“Kartini Cavers” di Goa Luweng Jaran

“Kartini Cavers” di Goa Luweng Jaran

Oleh: Apristia Krisna Dewi

Senin, 18 April lalu, merupakan hari yang istimewa bagi Siti Rukoyah, Siti Nurjanah, dan Suci Lestari. Tiga mahasiswi anggota Kelompok Pecinta Alam (KPA) Arkadia, UIN Jakarta, itu memulai langkah yang cukup menantang andrenalin, yakni menyusuri Goa Luweng Jaran, Paciatan, sebuah goa yang terpanjang di Asia Tenggara. Sesuai dengan namanya, Kartini’s Cave Expedition Arkadia 2011, ekspedisi itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2011.

Bukan kali ini saja, para ‘Kartini’ dari KPA Arkadia melakukan ekspedisi. Dua tahun yang lalu, para ‘Kartini’ Arkadia juga memperingati Hari Kartini dengan mendaki Puncak Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat. Pada 2011 ini, para ‘Kartini’ itu  kembali membuktikan mental baja mereka dengan menyusuri Goa Luweng Jaran dan Gowa Lueng Ombo, Pacitan, Jawa Timur. Mereka adalah Suci Lestari (mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester 4), Situ Nurjanah (sarjana lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora), dan Siti Rukoyah (mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora semester 6).

Goa Luweng Jaran merupakan goa terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang goa mencapai lebih 25 km. Goa itu terletak di Desa Jlubang, Kecamatan Punung, Pacitan, Jawa Timur, atau sekitar 30 km dari Pusat kota Pacitan dari kota Pacitan. Sedangkan Goa Luweng Ombo terletak di Desa Kalak, Kecamatan Arjosari, kurang lebih 45 km arah barat kota Pacitan, Jawa Timur.

Goa Luweng Ombo merupakan goa terdalam di Pulau Jawa dengan kedalaman mencapai 130 meter. Untuk menembus Goa Luweng Jaran, para ‘Kartini’ itu harus menyusuri sumuran pertama yang mempunyai  kedalaman 12 meter, sampai ke teras pertama mempunyai jarak sekitar 25 meter sebelum mencapai sumuran kedua dengan kedalaman 25 meter. Lalu setelah sumuran kedua, terdapat lorong yang sangat besar, mulai di sini medan dapat ditempuh tanpa peralatan vertika dan disusuri secara horizontal. Luweng Jaran dapat disebut sebagai goa labirin, karena lorongnya bercabang-cabang dan bertingkat.

Meskipun ditetapkan sebagai goa terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang goa mencapai lebih 25 km, konon katanya Goa Luweng Jaran belum pernah ada satu pun caver (sebutan penelusur goa, red) yang mencapai titik finish goa tersebut.

Sedangkan untuk Goa Luweng Ombo, dari awal hingga selesai penyusuran ditempuh secara vertikal. Goa ini dapat ditempuh dengan kedalaman yang bervariasi dari 50 meter, 80 meter, hingga kedalaman puncaknya yakni 130 meter. Tentunya harus disertai dengan peralatan dan pengamanan yang lengkap untuk menempuh goa yang memiliki diameter  kurang lebih 30 meter itu.

Keindahan dan keunikan goa tersebutlah yang mendorong para tim Kartini’s Cave Expedition Arkadia 2011 untuk menyusurinya. Tak tanggung-tanggung, persiapan mental dan fisik telah mereka lakukan. Di antaranya, selama dua bulan mereka latihan rutin panjat dinding tiga kali dalam seminggu, lari keliling kampus UIN Jakarta tiga kali seminggu, latihan  push up dan pull up.

“Selain itu, ada latihan try out turun ke Goa Asem, Goa Cidomba, Goa Keraton dan Goa Cibarno semuanya terletak di Tajur Bogor,” kata salah satu anggota tim ekspedisi, Siti Rukoyah.

Sementara itu, untuk persiapan mental, menurut anggota tim lainnya, Suci Lestari, dirinya dan kawan-kawan mendapat dukungan dan motivasi penuh dari para rekan di Arkadia.

“Banyak rekan-rekan Arkadia yang memotivasi dan mendukung kami dalam ekspedisi goa ini sehingga memacu kami agar lebih baik,” ungkap Suci, mahasiswi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) ini.

Sementara itu, dalam proses ekspedisi Goa Luweng Jaran dan Luweng Ombo, diakui team ekspedisi cukup banyak halangan yang menghadang. Dari kesulitan moda transportasi, keterbatasan alat, kekurangan oksigen hingga cerita mistis yang cukup membuat para team merasa takut.

“Tapi alhamdulillah semua rintangan tersebut berhasil kami lewati, setelah takjub melihat stalagtit dan stalagmit yang menjuntai indah dan menjulang bagai tongkat pilar,” kata Siti Nurjanah, anggota tim lainnya.

Selama ekspedisi, banyak kesan dan cerita seru yang dialami oleh tim Kartini’s Cave Expedition Arkadia 2011. Semua pengalaman dari awal hingga akhir penelusuran sangat seru dan berkesan. Di samping itu, mereka juga menuturkan dengan pengalaman ekspedisi ini membuat mereka untuk selalu bersyukur akan ciptaan Allah SWT dan mendorong para wanita untuk semakin mengibarkan semangat Kartini di era modern.

“Dunia boleh semakin tua, dunia boleh semakin modern. Namun semangat Kartini harus tetap ada dalam jiwa-jiwa wanita dan jangan pernah menyerah serta terus semangat,” pungkas mahasiswi jurusan Bahasa dan Sasatra Arab yang biasa disapa Bacang itu.

Ekspedisi Goa Luweng Jaran dan Goa Luweng Ombo yang dilakukan oleh Tim Kartini Arkadia tersebut berlangsung selama sepekan (18-23/4). Ekspedisi ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Peringatan Hari Bumi dan Kartini KPA Arkadia. []