Perguruan Tinggi Harus Menjadi Role Model Penerapan K3

Perguruan Tinggi Harus Menjadi Role Model Penerapan K3

Diorama, BERITA UIN Online—Dalam upaya optimalisasi penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pegawai di lingkungan UIN Jakarta, Bagian Umum dan Kepegawaian menggelar Rapat Dalam Kantor (RDK) bertemakan Health Safety Environment Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2019, Jumat (27/09), di ruang Diorama, kampus I UIN Jakarta.

Hadir sekaligus membuka secara resmi RDK tersebut, Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawain (AUK), Rudi Subiyantoro, didampingi Kepala Bagian Umum Edy Suandi, serta para Kepala Bagian dan Kepala Subbagian di lingkungan UIN Jakarta.

Hadir sebagai narasumber, Kartini Rustandi (Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI/narasumber), dan Azhary Zulkarnain (Senior QHSE Consultan, Auditor and Trainer/ PT. Bangun Nusa Mulia).

Dalam sambutannya, Rudi menegaskan tentang perlunya K3 di lingkungan UIN Jakarta. Keselamatan tidak hanya sebatas jasmani, namun juga rohani dan bagaimana yang kita lakukan tidak merugikan pihak lain sekaligus menjaga nama baik lembaga.

“Tujuan diadakannya RDK tentang K3 ini yaitu bagaimana kita mampu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja seluruh pegawai dan sivitas akademika UIN Jakarta. Tentunya, untuk mengoptimalkan penerapan K3 perlu pengetahuan yang cukup, oleh karena itu kita adakan RDK dan menghadirkan narasumber ahli di bidangnya,” terang Rudi.

Rudi menegaskan, bahwa segenap jajaran pimpinan UIN Jakarta mendukung langkah positif tersebut, agar apa yang menjadi cita-cita bersama, yaitu bagaimana menjadikan UIN Jakarta kampus yang go international dapat terwujud.

“Agar kita mampu bekerja optimal dan produktif, tentunya kita juga harus sehat dan selamat dalam bekerja. Oleh karena itu, saya berharap seluruh peserta mengikuti RDk ini hingga tuntas, sekaligus mendapatkan pemahaman yang dapat diaflikasikan di lingkungan/satker masing-masing,” tandasnya.

di tempat yang sama, Kartini dalam pemaparannya menegaskan, bahwa kesehatan dan keselamatan kerja merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling menyokong dalam produktifitas dan optimalisasi kinerja.

“Kesehatan bukan segalanya, tapi tanpa kesehatan segalanya tidak berarti apa-apa. Oleh karenanya, jika ingin selamat dalam bekerja, maka kita harus sehat terlebih dahulu. Diharapkan, perguruan tinggi mampu menjadi suri tauladan dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan selamat,” pukas Kartini.

Sementara itu, Azhary menuturkan, bahwa untuk meningkatkan kesadaran dalam merealisasikan K3 di lingkungan kerja, perlu adanya sosialisasi terlebih dahulu, dan bahaya yang ditimbulkan apabila kita abai dalam hal tersebut.

“Semakin sedikit kecelakaan kerja, maka produktifitas kita dalam bekerja semakin meningkat. Oleh sebab itu, sangat diperlukan sosialisasi sekaligus penerapan K3 di lingkungan kerja, baik industry maupun jasa,” ujar Azhary.

Ditambahkannya, K3 dirasa penting karena menyangkut tanggungjawab moral, Hak Asasi Manusia (HAM), praktik manajemen organisasi yang baik, dan tertuang dalam UUD 1945. (lrf)