PELUANG DAN TANTANGAN KERJA GENERASI MILENIAL DI ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL)

PELUANG DAN TANTANGAN KERJA GENERASI MILENIAL DI ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL)

Era Pandemi Covid-19 telah mengubah sebagian besar kehidupan manusia. Hampir semua sektor mengalami dampak negatif akibat pandemi ini, sehingga mengharuskan setiap orang untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru atau new normal. Bagi para sarjana baru tentu hal ini menjadi perhatian serius, dimana lapangan kerja dengan segala peluang dan tantangannnya menanti di depan mata. Bagaimana generasi millenial khususnya para lulusan perguruan tinggi yang baru diwisuda menjawab hal itu?. Perlu adanya upaya yang terencana dan sistematis dalam merencanakan dan memeprsiapkan para calon alumni atau lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ibrat kawah candradimuka bagi generasi muda untuk mengasah dan melatih keilmuan dan keterampilan. Sebagai Institusi Pendidikan Tinggi, kita tentu memiliki visi besar untuk mengarahkan para calon lulusan terjun di dunia nyata saat mereka kembali pada masyarakat. Peluang dan tantangan harus bisa dijawab oleh para alumni dengan mengedepankan nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang ditanamkan sejak mahasiswa.

Sebagai Perguruan Tinggi yang berada di jantung Ibukota negara, para mahasiswa terbiasa menempa diri dan mengasah keterampilan dan kemampuan dalam skala nasional. Banyak hal yang bisa dilakukan semasa mahasiswa untuk mengembangkan diri. Begitu juga ketika mereka pulang ke kampung halaman masing-masing dan bagi mereka yang tetap memilih di Ibukota, mereka akan terbiasa dengan hidup mandiri dan berjiwa “petarung”

Center of Excelent, adalah istilah untuk disematkan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga Pendidikan Tinggi dalam berbagai ilmu pengetahuan dan kemahiran. Mahasiswa yang terbiasa hidup dengan penuh tantangan akan terbiasa terkonsetrasi pada belajar untuk berprestasi dan terampil serta mahir, khususnya kemahiran bahasa internasional yang menjadi bahasa percakapan masyarakat dunia dari berbagai negara.

Mereka yang hidup di Ibukota akan terdorong untuk menguasainya, sehingga membuka peluang-peluang untuk karir yang lebih baik di masa mendatang. Bahkan sejak mahasiswa, mereka juga akan terdorong untuk  menjadi bagian dari event-event Internasional yang diselenggarakan di Ibukota Jakarta.  Misalnya event olahraga seperti Asian Games, Sea Games, dan sebagainya. Mereka turut berpartisipasi menjadi panitia event terseubut yang mengharusnyak penguasaan bahasa internasional untuk menunjang percakapan antar bangsa yang menjadi peserta kompetisi tinggat internasional tersebut.

Peluang mahaiswa mendapatkan beasiswa bisa berkunjung ke luar negeri lewat berbagai program pertukaran mahasiswa, mupun kepemudaan internasional, baik dari program Kementerian Agama, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan lembaga internasional lain.  UIN Jakarta dalam 2-3 tahun terakhir ini mengadakan Kuliah Kerja Nyata berbasis Internasional di berbagai negara seperti  India, Filipina, Malaysia, China dan Turki. Kegiatan KKN tersebut jadi momentum bagi mahasiswa untuk memperkuat wawasan global. Kemudian, Unit Kegiatan Mahasiswa dalam beberapa kesempatan melalui Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta beberapa kesempatan  dalam event internasional menjuarai kompetisi, misalnya Juara umum di Macau, China dan di Oman serta beberapa negara lain. Prestasi mahasiswa dibidang olahraga tingkat Kemententrian Agama di UIN Maliki Malang sebagai penyelenggara, UIN Jakarta juga berpartisipasi, walaupun bukan juara umum, akan tetapi para mahasiswa pulang dengan membawa beberapa medali seperti perunggu, perak, dan emas.

Peran UIN Jakarta dalam menyiapkan generasi muda calon lulusan adalah mengedepankan bidang akademik, keterampilan, kepemimpinan, manajerial, bahkan hingga klaster seni, olahraga, dan lainnya. Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi mahasiswa untuk terus berprestasi dan kompetitif. Hal ini menjadi bekal bagi mereka sebagai modal insani yang besar bagi pasar kerja di Indonesia. Alhamdullilah, untuk klaster ASN atau PNS, setiap tahunnya lulusan UIN Jakarta diterima CPNS di berbagai instansi pemerintahan di masing-masing kementerian dan Badan.

Prestasi membanggakan juga hadir pada tahun 2019 kemarin, ada 10 alumni UIN Jakarta yang masuk menjadi anggota TNI melalui Pendidikan Perwira Karir di 3 Matra TNI (Darat, Laut, Udara).

Peluang dan Tantangan di Era Pandemi

Di era Pandemi Covid-19 ini, setiap masyarakat dihimbau agar selalu menerapkan protokol kesehatan dengan baik seperti memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun. Beberapa kegiatan rutin harus tetap dijalankan agar stabilitas perekonomian negeri terjaga. Maka konsep adaptasi kebiasaan baru atau new normal harus dijalani oleh masyarakat. namun, semangat untuk terus membangun harus dilanjutkan. Pemerintah sudah mengupayakan agar generasi muda generasi milenial bisa bekerja di manapun sesuai dengan minatnya dan keinginannya membuka peluang selebar-lebarnya di semua ranah kehidupan untuk bisa bekerja dengan layak sehingga mereka bisa menjamin kehidupan ekonominya dan juga menyejahterakan keluarga. Begitu juga apabila generasi muda yang akan melangsungkan ke pernikahan, mereka sudah mempunyai landasan ekonomi yang kuat. Dengan demikian dari sinilah mulai kesejateraan bagi rakyat Indonesia dimulai.

Universitas diharapkan oleh negara untuk menciptakan tenaga kerja yang mumpuni bahkan menciptakan pekerjaan. Jadi, selain mereka melamar pekerjaan secara profesional, juga diharapkan dapat menciptakan lapanagn kerja. Di Indonesia, banyak generasi muda membuat start-up, perusahaan  usaha mikro menegah yang dimulai dengan menggunakan ineternet itu akhirnya sekarang menjadi maju. Di masa pandemi covid-19 ini  kita lebih mengandalkan Teknologi Informasi. Teknologi menjadikan suatu khayalan menjadi kenyataan. Tidak bisa bertemu dosen secara fisik, kita berkhayal agar bisa bertemu, maka jadilan teknologi video call yang bsia berkomunikasi langsung dengan dosen secara daring (online). Inilah yang disebut new normal life yang telah mentransformasi semua ranah kehidupan, termasuk pendidikan, lapangan kerja—termasuk  juga mengartikan kerja itu sendiri.

Saat ini dunia kerja sudah sangat beragam. Bahkan para generasi milenial dapat bekerja dimanapun dan kapanpun tanpa harus terikat leh tempat dan jam kerja. Begitu juga yang dilakukan oleh rektor. Selain bekerja sesuai jam kerja dan di kantor, Rektor juga mengisi kegiatan kerja di luar jam kerja kantor dengan mengisi webinar di dalam dan luar negeri secara daring, dan mengurus organisasi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dan kegiatan lainnya yang memang tidak mengenal waktu kerja. Ketika menjadi narasumber webinar Internasional, harus menyesuakna  dengan waktu di negara penyelenggara, misal ketika saya diundang untuk menjadi narasumber di Uni Emirat Arab dimulai jam 20.00 waktu Abu Dhabi, di Indonesia bagian Barat sudah jam 11 malam. Beigut juga ketika saya menjadi narasumber di Amerika yang memiliki perbedaan waktu 12 jam dengan Indonesia. jadi ketika penyelenggaran mengadalakan webinar jam 14.00 waktu setempat, di Indonesia sudah jam 02.00 dini hari. Artinya seorang rektor memang dituntut untuk bekerja 24 jam nonstop setiap harinya.

Generasi milenial juga haru memikirkan peluang kerja. Dibutuhkan kerja kreatif-trasnformatif untuk bisa bersaing di dunia kerja hari ini. Inovasi, kreasi, dan transformasi tidak bisa dipisahkan dari dunika kerja abad ini. Banyak generasi milenial cerdas di  Indonesia yang bisa membuat berbagai keahlian, salah satunya membuat  games. Sama dengan almarhum BJ Habibie yang dikenal sebagai perancang pesawat. Karya-karya Habibie dapat dengan mudah kita temukan pada produk-produk pesawat Boeing maupun Airbus. Berbagai Paten Habibie yang paling familiar adalah sayap pesawat.

Menentukan untuk bekerja atau berwirausaha adalah pilihan dan passion para generasi milenial. Semuanya akan tercipta keseimbanganberbagai perusahaan, baik swasta ataupun BUMN tetap memerlukan staf  untuk melakukan re-generasi staf dan pimpinanan. Diharapkan para fresh graduate atau lulusan baru dapat mengisi ruang-ruang kosong tersebut. Misanya di Kementerian Agama saat melakukan rekrutmen untuk pegawai dosen PNS atau Non-PNS. Para alumni juga dapat mengambil peluang-peluang dikantor-kantor Kementerian lainnya atau lembaga dan perusahaan yang membutuhkan SDM yang berkmpeten.

Di sisi lain, mereka juga bisa membuat usaha sendiri, seperti UMKM, misalnya sebagai penyedia jasa. Para alumni harus bisa membaca peluang, kreatif dan inovatif sebelum membuka usaha, diuapayakan yang dibutuhkan oleh masyarakat. karena banyak profesi yang dahulu berjaya, tapi sekarang sudah tidak diperlukan lagi. pada saat ini. berkolaborasi bersa teman sesama alumni untuk membukan usaha menjadi salah satu strategi untuk bisa survive di dunia usaha.

Nilai dan Prinsip

Perubahan sosial yang cepat menjadikan manusia harus dapat beradaptasi dengan baik. Pada umumnya, prinsip integritas, profesionalitas, dan akuntabiltas itu tidak bisa di tawar lagi sebagai modal dasar meniti kehidupan. Kemudian, diperlukan juga nilai yang bersifat spiritual. UIN Jakarta sebagai universitas berbasis Islam, tidak hanya membekali mahasiswa nilai dan prinsip secara umum, akan tetapi lebih spesifik yaitu spiritual. Karena, spiritualitas menjadi pedoman untuk memiliki integritas tinggi, amanah, dan jujur. Semoga alumni UIN jakarta juga bisa seperti itu, tetap menjaga spiritualitas yang tinggi, keberagamaan, nilai-nilai yang kita junjung juga nilai moderasi beragamana untuk lebih mencerminkan rasa saling hormat antar sesama dan toleransi.

Nilai-nilai dasar yang menjadi cerminan mahasiswa UIN Jakarta terus dibina, di antaranya; praktikum ibadah dan praktikum qiraat. Kompetensi itu tidak bisa ditawar. Hukumnya wajib mahasiswa UIN Jakarta bisa baca dan tulis al-Qur’an serta harus taat beribadah, dalam artian rukun islam (shalat, puasa,haji, zakat). Nilai-nilai tersebut harus jadi panduan hidupnya, itu nilai-nilai yang harus dikembangkan kemudian belajar dari situasi kehidupan, mencontoh keteladanan dari para pemimpin dan tokoh-tokoh yang menginspirasi.

UIN Jakarta memiliki career desk atau Pusat Karir. Di pusat karir kita bisa bertukar informasi tentang peluang-peluang kerja. Pusat Karis pada awalanya digagas untuk mahasiswa magang, seperti di perbankan, di beberapa kantor  perusahaan dan instansi pemerintahan dan BUMN. Bagi yang beruntung dan memiliki kompetensi, tidak sedikit yang kemudian setelah lulus mereka direkrut kembali di tempat magang tersebut. Aktivitas magang biasanya dilakukan oleh mahasiswa semester 7 selama 3-6 bulan kemudian diberi sertifikat tanda magang. Hal tersebut menjadi bekal pengalaman bagi mahasiswa atau calon lulusan. Sertifikat tersebut juga bisa menambah isian SKPI.

Tidak hanya menyiapkan generasi siap kerja, UIN Jakarta juga menyiapkan para calon lulusan untuk siap melanjutkan studi. Perguruan Tinggi juga perlu regenerasi untuk para dosen dan pimpinannya. Maka kita harus memberikan rekomendasi untuk melanjutkan studi S2 dan S3. Rektor selalu mendorong agar mahasiswa calon lulusan sarjana mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk studi lanjut bahkan Kementerian Agama punya program Magister lanjut Doktor yang bisa mereka akses.

Profesi Multidisipliner

Pemetaan alumni UIN Syarif Hidayatullah saat ini datanya terus dimatangkan, agar tracer study para alumni terdeteksi. Kita juga mengapresiasi para alumni yang bekerja di luar bidangnya, karena UIN Jakarta menjunjung tinggi integrasi keilmuan. Kiprah alumni UIN Jakarta di bidang politik juga mendapatkan apresiasi yang tinggi walaupun dahulu kuliah di bidang keagamaan misalnya. Itulah UIN Jakarta. Mengedepankan integrasi keilmuan dan moderasi beragama. Artinya, ketika jadi mahasiswa, kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, tidak harus jadi guru, tapi bisa berprofesi di bidang manapun.

Pengalaman saya ketika sekolah SMA jurusan IPA Biologi, ingin masuk Fakultas Kedokteran, tetapi tidak jadi karena kondisi tertentu. Karena saya di Mesir, kemudian saya masuknya program studi sastra inggris di Universtas Al-Azhar Kairo. Bagi saya tidak ada pemilahan ilmu. S1 Sastra Inggris, S2 dan S3 Sejarah Peradaban Islam. Saat ini saya jadi Guru Besar Hukum Tata Negara di Faultas Syariah dan Hukum. Saya juga dikenal sebagai aktivis perempuan, membela hak perempuan dan hak anak, kemudian aktivis ketahanan keluarga.

Di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menjabat Ketua Bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga. Sementara di dunia internasional saya dikenal sebagai aktivis sekaligus orator dialog antar umat beragama. Saya bicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang peran organisasi masyarakat (ormas) di Indonesia dalam mencegah dan menanggulangi radikal-terorisme, di kesempatan lain juga berbicara tentang isu perempuan dan ekonomi. Kisah aktivitas saya selama ini menjadi cermin bagi para alumni untuk berkiprah dimana saja dengan profesi apa pun tetap membawa nama baik almamater sesuai sumpah dan ikrar wisuda.

Pesan untuk Alumni

Pesan saya adalah bahwa generasi muda alumni UIN Jakarta agar pandai melihat peluang bekerja. Pertama dengan menciptakan ruang kerja sendiri yang bermanfaat dan menghasilkan profit agar lebih bermanfaat untuk meninggikan kesejahteraan. Kemudian kedua agar meningkatkan kreativitas yang inovatif. Iqra’. Asal dari semua tujuan kita adalah membaca peluang dan tantangan serta membaca perubahan-perubahan zaman. Kita harus mengerti bukan hanya substansi dari materi belajar atau dari tujuan kita, setelah sarjana bukan hanya memahami ilmunya saja, tapi banyak hal yang harus dikejar.

Selalu optimis mendekatkan diri pada Allah SWT. Juga tetap bertawakal pada Allah SWT. Serta percaya Allah akan memberikan yang terbaik kepada kita, sehingga kita banyak belajar dan mengenal hal-hal baru untuk peningkatan kualitas diri kita. Pesan dari pengalaman saya, “Jangan menolak pekerjaan apapun yang diberikan, ajakan dari siapapun, dengan berkata wah ini bukan bidang saya dan saya belum bisa. Justru belum bisa itu harus belajar. Kemudian manfaatkan peluang sebaik-baiknya dengan tidak malas. Malas itu bukan hanya menyelesaikan tugas sesuai yang diharapkan, bagi saya itu masih malas. Tapi memberikan yang lebih, lebih rajin, lebih bagus, lebih elegant, ada nilai tambah yang lebih.  Itu baru tidak malas. Jadi kalau masih standar sesuai dengan panduan atau sesuai kontrak yang diberikan dikelas misalnya, itu masih terhitung malas. Tunjukkanlah nilai lebih dan kebaruan dalam setiap pekerjaan yang kita jalani.”

Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta