KKN, Ajang Mahasiswa Mengasah “Softskill”

KKN, Ajang Mahasiswa Mengasah “Softskill”

 

Pada Juli 2019 mendatang, UIN Jakarta akan menerjunkan para peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke berbagai daerah. Kegiatan KKN merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Melalui KKN, mahasiswa UIN Jakarta diharapkan memiliki kecerdasan sosial di tengah masyarakat, tidak hanya menjadi akademisi saja.

Selain itu, sinergi UIN Jakarta dengan masyarakat sekitar juga dianggap penting. Adanya KKN setidaknya menjadi salah stau indikator bahwa perguruan tinggi tidak menjadi menara gading. Untuk mengetahui tentang paradigm KKN, Siti Heni Rohamna dari BERITA UIN Online mewawancarai Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Jakarta Djaka Badranaya. Wawancara dilakukan di ruang kerjanya di gedung Rektorat lantai 3, Senin (22/4/2019). Petikannya:

Apa tujuan diadakannya KKN?

Sebenarnya KKN termasuk bagian dari mata kuliah. Sifatnya wajib bagi mahasiswa di 10 fakultas di UIN Jakarta, selain Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (hanya untuk prodi tertentu). Program KKN yang dilaksanakan PPM ini bukan mata kuliah biasa. Sinergi dengan pengabdian masyarakat menjadi kekuatan tersendiri bagi UIN Jakarta untuk mengoptimalkan aspek sosial kampus.

Berapa lama waktu pelaksanaan KKN?

Pelaksanaan di lapangan memakan waktu kurang lebih satu bulan. Konteksnya sama seperti kuliah dengan durasi satu semester. Untuk itu, mahasiswa harus mengikuti seluruh rangkaiannya. Mulai dari pembobotan hingga pelepasan KKN. Pada Januari akhir semester 7 nanti, akan dikeluarkan nilai KKN dalam bentuk formatif dan UAS.

Nantinya, ribuan mahasiswa angkatan 2016 yang sudah mendaftar KKN akan didistribusikan di daerah tertinggal, baik di dalam maupun di luar negeri. Mereka juga akan dibentuk kelompok KKN. Perannya untuk melakukan edukasi, sosialisasi, dan koordinasi.

Apakah KKN yang dilaksanakan mahasiswa harus sesuai dengan disiplin dan integrasi keilmuan di jurusannya?

Idealnya KKN memang dilaksanakan linear dengan integrasi keilmuan di jurusan masing-masing. Namun, tidak bisa sepenuhnya memenuhi keinginan program studi. Di UIN Jakarta ada 56 program studi. Jika semuanya dipecah menjadi KKN tematik memang regulasinya lumayan sulit.

Untuk itu, PPM merancang desain KKN yang sesuai dengan aplikasi keilmuan di daerah masing-masing. Dalam satu kelompok, misalnya ada yang dari fakultas tarbiyah, fakultas ushuluddin, dan fakultas sains. Tujuannya, nanti di daerah tertinggal mereka bisa mengintegrasikan keilmuannya sesuai dengan tupoksi masing-masing. Misalnya mahasiswa dari fakultas tarbiyah mengadakan program mengajar di sekolah.

Di mana lokasi penempatan KKN?

Untuk KKN Reguler, lokasinya tidak jauh dari Jabodetabek. Ada yang di Tangerang dan Bogor. Bagi yang terpilih mengikuti KKN Kebangsaan, lokasinya ada di Medan dan Ternate dengan total kuota 15 orang. Mahasiswa yang memiliki kendala pribadi dan tidak bisa mengikuti KKN Reguler selama satu bulan penuh, bisa mengambil KKN in Campus. Mereka akan ditempatkan di kampus dengan durasi waktu 3 bulan.

Ada juga KKN Internasional Terstruktur yang baru tahun ini dirancang di UIN Jakarta. Program ini, untuk pertama kalinya akan diadakan di Sabah, Malaysia dengan anggaran dana dari UIN Jakarta. Kuota yang dibutuhkan untuk KKN Internasional Terstruktur ini berjumlah 10 orang. Saat ini, sudah ada sedikitnya 3671 mahasiswa yang sudah terdaftar sebagai peserta KKN.

Bagaimana jika ada mahasiswa angkatan 2016 namun belum memenuhi persyaratan KKN?

Tahun ini, kami merancang formula baru. Jika tahun lalu mahasiswa tahun 2016 yang belum menempuh 110 SKS masih diperbolehkan mengikuti KKN. Tahun ini tidak lagi. Mahasiswa harus memenuhi syarat 110 SKS untuk bisa ikut KKN. Sebagai gantinya, UIN Jakarta melaksanakan KKN Sela yang akan dilangsungkan pada Januari hingga Februari 2020 mendatang. Jadi, bagi mahasiswa yang memiliki kendala jumlah SKS atau pernah mengambil cuti di semester sebelumnya, bisa mengikuti KKN Sela.

Namun, ranahnya hanya di UIN Jakarta saja. Tidak dalam konteks nasional seperti KKN yang diadakan pada Juli mendatang. Lokasinya tidak jauh berbeda dengan KKN Reguler. Tetap di wilayah Jabodetabek.

Apa harapan Anda dari diadakannya KKN?

Mahasiswa diharapkan tidak hanya cerdas secara akademis saja. Namun, mereka juga memiliki kecerdasan sosial yang tinggi. Dengan KKN, dimensi keilmuan mahasiswa akan sempurna. Momentum ini selayaknya dijadikan ajang bagi mahasiswa untuk mengasah softskill mereka di tengah masyarakat.

Setiap mahasiswa pasti memiliki kompetensi yang berbeda. Mereka bisa saling melengkapi untuk melakukan program pemberdayaan masyarakat. Dalam dunia kerja, softskill sangat dipertimbangkan. Kecerdasan berhadapan masyarakat menjadi poin tersendiri. Inilah yang nantinya diintegrasikan dalam wujud pengabdian masyarakat. (ns)