Kesadaran Berpolitik Mahasiswa Harus Ditingkatkan

Kesadaran Berpolitik Mahasiswa Harus Ditingkatkan


Reporter: Hamzah Farihin

Aula Student Center, BERITA UIN Online - Kesadaran berpolitik mahasiswa kini mulai memudar. Hal itu terjadi akibat kultur modernisasi dan globalisasi yang cenderung mengikis idealisme. Padahal dalam bentangan sejarah negeri ini, mahasiswa memiliki peran besar sebagai agen perubahan. Karena itu, kesadaran berpolitik mahasiswa perlu ditingkatkan. Mahasiswa jangan hanya kuliah, lebih dari itu harus merakyat dan peduli akan kepentingan rakyat.

Demikian dikatakan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Jakarta Dr Ghevarina dalam Seminar Nasional bertema “Mahasiswa sebagai Kekuatan Politik” yang diselenggarakan dalam rangka UIN Book Fair 2011 oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) berkerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (BEM FKIK), BEMJ MIPA, BEMJ Akutansi, BEMJ Pendidikan Dokter di Aula Student Center, Selasa (10/5).

“Berkaca pada sejarah, ujung tombak perubahan khususnya pada dunia politik selalu dilakukan oleh mahasiswa. Sebab, mahasiswa bukan hanya berfungsi sebagai inteletual akademisi, lebih dari itu mahasiswa berfungsi sebagi inteletual sosialis,” katanya.

Menurut Ghevarina, mahasiswa perlu memiliki kesadaran politik dan kepedulian terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat di sekitarnya. Karena ilmu yang didapat di bangku kuliah tidak cukup untuk menjawab segala tantangan zaman yang dinamis. Banyak ilmu yang dapat dipetik dari aktivitasnya di luar kampus, meskipun tidak memiki bobot kredit.

Aktivitas pergerakan mahasiswa seperti demonstrasi, orasi, seminar, kongres, pernyataan sikap, tuntutan dan lainnya, sebenarnya merupakan aktivitas politik. Semua itu adalah sarana komunikasi politik lisan dan tulisan. Jadi secara jujur tak bisa dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa merupakan gerakan politik.

“Namun untuk menyampaikan aspirasi agar didengarkan oleh pemerintah ada mekanisme yang kita lalui, misalnya ada konsep dan rumusan yang jelas supaya bisa didengarkan dan mahasiswa bisa dikatakan sebagai pelopor,” kilahnya.

Ghevarina melanjutkan, idealnya gerakan mahasiswa merupakan gerakan moral dan politik nilai, bukan gerakan politik kekuasaan. Karena mahasiswa masih mempunyai tugas akademis dan kaderisasi kepemimpinan di kampus. Dua hal itu akan menjadikan mahasiswa siap sebagai para pemimpin masyarakat yang memiliki konsistensi idealisme seperti ketika masih di kampus.

Sementara itu, Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pusat M Ilyas, menilai rata-rata mahasiswa sekarang tak terlalu memikirkan rakyat banyak. Bahkan mereka tak mempunyai peta hidup, sehingga pada akhirnya setelah selesai kuliah menjadi masalah bagi orang lain dengan pengangguran. Padahal sejatinya mahasiswa adalah pencerah bagi masyarakat. []

Â