Ketika Menkominfo Mengunjungi Gedung NICT-HRD

Ketika Menkominfo Mengunjungi Gedung NICT-HRD

Tak seperti biasanya, gedung megah yang berlokasi di jalan Kertamukti itu, Selasa (30/3), mendadak terlihat ramai. Siang itu, beberapa kendaraan telah terparkir di gedung bernama National Information Communication and Technology Human Resources Development (NICT-HRD). Sesaat kemudian, terdengar suara sirene dari  iring-iringan kendaraan yang hendak menuju gedung itu. Di barisan depan tampak dua polisi mengendarai sepeda motor besar, mengawal seorang pejabat penting negeri ini.

Tiba di lokasi, pejabat negara itu pun keluar dari mobilnya. Wajahnya tak asing, sering menghiasi berbagai media massa. Pejabat itu tak lain Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Ir Tifatul Sembiring. Kehadiran Menkominfo ke NICT-HRD dilakukan untuk meninjau penyelesaian pembangunan gedung itu.

Siang itu, Tifatul tampak lelah. Kendati mengendarai mobil dinas mewah, peluh tampak mengucur di wajahnya. Betapa tidak, aktivitas Tifatul siang itu memang padat. Sebelumnya meninjau NICT-HRD, ia menjadi pembicara dalam Dialog Publik Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat Menghadapi Tantangan Globalisasi yang digelar atas kerjasama UIN Jakarta dan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Auditorium Utama. Usai menjadi pembicara, ia pun diminta menanam pohon durian di taman UIN Jakarta.

Saat tiba di lokasi, Tifatul disambut sejumlah pegawai dan konsultan proyek dari Korea Selatan. Kunjungan Tifatul sebagai Menkominfo tentu tidak sendirian. Kunjungannya didampingi pejabat dari Kementrian Kominfo, Rektor Prof Dr Komaruddin Hidayat, para pembantu rektor, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, dan pejabat UIN lainnya. Saat tiba di lokasi, Menkominfo berkesempatan untuk meninjau masuk ke dalam gedung. Ia terkesima dengan progress report dari pembangunan gedung itu.

Sembari mendampingi menteri dan rombongan meninjau gedung, konsultan bangunan Ir Totok Prabowo CES menjelaskan, Gedung NICT-HRD terdiri atas dua bangunan. Bangunan utama yang terdiri atas empat lantai dan bangunan asrama lima lantai. Bangunan asrama dipergunakan para peserta pelatihan ICT yang akan menginap.

Bangunan asrama dilengkapi kamar tidur full AC dengan kabel internet dan televisi, dan fasilitas MCK. Satu kamar tidur ditempati 3-5 orang. Bangunan asrama bisa menampung 250 peserta. “Sementara, bangunan utama digunakan untuk pusat pelatihan, data centre, auditorium, digital studio, studio broadcasting, dan lain-lain,” ujarnya

Totok menambahkan, kini progress report pembangunan sudah mencapai 93 persen “Tinggal pemasangan instalasi peralatan ICT, AC, dan finishing gedung saja. Kami menargetkan bulan Mei 2010 gedung ini akan bisa dipergunakan,” ujarnya.

Saat meninjau bangunan utama, kunjungan Menkominfo diawali ke ruang auditorium. Di ruang auditorium ini ia terkesima akan desain arsitektur dan penjelasan mengenai teknologi yang akan digunakan. “Luar biasa desainnya. Teknologi sekarang semakin maju. Dahulu kalau kita kuliah Cuma pakai spidol, sekarang sudah bisa bermacam cara. Entah pakai LCD, OHP, bahkan sudah memakai internet melalui e-learning,” selorohnya.

Kunjungan dilanjutkan ke lantai dua. Di lantai dua, Menkominfo meninjau ruang broadcasting yang nantinya akan digunakan sebagai stasiun radio mini. Setelah mengunjungi lantai dua, Menkominfo tidak melanjutkan meninjau ke lantai berikutnya. Ia kemudian diantar menuju ruang pertemuan yang telah disediakan sekedar ramah tamah dan beristirahat. Saat berdiskusi tersebut, Tifatul menyatakan kekagumannya terhadap kemajuan yang dicapai UIN Jakarta.

“Dahulu, IAIN (sekarang UIN) dikenal sebagai pusat pendidikan tinggi islam saja yang mengandalkan keilmuan keagamaan, sekarang sudah semakin maju dan berkembang dengan terus tumbuhnya fakultas baru,” kata Tifatul. Ia pun tak luput memuji kemajuan UIN Jakarta dari keberhasilannya membangun NICT-HRD ini. Setelah beristirahat, Menkominfo pun memutuskan kembali ke kantornya. Sebelum pulang, tentu diawali dengan prosesi foto bersama.

Untuk diketahui, pembangunan gedung NICT-HRD diawali dengan peletakan batu pertama, pada Jumat 16 Mei 2008, antara Rektor Prof Dr Komaruddin Hidayat, Menteri Agama saat itu Muhammad Maftuh Basyuni, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Prof Dr Muhammad Nuh (sekarang Menteri Pendidikan Nasional).

Gedung NICT-HRD di UIN Jakarta, merupakan yang terbesar kedua di Asia Tenggara. Gedung itu terdiri atas dua bangunan, bangunan utama dan asrama. Bangunan asrama dibangun berlantai lima dan bangunan utama berlantai empat. Gedung NICT-HRD menempati lahan seluas 9.200 meter persegi dengan luas bangunan 7.800 meter persegi.

Dalam memberikan pelatihan, NICT-HRD Center dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang modern. Sarana dan prasarana tersebut yaitu; ICT Training Centre yang meliputi empat ruang perkuliahan, tiga ruang seminar, tiga  ruang e-learning, 10 laboratorium ICT, ruang studio digital, ruang studio broadcasting, dua ruang video converence, ruang auditorium multi flexible facility, ruang olahraga, dan sebuah mushala. Sarana dilengkapi pula Data Centre dengan tingkat pengamanan sangat tinggi, terandal, dan dimonitor selama 24 jam sehari sepanjang tahun.

Tujuan diadakannya proyek ini ialah untuk meningkatkan kapabilitas pegawai di instansi pemerintahan dan elemen masyarakat dalam memanfaatkan ICT. Dana pembangunan Gedung NICT-HRD diperoleh dari Pemerintah Korea Selatan melalui Economic Development Cooperation Fund (EDCF) sebesar senilai 21 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 milyar. [] Luthfi Destianto