Mahasiswa UIN Jakarta Bantu Pendidikan bagi Anak Buruh Migran di Malaysia

Mahasiswa UIN Jakarta Bantu Pendidikan bagi Anak Buruh Migran di Malaysia

Malaysia, BERITA UIN Online – Empat mahasiswa UIN Jakarta terpilih untuk mengikuti program Volunteerism Teaching Indonesian Children (VTIC) 2018 yang digelar di Sarwak, Malaysia. Tugas mereka di antaranya memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak buruh migran Indonesia yang menggarap di perkebunan kelapa sawit.

Keempat mahasiswa itu adalah Putra Bobi (mahasiswa  Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester 7), Fauzan Hardianto (mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis semester 5), Rahmi Hayyu Eksyar (mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Binis semester 7 ), dan Mawar Fatmalah (mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik semester 7).

Putra Bobi, salah satu peserta terpilih kepada BERITA UIN Online via sambungan telepon dari Sarawak, Malaysia, Rabu (16/8/2018) mengatakan, para mahasiswa tersebut terpilih setelah mengikuti seleksi nasional VTIC di Jakarta beberapa waktu lalu. Mereka berhasil menyisihkan sebanyak 1.084 calon peserta lain dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

“Dari seluruh calon peserta yang diseleksi, hanya sebanyak 46 peserta saja yang lulus, termasuk peserta mahasiswa UIN Jakarta,” katanya.

Perguruan tinggi lain yang berhasil dinyatakan lulus di antaranya dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Lampung (Unila),dan dan Ueniversitas Hasanudin Makassar, Sulwasesi Selatan.

Menurut Putra, program VTIC berfokus kepada pendidikan untuk anak-anak buruh migran Indonesia yang berkerja di ladang sawit  wilayah Sarawak Malaysia. Program tersebut berlangsung selama 24 hari mulai 4-26 Agustus 2018.

Selama mengajar anak-anak buruh migran, para peserta ditempatkan di beberapa Community Learning Center (CLC) yang dibentuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia. Pembukaan program tersebut diresmikan oleh Atase Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Ari Purbayanto di Kuala Lumpur pada 6 Agustus 2018 lalu.

“Saat ini sudah ada 54 CLC yang telah dibentuk dan ditempatkan di setiap perkebunan kelapa sawit. Tujuan adanya pembentukan CLC ini merupakan upaya untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak buruh migran Indonesia agar dapat mengenyam pendidikan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi,” jelas Putra. (ns/putra bobi)