Keistimewaan Nyamuk

Keistimewaan Nyamuk

oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, ‘Apakah maksud Allah dengan perumpamaan ini?’ Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk…” (QS. al-Baqarah/2: 26). Secara sosio-historis, ayat ini turun, seperti ditulis Jalaluddin al-Suyuthi dalam Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, ketika Allah membuat perumpamaan untuk orang munafik. Yakni firman Allah, “Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api” (QS. al-Baqarah/2: 17). Begitu juga, “Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit …” (QS. al-Baqarah/2: 19). Orang-orang munafik berkata, “Allah sangat agung dan mulia, tidak layak bagi-Nya membuat perumpamaan-perumpamaan ini, maka Allah menurunkan ayat di atas. Menurut Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani yang dimaksud dengan “ba’udhah” adalah nyamuk. Nyamuk termasuk makhluk Allah yang menakjubkan karena dari sisi bentuk, nyamuk begitu kecil. Namun nyamuk memiliki enam kaki, empat sayap, ekor, dan moncong yang berlubang. Tak hanya itu, menurut Harun Yahya dalam The Signs in The Heavens and The Earth for Men of Understanding, nyamuk jantan memiliki semacam antena untuk mengidentifikasi nyamuk betina. Perkembangbiakan nyamuk adalah dengan cara kawin yang dilakukan di udara. Nyamuk jantan yang hidup berkelompok akan mencengkeram seekor nyamuk betina dan melakukan perkawinan selama keduanya terbang. Nyamuk dapat membenamkan moncongnya ke dalam kulit gajah, kerbau dan unta. Tentu tujuannya adalah untuk menggigit mereka. Seekor unta bisa mati karena gigitan nyamuk. Dengan demikian, kata Syaikh Nawawi, bagaimana Allah malu untuk menyebutkan sesuatu (seperti nyamuk) yang sekiranya semua makhluk berhimpun untuk menciptakannya niscaya mereka tidak akan mampu. Sejatinya tidak semua nyamuk menghisap darah. Menurut Harun Yahya, hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Nyamuk betina sendiri menghisap darah bukan untuk dimakan. Karena nyamuk, baik jantan maupun betina, bertahan hidup dari memakan sari bunga yang manis. Nyamuk betina menghisap darah karena ia membutuhkan protein untuk membantu telurnya tumbuh dan berkembang. Dari firman Allah di atas, yakni dengan diciptakan nyamuk, manusia terbelah menjadi dua. Pertama, ada yang Allah sesatkan dengan perumpamaan itu, yakni orang Yahudi. Mereka mengejek Allah, ‘Apakah maksud Allah dengan perumpamaan ini?’ Kedua, ada yang Allah berikan petunjuk dengan perumpamaan itu, yakni orang-orang beriman. Karena mereka tahu bahwa nyamuk itu kebenaran dari Tuhan. Namun Allah menegaskan, “Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan itu) kecuali orang-orang fasik “ (QS. al-Baqarah/2: 26. Orang-orang fasik adalah “Orang-orang yang melanggar perjanjian dengan Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan sesuatu yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi” (QS. al-Baqarah/2: 27).(sam/mf)