Menag Apresiasi International Seminar of Islamic-QA

Menag Apresiasi International Seminar of Islamic-QA

MenagHotel Grand Cempaka Jakarta, BERITA UIN Online-- Menteri Agama (Menag) melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Prof Dr Phil Kamaruddin Amin MA mengapresiasi acara International Seminar of Islamic Quality Assurance (Islamic-QA) yang diinisiasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bekerjasama dengan UIN Jakarta dan UIN Malang, Senin (6/10/2015) di Ballroom Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat.

“Tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi Perguruan Tinggi Islam (PTI) di Indonesia saat ini,” ujar Kamaruddin pada seminar yang bertema “Institusional Partnership on Quality Assurance in Strengthening Islamic Higher Education” ini.

Pernyataan Kamaruddin dikuatkan dengan empat alasan. Pertama, PTI di Indonesia mendapatkan dukungan kuat dari negara-negara Islam, karena berada di lingkungan sosiologis yang majemuk. Kontribusi PTI sangat fundamental dalam membentuk negara Indonesia yang demokratis.

Kedua, Indonesia adalah negara yang memiliki PTI paling banyak di dunia. “Tidak ada negara manapun yang memiliki lembaga pendidikan Islam sebanyak Indonesia. Jumlah madrasah mencapai 7.600 dengan siswanya 9 juta jiwa, 642 PTI, belum lagi ditambah pesantren,” ungkap Kamaruddin.

Ketiga, lanjut Kamar, PTI menjadi berkah bagi Indonesia yang majemuk. Kajian keislaman moderat inklusif menjadi perekat pandangan keberagaman dan unsur perekat kebangsaan.

Keempat, Indonesia menjadi kiblat referensi PTI dunia yang mempunyai ciri khusus kajian keislaman, bukan ilmu agama konservatif saja (Quran, Hadis, Fiqh, Tasawuf dan Kalam), tapi mahasiswa mendapatkan pengetahuan umum, misalnya ilmu didaktika, astrologi, matematik, sosiologi, komunikasi, kedokteran dan lainnya.

“Integrasi ilmu agama lebih kuat lagi dikembagkan di UIN. Penerapan ini menjadi distingtif dengan PT di Indonesia dan negara lain,” tegasnya.

Ditambahkannya, ciri-ciri ini perlu indikator khusus untuk jaminan kualitas yang dapat disepakati bersama negara-negara Islam, karena mutu pendidikan Islam di Indonesia tidak sama, ada yang maju dan ada yang perlu penguatan di berbagai aspek.

“Beberapa PTI izinnya dicabut karena tidak ada izin. Namun tidak sebanyak jumlah di Kemenristek Dikti. Di sinilah seminar ini menemukan momentumnya,” pungkasnya.

Diketahui, seminar Islamic-QA ini dihadiri 20 negara Islam anggota Association of Islamic-QA, 54 anggota asosiasi PTI internasional, dua 2 keynotes speaker (Menag dan Menristek Dikti), 12 narasumber international (Australia, Malaysia, Cina, Bahrain, Saudi Arabia, Turki, Pakistan, Mesir, dan Indonesia) dan 225 peserta perwakilan dari seluruh PTI di Indonesia. (MF)