My Name is Khan

My Name is Khan

MY Name is Khan adalah sebuah film produksi Bollywood, India, yang saat ini ramai ditonton dan dibicarakan di kota-kota besar dunia.

Debutnya diputar di Abu Dhabi, 10 Februari 2010, dan dua hari setelahnya beredar di kota-kota besar dunia.Hak edar film ini dibeli Fox Star Entertainment dan secara mengagetkan memecahkan rekor box office. Dengan biaya produksi sekitar Rp110 miliar, dalam waktu sepekan saja penjualan karcis sudah mencapai Rp185 miliar. Alur cerita film ini seputar tiga tema yang menonjol,yaitu love story antara Rizwan Khan dan Mandira, stigmatisasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap umat Islam sebagai teroris, dan kejujuran serta keluguan pemuda Khan yang mengidap sindrom asperger, bagian dari spektrum autis, sehingga sulit berkomunikasi dalam pergaulan sosial.

Ketiganya diramu sedemikian rupa dengan teknik dan seni perfilman yang sangat bagus sehingga penonton tidak jemu mengikuti alur cerita film berdurasi 160 menit tersebut.Film ini juga menginspirasi penonton tentang kesetiaan cinta dan nilai kemanusiaan yang menjadi pengikat semua kelompok sosial keagamaan yang doyan bertikai. Cerita bermula dari sebuah keluarga muslim kelas menengah di Mumbai,India, yang memiliki dua anak laki-laki, Rizwan Khan dan Zakir.Khan terlahir dan tumbuh sebagai anak autis, tetapi sangat cerdas dan memiliki kelebihan cepat mempelajari bidang teknis dan permesinan.

Namun Khan yang autis menjadi objek olok-olokan temantemannya sehingga ibunya, Zarina Wahab, menaruh perhatian lebih ketimbang Zakir. Sampai-sampai Zakir cemburu,merasa kurang perhatian, dan membuatnya mencari beasiswa kuliah ke AS. Selesai kuliah, Zakir berhasil merintis usaha di AS bersama istrinya, Haseena. Keduanya muslim yang taat. Suatu hari Rizwan Khan diundang Zakir ke AS setelah orang tuanya meninggal. Dari sinilah dimulai drama kehidupan Khan yang penuh warna-warni. Dia adalah anak autis usia dewasa yang mulai merasakan getaran cinta,tapi tidak tahu bagaimana mengekspresikannya layaknya pemuda normal.

Khan juga seorang muslim yang taat,rajin menjalankan salat,entah di pinggir jalan,airport ataupun masjid. Bekerja sebagai salesman kosmetik herbal milik Zakir, Khan bertemu Mandira, seorang janda cantik beranak satu yang juga pemilik salon kecantikan. Singkat cerita, Khan akhirnya menikahi Mandira yang sama-sama berasal dari India dan nama Khan pun melekat di belakang nama Mandira dan anaknya, Sameer, yang beragama Hindu.Tragedi rumah tangga muncul gara-gara terjadi aksi terorisme 11 September 2001 yang meluluhlantakkan menara kembar WTC dan berbagai aksi Osama bin Laden yang beroperasi di seputar Pakistan dan Afghanistan.

Nama Khan secara jelas menunjukkan identitas keislaman sehingga mengundang kecurigaan dan sinisme dari warga kulit putih AS. Teman-teman sekantor Haseena, istri Zakir yang selalu berkerudung, mulai menunjukkan antipati kepadanya. Reese, teman karib sekolah Sameer Khan yang paling akrab, pun tiba-tiba bersikap tak acuh, bahkan menunjukkan sikap tidak senang kepadanya sehingga Sameer sedih dan bingung.Puncak dari ketidaksenangan Reese ini terjadi ketika keduanya bertengkar di tengah lapangan bola. Pertengkaran itu tanpa sengaja diketahui beberapa kakak kelasnya yang kemudian ikut menghajar Sameer karena Sameer Khan datang dari keluarga muslim.

Di luar dugaan, Sameer Khan meninggal akibat dihajar ramai-ramai.Waktu itu sesungguhnya Reese berusaha menghalangi, tapi gagal. Dia tergeletak sendirian di lapangan bola, semua pelakunya lari untuk membuang jejak. Mengetahui Sameer meninggal, kemarahan dan kesedihan Mandira meledak.“Ini semua garagara saya menikah dengan Khan,” teriaknya sambil mengusir Khan agar pergi meninggalkan rumah.

Gara-gara nama Khan yang muslim dilekatkan kepada dirinya, yang padahal masih Hindu,dan anak lakinya, Sameer, yang tidak tahumenahu tentang agama, keluarga itu menjadi berantakan. Sameer mati secara mengenaskan. Identitas keislaman yang melekat pada Khan telah menghancurkan kebahagiaan dan keutuhan rumah tangganya yang baru saja dibangun. Mandira mengultimatum Khan,dia boleh kembali ke rumah kalau bisa bertemu Presiden AS dan menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat: “My name is Khan, I am not a terrorist.” Karena cintanya yang amat mendalam kepada Mandira,Khan meninggalkan rumah, berupaya ketemu Presiden untuk mengatakan, “My name is Khan, I am not a terrorist.

” Sebagai pemuda autis yang lugu, jujur, taat beribadah, dan sangat mencintai kemanusiaan, Khan berusaha mendatangi forum yang dihadiri Presiden AS hanya untuk bertemu, memenuhi permintaan Mandira, agar dirinya bisa diterima kembali.Nasib sial terjadi.Dalam perjalanannya Khan justru dituduh oleh aparat kepolisian sebagai teroris yang hendak membunuh Presiden. Dia dimasukkan sel tahanan serta disiksa gara-gara dia seorang muslim dan dicurigai sebagai teroris. Padahal Khan adalah seorang yang antikekerasan dan mudah tersentuh melihat orang menderita,apa pun agamanya. Demikianlah, menonton film ini saya jadi tercenung.

Ternyata justru seorang autis dari Mumbai yang secara spektakuler telah menjelaskan Islam kepada masyarakat Barat dengan cara yang sangat menyentuh, asyik ditonton, dan sekaligus mendatangkan uang miliaran. Bukan dengan teriak-teriak demonstrasi di jalan atau lapangan terbuka sambil teriak “Allahu Akbar”. Tiga tragedi besar dalam sejarah, yaitu pecahnya Perang Salib, pendudukan Israel di Palestina, dan aksi teroris 11 Agustus 2001 telah mengguncang dan mengubah kehidupan beragama pada level dunia. Hubungan Barat dan dunia Islam menjadi saling berhadapan, bukannya berkoalisi membangun peradaban yang maju dan damai.

Melalui bahasa film, Khan dan Mandira telah berusaha menjembatani hubungan Islam dan Kristen yang saling mencurigai dan membenci. Lewat sosok Khan, film ini berhasil menampilkan ajaran Islam yang peduli pada penderitaan sesamanya tanpa mempersoalkan keyakinan agama. Rizwan Khan yang autis itu selalu ingat pesan ibunya, Zarina Wahab, bahwa di dunia ini ada dua macam pribadi, baik dan buruk, apa pun agama dan sukunya.Kebaikan itu mengatasi semua perbedaan.Nasihat ini diulang-ulang untuk diperdengarkan kepada dunia bahwa Islam itu agama cinta kasih, damai, dan senang pada kebaikan.

Ketika Khan membantu membangun gereja yang rusak akibat banjir, pemandangan semacam itu dulu mudah ditemukan di Indonesia bagian timur, tetapi akhir-akhir ini kian berkurang. Rizwan Khan,yang diperankan oleh Shahrukh Khan, bintang film termahal di India, dan Mandira yang diperankan oleh Kajol juga berhasil menyajikan drama cinta tipikal India, meski tidak kental sekali,yang menampilkan kesetiaan, air mata, nyanyian, tarian, ujian, dan ujungnya happy ending.(*)