Islam Nusantara, Penangkal Radikalisme Agama

Islam Nusantara, Penangkal Radikalisme Agama

Gd. Student Center, BERITA UIN Online— Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (HMJ SKI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta menyelenggarakan Seminar Islam Nusantara bertajuk Menanamkan Nilai-Nilai Islam Nusantara Demi Menangkal Gerakan Radikalisme Agama di Gd. Student Center, Rabu (21/10). Kegiatan diharap menambah wawasan Mahasiswa tentang Islam Nusantara dan peranannya dalam menangkal radikalisme berjubah agama.

Hadir sebagai narasumber, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ir H M Romahurmuziy MT dan Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta Saiful Umam Ph.D. Seminar dihadiri civitas FAH.

Dalam paparannya, Romi menjelaskan, Islam masuk ke Indonesia melalui jalur kultural, bukan militer, seperti perdagangan, seni budaya, dakwah, pernikahan dan politik. Semua jalur tersebut ditempuh dengan pendekatan damai yang menjunjung nilai toleransi.

“Ini menjadikan spirit Islam Nusantara adalah praktik keislaman yang moderat, toleran, kontekstual, dan adaptif,” ujarnya.

Belakangan, spirit demikian mulai dinodai dengan munculnya arus radikalisme keagamaan yang muncul dari kawasan Timur Tengah. Tekstualisme pemaknaan ajaran agama, romantisme khilafah, ketegangan sosial politik, dan kesenjangan ekonomi di sebagian besar masyarakat Muslim menjadi faktor kemunculan radikalisme keagaman.

Sementara itu, Saiful mengungkapkan, jalur kultural dan toleran menjadikan Islam menyatu dengan kebudayaan setempat. Islam dan kebudayaan setempat menjadi nafas baru kebudayaan masyarakat. “Jawanisasi Islam dan Islamisasi Jawa, keduanya berjalan dengan damai,” ungkapnya.

Secara teologis dan legal, Islam di wilayah Nusantara merupakan perpaduan dari Fiqih Syafi’yah, Teologi Asy’ariyah-Maturidiyah, dan Sufisme al-Ghazali, dengan penghargaan terhadap kebudayaan setempat. Perjumpaan ini menghasilkan keragaman praktek keagamaan yang hingga kini masih terpelihara dengan baik. (TAM)