Keterbukaan Akses Syarat Mutlak Menjadi Perpustakaan Berkualitas

Keterbukaan Akses Syarat Mutlak Menjadi Perpustakaan Berkualitas

Syahida Inn, BERITA UIN Online -  Wakil Rektor Bidang Kerja Sama UIN Jakarta Andi Faisal Bakti mengatakan, perpustakaan harus membuka akses seluas-luasnya terhadap kemajuan teknologi. Keterbukaan akses tersebut menjadi syarat mutlak sehingga perpustakaan lebih berkualitas dan memenuhi harapan masyarakat.

“Keterbukaan akses setidaknya dapat dilakukan dalam dua hal, yakni keterbukaan terhadap hasil-hasil penelitian dan keterbukaan terhadap sains,” katanya saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional bertajuk “Perpustakaan dan Open Science dalam Mendukung Riset Universitas” di Syahida Inn, Kamis (28/11/2019).

Menurut Andi, perpustakaan harus memiliki keterbukaan akses terhadap kemajuan teknologi informasi. Hal itu agar memberikan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Idealnya, sebuah perpustakaan harus memiliki tiga hal, yakni adanya sarana dan prasarana memadai termasuk komputer dan teknologi informasi, ketersediaan buku-buku dan referensi jurnal, serta pelayanan yang memuaskan dan profesional dalam pengelolaan.

“Jadi perpustakaan unggul kuncinya pada model konvergensi: insfrastruktur, konten, dan pelayanan,” ujarnya.

Untuk itu, jelas Andi, perpustakaan harus didorong pada keterbukaan akses informasi dan teknologi (sains) dengan menyediakan berbagai sarana. Hal lain yang terpenting adalah perpustakaan juga mesti banyak melakukan kerja sama dengan pihak luar, seperti dengan para penerbit buku dan berbagai perpustakaan. Bahkan lebih dari itu perpustakaan harus didukung dengan anggaran memadai guna memenuhi seluruh kebutuhannya.

“Tenaga pustakawan juga harus mengikuti perkembangan referensi, dunia perbukuan, serta mengikuti pelatihan-pelatihan kepustakawanan baik berskala nasional maupun internasional,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta itu.

Seminar yang digelar Pusat Perpustakaan UIN Jakarta ini berlangsung selama dua hari hingga Jumat (29/11/2019). Seminar menghadirkan pembicara Roslina Othman (Universitas Islam Internasional Malaysia), Safiratu Khoir (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), dan Agus Rifai (Kepala Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta).

Seminar juga mempresentasikan beberapa makalah peserta, di antaranya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), UIN Pekanbaru, dan UIN Jakarta.

Pada hari kedua, kegiatan peserta akan diisi dengan diskusi internal mengenai perpustakaan serta kunjungan ke Pusat Perpustakaan UIN Jakarta.

Kepala Pusat Perpustakaan UIN Jakarta Amrullah Hasbana dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan seminar nasional tentang kepustakaan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman para peserta dalam pengelolaan perpustakaan.

Tujuan lain adalah untuk saling memberikan informasi dan pemikiran agar perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat, khususnya kalangan sivitas akademika.

“Kita ingin agar pengelolaan perpustakaan di UIN Jakarta dan perguruan tinggi lain dapat maju dan berkembang sesuai harapan,” katanya. (ns)