LP2M Selenggarakan Workshop Pengelolaan HKI

LP2M Selenggarakan Workshop Pengelolaan HKI

[caption id="attachment_9385" align="alignleft" width="300"]Ketua LP2M Dr. M. Arskal Salim GP MA saat membuka workshop Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi seluruh dosen di Ruang Diorama, Kamis (28/01). Workshop bertujuan menumbuhkan kesadaran dosen untuk menghasilkan produk penelitian berbasis Hak Paten. Ketua LP2M Dr. M. Arskal Salim GP MA saat membuka workshop Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi seluruh dosen di Ruang Diorama, Kamis (28/01). [/caption]

JAKARTA, BERITA UIN Online— LP2M UIN Jakarta mengadakan workshop pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi seluruh dosen UIN Jakarta di Ruang Diorama, Kamis (28/01). Workshop dinarasumberi oleh Faisal Syamsuddin, Patent Examiner HKI Dijen HKI Kemenkumham dan Medhanita Dewi Renanti, S.Kom, M.Kom, dosen Institut Pertanian Bogor.

Ketua LP2M Dr. M. Arskal Salim GP, MA yang membuka workshop mengatakan, penyelenggaraan workshop bertujuan menumbuhkan kesadaran dosen untuk menghasilkan produk penelitian berbasis HKI. “Dengan begitu, ke depan kita harapkan produk riset dosen tidak hanya berbasis hak cipta, tapi juga berbasis hak paten,” ujarnya.

Dalam workshop tersebut, Faisal menyampaikan materi berjudul Lingkup dan Pengertian Paten serta Prosedur Pengajuan Permohonan Paten. Adapun Medhanita menyampaikan amteri bertajuk Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual dariPenelitian Berkualitas.

Menurut Faisal, Paten memiliki banyak manfaat. Diantaranya hak ekslusif,kepastian hukum,insentif terhadap suatu kreasi teknologi, posisi pasar yang kuat, meningkatkan daya saing, kesempatan lisensi, mendorong investasi, transfer teknologi,  dan strategi perencanaan perdagangan dan industri.

“Yang mana Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri. Ini sesuai Pasal 2 (1) UU Paten No 14 Tahun 2001,” terangnya.

Sementara itu, Medhanita mengatakan pemberian Hak Paten akan mendorong tumbuhnya budaya inovasi dalam tradisi riset akademik. Menurutnya, budaya inovasi bisa dimulai dari hal kecil namun memiliki manfaat besar. “Gojek, facebook, dan Yahoo lahir dari hal-hal kecil namun kini memiliki manfaat yang luar biasa bagi masyarakat,” terangnya. (SF)