Mahasiswa FISIP Jadi Duta Anti Narkoba Banten

Mahasiswa FISIP Jadi Duta Anti Narkoba Banten

[caption id="attachment_19410" align="aligncenter" width="631"]Bagus Muhamad Rijal, mahasiswa semester IX Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Jakarta. Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten menunjuknya sebagai Wakil I Duta Anti Narkoba Provinsi Banten, Kamis (27/07/2017). (Foto: Dokumen Pribadi) Bagus Muhamad Rijal, mahasiswa semester IX Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Jakarta. Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten menunjuknya sebagai Wakil I Duta Anti Narkoba Provinsi Banten, Kamis (27/07/2017). (Foto: Dokumen Pribadi)[/caption]

Gedung FISIP, BERITA UIN Online— Mahasiswa UIN Jakarta kembali torehkan prestasi. Adalah Bagus Muhamad Rijal, mahasiswa semester Sembilan Jurusan Hubungan Internasional FISIP, didapuk sebagai Wakil I Duta Anti Narkoba Provinsi Banten. Kepercayaan ini didapatnya dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten saat menggelar Hari Anti Narkoba Internasional di Ratu Hotel Bidakara, Kamis (27/07/2017) lalu.

Bagi Bagus, ini adalah amanah baru setelah di tahun 2015 dinobatkan sebagai Duta Pemuda Anti Narkoba Kabupaten Tangerang. Kendati begitu, ia mengaku siap lahir batin mengemban tugas baru melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya narkoba di tingkat provinsi. Dalam dua bulan ke depan, misalnya, ia harus berkeliling tak kurang dari 50 daerah se-Banten guna menjalankan tugasnya.

“Alhamdulillah diberikan kepercayaan menjadi Wakil I. Ini berkat do’a dan dukungan semuanya. Setelah ini, rencana terdekat saya fokus melakukan sosialisasi dan edukasi bahaya narkoba di 50 tempat selama 2 bulan ke depan,” katanya saat diwawancarai tim Berita UIN Online, Kamis (3/8/2017).

Bagus menambahkan, penunjukannya sebagai wakil duta diharapkan memaksimalkan sumbangsihnya bagi warga Banten dalam menangkal bahaya sebaran narkoba yang makin massif. Terlebih sangat ironis, Banten yang sebelumnya dikenal religius, akhir-akhir ini banyak didera isu narkoba. “Dewasa ini, Banten tidak saja dilihat sebagai distributor tetapi juga sebagai tempat produksi,” keluhnya.

Menurut Bagus, sosialisasi dan edukasi bahaya narkoba menjadi sangat penting bagi warga. Sosialisasi diperlukan guna menjelaskan jenis produksi obat-obat terlarang yang terus berkembang. Sedang edukasi diharap membekali warga tentang apa yang harus mereka lakukan dalam mewaspadai sekaligus mengatasi problem penggunaan narkoba.

Tak hanya itu, edukasi juga bisa diberikan dengan memberikan panutan bagi generasi muda yang dianggap rawan sebaran narkoba.” Oleh karena itu, ke depan, bukan hanya memberikan sosialisasi, kita juga harus bisa menjadi panutan anak muda untuk terus berkarya tanpa narkoba,” ujarnya bersemangat.

Mendapat kepercayaan sebagai Wakil I Duta Anti Narkoba sendiri dirasa Bagus bukan perkara mudah. Bagus harus terlebih dulu melewati rangkaian seleksi yang sangat ketat. Mulai dari seleksi administrasi yang diikuti 500-an peserta hingga disaring jadi 20 finalis. Selanjutnya, peserta terpilih mengikuti karantina selama tiga hari di Hotel Puri Kayana, Serang. Pada tahap karantina, finalis diberikan pemahaman terkait kenarkobaan, public speaking, dan personality.

Tak berhenti di situ, para finalis juga mengikuti tes wawancara dengan pihak BNN, Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri, diskusi tentang bentuk kepariwisataan tanpa narkoba, dan menampilkan kreativitas dan bakat. Pada grand final, setiap finalis diberikan pertanyaan oleh dewan juri dan harus menjawabnya dalam waktu 30 detik. Bagus yang mewakili Kabupaten Tangerang akhirnya didapuk menjadi Wakil I,  sedangkan Juara I diraih finalis asal Kota Tangerang Selatan, Victorius. (Farah NH/Ahmad Hamdani/zm)