Menhan Ryamizard: Umat Islam Berkontribusi Besar pada Kemerdekaan Indonesia

Menhan Ryamizard: Umat Islam Berkontribusi Besar pada Kemerdekaan Indonesia

[caption id="attachment_19751" align="alignleft" width="300"] Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu saat memberikan pidato kebangsaan pada pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan bagi mahasiswa baru di lapangan kampus UIN Jakarta, Selasa (22/8/2017). (Foto: Hermanuddin)[/caption]

Kampus UIN, BERITA UIN Online – Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan umat Islam sangat berkontribusi besar terhadap Kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan peranan ajaran Islam, dan umat Islam sebagai pemangku kepentingan negara, mempunyai arti sangat penting serta tidak dapat dihapus dalam panggung sejarah Indonesia.

“Kita (umat Islam) adalah ahli waris yang sah dari Tanah Air kita tercinta ini,” tandas Menhan saat mengisi pidato kebangsaan di depan ribuan mahasiswa baru pada pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus UIN Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Menhan mengatakan, Islam adalah agama yang lengkap dan komprefensif. Segala ajaran, arahan, dan larangannya merangkum berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya terdapat konsep mengenai bela negara. Selain itu, jelasnya, Islam juga sangat mendukung paham kebangsaan (alqaumiyah).

“Kebangsaan yang kita pahami adalah ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, yaitu kesatuan dari orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah, serta berpemerintahan sendiri,” ujar mantan perwira tinggi TNI AD tersebut.

Unsur-unsur kebangsaan di atas, lanjut Menhan, ternyata sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan semuan unsur yang melahirkan paham tersebut insklusif di dalam al-Qur’an, sehingga seorang Muslim yang baik pasti seorang anggota suatu bangsa yang baik. Bela negara, kata Menhan, merupakan salah satu bentuk cinta Tanah Air.

Oleh karena itu, kata Menhan Ryamizard, kesadaran bela negara untuk memperkuat jari diri dan persatuan nasional merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, khususnya bagi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan telah bertekad untuk membela, mempertahankan, dan menegakkan kemederkaan serta kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Di samping sebagai kewajiban dasar manusia, upaya bela negara ini juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara untuk mengabdi kepada bangsa dan negaranya.

“Sebagai manusia kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan tanah bernama Indonesia. KSelain itu kita juga wajib berterima kasih kepada bangsa dan negara yang telah memberikan tempat hidup lebih dari cukup,” papar pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950, itu. (ns)