Menag: Moderasi Sangat Diperlukan dalam Birokrasi

Menag: Moderasi Sangat Diperlukan dalam Birokrasi

Jakarta, BERITA UIN Online – Menteri Agama Lukman Hakin Saifuddin mengatakan moderasi sangat diperlukan dalam birokrasi. Hal itu disampaikannya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemeterian Agama Tahun 2019 yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Acara Rakernas bertema "Moderasi Beragama untuk Kebersamaan Umat" itu dihadiri oleh sekitar 300 peserta dari unsur pimpinan satuan kerja Kementerian Agama di tingkat pusat dan daerah. Rektor Amany Lubis hadir pula mewakili unsur pimpinan UIN Jakarta.

Menag dalam sambutannya menyebut ada tiga mantera Kementerian Agama yang harus dijalankan oleh semua aparatur sipil negara (ASN). Mantera pertama adalah moderasi atau sikap hidup tengah, tidak ke kanan atau ke kiri.

Menurut Menag, moderasi berarti antara tasyaddud dan tasahhul, tidak sampai ke tepi. Dalam bahasa Arab hal itu biasa disebut sikap hidup yang wasathi (moderat). “Islam sesungguhnya mengajarkan pandangan seperti ini. Dalam semua sikap dan semua perilaku harus hati-hati. Ekstrem kanan dan ekstrem kiri sama-sama tidak sesuai,” kata Menang.

Mantera kedua, lanjut Menag, adalah kebersamaan. Pada mantera ini dikatakan bahwa hidup tidak bisa dilakukan secara individual belaka. Dalam mengurai berbagai problema, hidup perlu dilakukan bersama untuk mencari solusi menyelesaikan masalah, bukan dengan menonjolkan ego apalagi saling menjegal.

“Mencari kekurangan dan semua yang dianggap salah, menjadi cikal bakal keretakkan dan bisa jauh dari saudara. Bahkan boleh jadi bisa menjadi faktor yang memecah belah bangsa,” kata Menag.

Sedangkan mantera ketiga, menurut Menag, adalah integrasi. Dikatakan, integrasi sangat penting sebagai sebuah solusi. Dapat menyatukan data yang tercerai berai, termasuk masalah keuangan dengan perencanaan bisa serasi. Selain itu, integrasi juga tidak terjadi saling berselisih yang mengakibatkan kerugian.

Melalui tiga mantera Kementerian Agama tersebut, kata Menag, setidaknya bisa mengobati birokrasi dengan mudah atau menjadi sebuah cara agar birokrasi terstigma. “Kementerian Agama bisa menjadi teladan atau uswah. Dengan tiga mantera itu pula diharapkan kita akan mempu menghadapi kendala dan menjadi faktor pendorong bahkan faktor pengubah,” jelasnya.

Rakernas Kementerian Agama 2019 akan berlangsung hingga 25 Januari 2019. Agenda Rakernas selain untuk mengevaluasi kinerja tahun 2018 dan menyusun program kerja tahun 2019, juga diisi dengan diskusi yang disampaikan oleh sejumlah ahli. Antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan topik "Akselerasi Manajemen Keuangan Kementerian Agama”,  Guru Besar Fakultas Ekonomi UI Rhenald Kasali dengan topik “Bekerja Melayani Umat di Era Disrupsi", Guru Besar UIN Jakarta Azyumardi Azra dengan topik "Tantangan dan Masa Depan Moderasi Beragama dalam Peta Geo Sosial Politik", dan tokoh muda yang  mewakili generasi milenial Inayah Wahid dengan topik "Isu Moderasi Beragama Perspektif Generasi Millenial". (ns)