatnya di kepala.

Daya mana yang dominan pada rohani manusia maka akan melahirkan tingkah laku itu, contoh kalau yang dominan daya nafsu akan melahirkan tingkah laku rakus, kikir/pelit dan materialistis. Kalau yang dominan daya ghadab akan melahirkan tingkah laku sombong, takabur, zalim dan pamer, tetapi kalau yang dominan daya akan melahirkanlah tingkah laku cerdas, alim adil dan bijaksana.

Dalam cerita klasik Plato dikatakan bahwa perumpamaan jasad dan jiwa itu bagaikan delman/bendi, kuda dan kusir. Jiwa terdiri atas daya jiwa nafsu, daya jiwa ghadab dan daya jiwa akal diumpamakan kuda. Gerobak delman/bendi adalah jasad yang dihela/ditarik oleh kuda. Kuda dengan dua tali sais kanan dan kiri adalah daya jiwa ghadab dan daya jiwa nafsu, sedangkan kusir adalah simbol akal yang mengendalikan arah dan jalannya kuda agar semuanya bisa selamat untuk sampai kepada tujuan, yaitu tujuan hakiki, perjumpaan dengan Allah Yang Maha Baik.

Sebagai muslim kita yakin bahwa tidak cukup akal mengendalikan hidup kita tanpa disinari oleh Nur Ilahi (din al-haq) karena itu manusia memerlukan tuntunan agama. Untuk itu mari kita selalu jadikan akal kita sebagai pengendali dan penuntun hidup kita di bawah sinar Ilahi. Jangan sebaliknya akal di bawah kendali daya nafsu dan ghadab serta petunjuk iblis/syetan yang menyesatkan. Perilaku kebanyakan manusia yang digambarkan al-Qur’an di atas adalah karena manusia menuhankan Iblis/syetan serta menjadi nasfu dan ghadab sebagai agama.

Semoga Allah selalu membimbing dan meridhai jalan hidup kita di bawah kendali akal dan Nur Ilahi. Wallahu a’lam. (ns)

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.