Inilah Naskah Pidato Rektor Pada Wisuda Sarjana Ke-103

Inilah Naskah Pidato Rektor Pada Wisuda Sarjana Ke-103

[caption id="attachment_14530" align="alignleft" width="185"] Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, MA[/caption]

Mewujudkan

Globalitas, Kemandirian, dan Kemanusiaan

Pidato Rektor

pada Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor ke-103

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sabtu-Minggu, 18-19 Februari 2017

Yang terhormat:

Pimpinan dan Anggota Senat Akademik;

Para sesepuh dan tamu kehormatan;

  1. Rekan pendidik dan tenaga kependidikan;
  2. Para orang tua dan pemberi beasiswa yang saya banggakan;
  3. Pengurus Ikatan Alumni UIN Jakarta (IKALUIN), para alumni, dan mahasiswa-mahasiswi yang saya cintai;
  4. Para Wisudawan –Sarjana, Magister, dan Doktor– yang berbahagia,
  5. Para hadirin sekalian.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sebagai  pendahuluan  dari  sambutan  ini, marilah  kita panjatkan  puji syukur ke hadirat Allah SWT. Sebab, pada hari yang berbahagia ini, kita diberikan nikmat untuk bisa berkumpul di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta sehingga bisa melaksanakan kegiatan yang sangat penting bagi keluarga besar UIN Jakarta, yaitu Wisuda Sarjana UIN Jakarta ke-103 tahun akademik 2016/2017.

            Sehubungan dengan acara ini, perkenankan saya –baik atas nama pribadi maupun sivitas akademika UIN Jakarta— dengan penuh kebanggaan mempersembahkan 1.096 orang wisudawan-wisudawati yang berhasil menamatkan pendidikan mereka di 11 fakultas dan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Masing-masing dari mereka merupakan lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebanyak 201 orang, Fakultas Adab dan Humaniora 75 orang, dan Fakultas Ushuluddin 47 orang.

Selanjutnya, lulusan Fakultas Syariah dan Hukum 48 orang, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi 67 orang, Fakultas Dirasat Islamiyah 8 orang, Fakultas Psikologi 55 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 116 orang, Fakultas Sains dan Teknologi 102 orang, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 306 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 58 orang, dan Sekolah Pascasarjana 13 orang.

Harapan kami, para lulusan bisa berkarya di wilayah profesional yang mereka minati. Namun, sebagai lulusan universitas dimana nilai-nilai Islam diinternalisasikan di dalamnya, kami juga berharap para lulusan bisa berkarya di atas landasan spirit dan etik Islam. Sebab itu, kami berharap para sarjana UIN Jakarta menjadi Profesional Islami. Siap berkarya di berbagai bidang profesi, keilmuan dan keahlian, tanpa harus tercerabut akar identitas moralnya sebagai seorang Muslim.

            Selanjutnya, mewakili sivitas akademika UIN Jakarta, saya mengucapkan selamat kepada para wisudawan program sarjana, magister, dan doktor atas keberhasilan menyelesaikan  studi  di  UIN Jakarta.  Kepada  para orang tua, orang tua asuh, penyedia beasiswa, dan keluarga wisudawan, saya turut bersyukur, berbahagia dan sekali lagi mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka.

            Hal tidak kalah penting, saya juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan UIN Jakarta atas totalitas dan komitmen dalam melaksanakan tugas mendidik dan melayani mahasiswa hingga mereka berhasil menyelesaikan studinya.

Hadiran yang berbahagia

Tantangan yang dihadapi setiap perguruan tinggi baik dalam ilmu pengetahuan maupun menghasilkan lulusan, semakin hari semakin berat. Berat karena tidak hanya dihadirkan oleh dinamika ilmu pengetahuan atau makin ketatnya penerimaan market terhadap lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi, melainkan tantangan yang lahir dari kompetisi perguruan tinggi sendiri guna menjadi lembaga pendidikan terbaik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencetak para sarjana.

Alhasil berbagai tantangan yang dihadirkan menuntut setiap perguruan tinggi, terutama UIN Syarif Hidayatullah, untuk terus berikhtiar menjadi perguruan tinggi yang memiliki marwah dalam pengembangan tradisi kajian keislaman dan ilmu pengetahuan, termasuk mencetak lulusan-lulusan terbaik untuk berkarya di berbagai bidang profesi dan keilmuan.

Hadiran yang berbahagia

Terkait tantangan dan kebutuhan pengembangan ke depan, di awal tahun ini, UIN Jakarta menyelenggarakan rapat kerja guna memadupadankan rencana dan program kerja yang akan ditempuh sepanjang tahun ini, termasuk kaitannya dengan program-program kerja pada masa mendatang. Pada kesempatan tersebut, kita menyepakati tagline UIN Jakarta, yakni globality, autonomy, dan humanity atau globalitas, kemandirian, dan kemanusiaan.

Tagline ini mencerminkan ikhtiar kita mengembangkan UIN Jakarta sebagai destinasi kajian keislaman dan ilmu pengetahuan. Sebagai lembaga pendidikan tinggi keislaman dan keilmuan, kita tidak ingin UIN Jakarta hanya menjadi perguruan tinggi biasa-biasa saja. Lebih dari itu, kita ingin, UIN Jakarta tampil di peta akademik global karena tradisi keilmuan dan mutu lulusan yang direkognisi publik.

Hadiran...

Berangkat dari dinamika tantangan yang dihadapi, maka pada aspek globality, UIN Jakarta ingin mengokohkan diri sebagai salah satu jejaring penting dalam tradisi kajian keislaman dan pengetahuan global. Pengokohan dilakukan dengan memperkuat tradisi akademik dan publikasi riset karya sivitas UIN Jakarta di berbagai jurnal nasional-internasional bereputasi. Hal ini merupakan aspek penting dalam mengokohkan rekognisi global atas UIN Jakarta sebagai jejaring tradisi kajian keislaman dan pengetahuan dunia.

Untuk itu, di tahun ini, UIN Jakarta melaksanakan sejumlah program yang diharap mampu mengokohkan ikhtiar penguatan tradisi akademik. Salah satu diantaranya adalah peluncuran program akselerasi guru besar yang ditarget bisa diikuti 20-an dosen sepanjang tahun ini. Diketahui, kehadiran profesor pada sebuah lembaga pendidikan tinggi, merupakan aset utama dalam pengembangan bidang keilmuan.

Selain itu, kita juga masih akan melanjutkan program visiting professor dan research fellowship dengan mengirim profesor atau dosen kita untuk mengajar dan meneliti di kampus-kampus terbaik dunia. Sebaliknya, melalui skema yang sama, kita juga akan mengundang profesor dan dosen-peneliti terpilih dari berbagai kampus terbaik dunia untuk mengajar dan meneliti di kampus ini.

Tidak hanya publikasi, melalui pengiriman profesor dan dosen melalui skema  visiting professor dan research fellowship, amat diharapkan kita mampu menyerap kultur akademik terbaik perguruan tinggi tempat mereka mengajar dan meneliti. Sebaliknya, melalui skema yang sama, penerimaan profesor dan dosen perguruan tinggi universitas dunia juga kita harapkan turut menanamkan iklim terbaik akademik mereka di kampus ini.

Selanjutnya, kita juga meluncurkan international conference travel granth. Program ini diluncurkan guna memfasilitasi para dosen-peneliti kita melakukan presentasi akademik di berbagai forum akademik regional global.

Hadiran yang berbahagia

Di sisi autonomy, kita ingin UIN Jakarta menjadi perguruan tinggi yang otonom. Otonomi diperlukan dalam usaha kita melakukan akselerasi pengembangan akademik dan kelembagaan. Untuk aspek ini, salah satu ikhtiar yang kita tempuh saat ini adalah mempercepat transformasi UIN Jakarta menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2013, mendefinisikan PTN BH sebagai perguruan tinggi negeri dengan status sebagai subyek hukum yang otonom. Dari definisi ini bisa dilihat bahwa PTN BH merupakan entitas hukum yang mandiri, otonom, untuk mengembangkan diri, baik di ranah akademik maupun non-akademik.

            Dalam konteks kebutuhan menjawab tantangan yang makin berat, otonomi dalam mengelola aspek akademik maupun non-akademik menjadi alasan mentransformasikan status perguruan tinggi ini menjadi PTN BH dari saat ini PTN BLU. Pada aspek akademik, misalnya, UIN Jakarta bakal memiliki keleluasaan dalam pengembangan program akademik yang tentu saja dibutuhkan masyarakat dalam pengembangan keilmuan maupun kehidupan kemanusiaan yang makin dinamis seperti perubahan, pembukaan, bahkan penutupan program studi dan desain kurikulumnya. Sedang di aspek non-akademik, UIN Jakarta bisa secara mandiri mengelola arah pengembangan lembaga, penganggaran, dan pemanfaatan aset untuk semaksimal mungkin digunakan bagi pengembangan pendidikan dan riset UIN Jakarta sendiri.

Dengan otonomi yang diniscayakannya, status PTN BH telah menjadi impian hampir mayoritas perguruan tinggi di dalam negeri. Namun perolehan status otonomi dengan bertransformasi menjadi PTN BH bukan perkara mudah. Sebab transformasi ini mengharuskan kita memenuhi banyak persyaratan, baik akademis maupun non-akademis. Pada sisi akademis, kita harus memantaskan diri dengan peningkatan produktifitas dan kualitas publikasi internasional dan paten dosen; perbaikan akreditasi institusi, program studi, maupun akreditasi internasional; peningkatan kualitas tata kelola organisasi dan penganggaran termasuk kualitas pertanggungjawabannya; dan, yang paling penting, komitmen pada masyarakat miskin tertinggal.

Proses transformasi terus dilakukan. Dan, syukur alhamdulillah, keinginan kita mentransformasikan UIN Jakarta menjadi PTN BH telah didukung banyak pihak, baik Kementerian Agama maupun Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Kedua kementerian sama-sama berkomitmen mendukung UIN Jakarta menjadi PTN BH. Dengan dukungan kedua kementerian, mudah-mudahan, Presiden Republik Indonesia juga bisa secepatnya menerbitkan regulasi perubahan tersebut sehingga kita bisa memiliki otonomi dalam mengembangkan keilmuan dan kelembagaan.

Hadiran yang berbahagia

Di sisi humanity, UIN Jakarta ingin mencetak para lulusan yang berdaya saing dan memiliki integritas moral sebagai seorang sarjana Muslim. Diketahui, globalisasi meniscayakan persaingan ketat di wilayah profesi keilmuan maupun keahlian bagi setiap sarjana lulusan lembaga pendidikan tinggi di negara mana pun. Mereka harus mampu bersaing, baik dari sisi keilmuan maupun keahlian untuk berkarya di wilayah profesi masing-masing. Tentu saja, keinginan mencetak lulusan seperti demikian membawa konsekuensi yang harus kita penuhi sehingga para lulusan UIN Jakarta betul-betul siap berkarya di wilayah profesional masing-masing.

            Salah satu ikhtiar yang telah kita lakukan adalah akreditasi program studi oleh ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA). Dengan akreditasi ini, maka diharapkan para sarjana lulusan prodi bisa diterima langsung di market ASEAN. Kita berharap, tahun ini dan mendatang, jumlah prodi yang diakreditasi AUN-QA terus bertambah dari tahun lalu sebanyak empat prodi, yakni Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Dirasat Islamiyah, dan Pendidikan Agama Islam.

            Tentu saja, peningkatan akreditasi kelembagaan sebagai jaminan mutu pendidikan baik prodi maupun universitas akan terus kita lakukan. Hal ini dilakukan dengan mendorong setiap program studi bisa meraih akreditasi ‘A’, —paling minimal B—. Untuk itu, kami mengingatkan kepada setiap pengelola program studi yang baru dibentuk atau masih berakreditasi ‘C’ untuk secepatnya meningkatkan peringkat akreditasinya. Selain terkait dengan mutu keilmuan, peringkat akreditasi yang baik berhubungan dengan ‘trust’ stakeholder lembaga pendidikan terhadap mahasiswa dan sarjana kita.

            Ikhtiar lain yang kita lakukan adalah menambah dan memperkuat program kelas internasional. Program yang didesain dengan bahasa pengantar bahasa Inggris dan dimasukan di dalamnya mahasiswa internasional dari berbagai negara, sangat amat diharapkan mencetak lulusan yang siap berprofesi di wilayah regional-global, atau bahkan lokal namun berorientasi global.

            Program lain dalam rangka menghasilkan para mahasiswa dan lulusan yang siap memasuki wilayah profesional dan keilmuan regional-global adalah memberikan peluang bagi para mahasiswa mengikuti program pertukaran mahasiswa (student exchange). Beberapa mitra universitas dunia, baik di Australia, Asia, Amerika, bahkan Eropa telah, masih, dan akan secara terbuka menerima mahasiswa kita yang ‘dititipkan’ sementara untuk belajar di berbagai universitas mereka. Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi mereka menikmati iklim akademik dunia, sekaligus memotivasi mereka untuk maju dan berkiprah di ranah regional-global.

Hadiran....

Masih pada aspek humanity, saya ingin menegaskan kembali komitmen UIN Jakarta memberikan peluang sebesar-besarnya bagi para mahasiswa berprestasi atau berlatar belakang ekonomi menengah bawah. Hal ini dilakukan dengan pemberian beasiswa, baik melalui anggaran UIN Jakarta maupun lembaga-lembaga donor yang mempercayakan penyalurannya kepada mahasiswa-mahasiswi UIN Jakarta.

Kendati UIN Jakarta nantinya bertransformasi menjadi PTN BH, komitmen ini ingin terus kita pertahankan melalui kebijakan program maupun penganggaran. Dengan begitu, putera-puteri kita, generasi muda penerus bangsa ini bisa tetap mendapatkan akses pendidikan tinggi terbaik sehingga pada masanya mereka bisa turut serta berkarya bagi kemajuan agama, bangsa, dan negara.

Hadirin yang berbahagia

Demikianlah sambutan yang bisa kami sampaikan pada acara wisuda kali ini. Semoga apa yang sudah kita capai saat ini menjadi kemaslahatan bagi UIN Jakarta dalam mengemban tugas-tugas keilmuan dan keislaman. Sedang apa yang kita rencanakan, mudah-mudahan Allah SWT memberikan jalan lapang bagi kita dalam merealisiasikan seluruh harapan tersebut.

            Akhirulkalam, semoga Allah SWT yang  Maha  Memiliki  Ilmu,  Maha  Pencipta, dan Maha Pemelihara kepentingan segenap umat manusia, senantiasa menganugerahkan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua dalam memantapkan peran dan kontribusi UIN Jakarta untuk mewujudkan kehidupan sosial dan spiritual bangsa Indonesia yang lebih baik, kini dan esok hari.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Ciputat, Sabtu-Minggu, 18-19 Februari 2017

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

(Farah NH/Yuni NK-zm)