Menag: Paham Radikalisme di Pesantren, Hanyalah Kasuistik

Menag: Paham Radikalisme di Pesantren, Hanyalah Kasuistik

[caption id="attachment_9465" align="aligncenter" width="640"]Jangan terjebak anggapan miring pesantren sebagai sarang gerakan radikal Jangan terjebak anggapan miring pesantren sebagai sarang gerakan radikal[/caption] BERITA UIN, Online -- Jangan takut mondok di pesantren. Jangan takut dengan anggapan miring yang bertaburan di ranah publik bahwa pesantren sarang gerakan radikal. Pesantren yang terindikasi paham radikal, hanyal kasus per kasus saja. Pesan di atas secara tersirat digulirkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Menag menjelaskan bawha  anggapan di beberapa pondok pesantren di Indonesia terindikasi paham radikalisme, hanyalah kasuistik. "Saya ingin mengajak masyarakat dan semua pihak jangan menggeneralisasi itu. Jika ada satu, dua pondok pesantren yang mengajarkan paham radikalisme, perlu dipertanyakan apa benar itu pondok pesantren atau hanya sebagai kedok saja," ungkap Menag beberapa hari silam kepada BERITA UIN, Online Lebih jauh Menag melihat bahwa pondok pesantren di Indonesia jika benar-benar pesantren, tentu tidak akan mengajarkan ajaran-ajaran yang bertolak belakang dengan esensi Islam yang harus membawa dan menebarkan keselamatan. "Kalau ada pesantren yang mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan agama Islam, maka harus dipertanyakan, apakah benar itu pesantren. Karena pesantren di Indonesia itu mempunyai ciri khas tersendiri, sejak ratusan tahun lalu. Ada pengasuhnya, ada kurikulumnya yang baku, ada metodenya pengajarannya yang khas," paparnya. Namun, lanjut Menag, jika indikasi itu benar maka pemerintah harus serius menangani hal ini, dengan melibatkan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), MUI dan instansi lainnya. Langkah-langkah sebagai Menag sudah ia lakukan. Ia mengaku sudah dan selalu berkoordinasi dengan BNPT dan berbagai pihak untuk mengantisipasi berkembangnya radikalisme di Indonesia, apalagi gerakan terorisme di Indonesia dan dunia semakin menigkat. "Tapi kembali, isu adanya ponpes radikal ini harus dicermati, apa benar itu pesantren atau hanya mengatasnamakan pesantren saja."