Konferensi Pendidikan Internasional FITK Dibanjiri Peserta

Konferensi Pendidikan Internasional FITK Dibanjiri Peserta

[caption id="attachment_205323" align="alignright" width="300"] Dekan FITK sekaligus ketua panitia ICEMS Prof Dr A Thib Raya saat menyampaikan kata sambutan pada ICEMS (The 3rd International Conference on Education in Muslim Society) di hadapan sejumlah narsum dan presenter nasional dan internasional serta ratusan peserta di Auditorium Harun Nasution, Rabu (25/10/207).[/caption]

Auditorium Harnas, BERITA UIN Online-- Konferensi Internasional tentang Pendidikan pada Masyarakat Muslim yang disebut ICEMS (The 3rd International Conference on Education in Muslim Society) digelar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta pada Rabu-Kamis, (25-26/10/2017) di Auditorium Harun Nasution (Harnas).

“Kegiatan yang dihelat dua hari ini dirancang tidak hanya untuk membahas, namun juga untuk menawarkan rekomendasi bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Dekan FITK sekaligus ketua panitia ICEMS Prof Dr A Thib Raya saat menyampaikan kata sambutan di hadapan sejumlah narsum dan presenter nasional dan internasional serta ratusan peserta dari mahasiswa dan dosen yang membanjiri Auditorium Harnas, Rabu (25/10/207).

Terselenggaranya acara ini, lanjutnya, berkat kerja sama FITK UIN Jakarta dengan Universitas Putra Malaysia (UPM) Malaysia dan Pusat Pemikiran dan Pendidikan Islam (CITE) University of South Australia (UNISA), Australia.

“ICEMS ke-2017 ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan, khususnya masyarakat Muslim di seluruh dunia untuk berbagi karya, pendapat dan pengalaman dalam sebuah forum akademis yang terbuka,” terang Guru Besar Bahasa Arab FITK ini.

Ditambahkannya, tema yang diangkat adalah "Pendidikan di Abad 21: Pengetahuan, Profesionalisme, dan Nilai dimaksudkan untuk mencerminkan berbagai aspek pemikiran dan temuan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan di masyarakat Muslim, mulai dari kurikulum, penelitian dan pengembangan, pedagogi dan andragogi baru, nilai dan karakter bangunan, kepemimpinan dan manajemen, hingga penelitian tindakan kelas.

Pasalnya, menurut Thib Raya, pendidikan di abad 21 ini menghadapi tantangan dan peluang baru yang perlu dijajaki, dibahas, dan diantisipasi. Pendidik di seluruh dunia saat ini sedang mempersiapkan sekolah dan ruang kelas mereka untuk mempersiapkan siswa mereka untuk tinggal dalam masyarakat yang berubah dan kompleks.

“Interaksi dan hubungan antarmanusia berubah tidak seperti dulu berkat perkembangan teknologi informasi dan sains. Agar dapat membantu siswa yang tinggal di dunia masa depan, universitas, khususnya pendidikan guru, perlu dipersiapkan calon guru dengan pengetahuan, profesionalisme, dan nilai,” pungkasnya.

Thib Raya berharap konferensi ini dapat memberikan kesempatan yang tak ternilai untuk berjejaring di antara peserta internasional, baik secara individu maupun institusi.

Hadir dalam acara tersebut 13 pembicara internasional, di antaranya Prof Azyumardi Azra UIN Jakarta,  Prof Mohamad Abdalla Pusat Pemikiran dan Pendidikan Islam (CITE) Universitas South Australia, Dr Abdullah Sahin Universitas Warwick Inggris, Prof Dr Aida Suraya Md Yunus UPM, Prof Dr Ayyaz Nassem Universitas Concordia Kanada, Assoc Prof Steven Eric Krauss Universiti Putra Malaysia dan sejumlah pembicara nasional lainnya.

Berkesempatan membuka acara Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada ditandai dengan pemukulan gong disaksikan seluruh peserta seminar. (mf)