Inilah Kunci Menggapai Kebahagiaan Dunia-Akhirat

Inilah Kunci Menggapai Kebahagiaan Dunia-Akhirat

Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Saat ini kita berada di zaman four zero, yaitu ditemukannya smart technology terutama dalam bidang IT. Banyak sekali tantangan, rintangan sekaligus godaan yang dapat membuat kita salah arah dalam menjalani kehidupan ini. Salah satu kuncinya yaitu kembali pada al-Qur’an.

Demikian intisari dari tausiah yang disampaikan Ketua Senat UIN Jakarta Abuddin Nata, dalam kegiatan rutin bulanan Khatmul Qur’an seluruh sivitas akademika, Jumat (12/04), di Auditorium Harun Nasution, kampus I UIN Jakarta.

“Bagaimana kita mampu menghadapi kemajuan zaman seperti saat ini agar tidak tergelincir dan tetap pada jalur yang benar, yaitu jawabannya kembali kepada al-Qur’an atau menjadikan ajaran yang terkadung dalam al-Qur’an sebagai rujukan,” pukas Abuddin Nata.

Ditambahkannya, bagaimana cara menjadikan al-Qur’an sebagai rujukan kita, yaitu dengan menjadikannya sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmah dalam hidup kita sehari-hari.

Dijelaskannya, imam yang dimaksud adalah bagaimana menjadikan al-Qur’an sebagai panutan. Panutan ketika kita melakukan sesuatu agar tetap sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt.

“Kedua, yaitu menjadikan al-Qur’an sebagai cahaya. Cahaya yang dimaksud adalah integrasi keilmuan. Pada praktiknya, ketika kita menemukan kesulitan dalam mengetahui atau memahami sesuatu, maka kembalilah pada Allah Swt, memohon petunjuk yang terbaik dari-Nya, agar kita diberi pemahaman yang benar dan luas,” jelasnya.

Selanjutnya, lanjut Abuddin Nata, agar hidup kita terarah yaitu menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk atau hidayah (pride). Hidayah yang dimaksud adalah bagaimana ketika kita telah mengetahui bahkan memahami petunjuk yang anjuran atau ajaran yang tertulis dalam al-Qur’an, kemudian kita mengaplikasikannya serta merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Sedangkan yang terakhir yaitu menjadikan al_Qur’an sebagai Rahmah. Rahmah dalam hal ini yaitu kasih sayang yang tulus, jauh dari mengharapkan sesuatu kecuali hanya dari Allah Swt,” tandas Profesor Pengkajian Islam tersebut.

Dijelaskannya, rahmah tercipta dari adanya ilmu, dan dengan ilmu pula lah yang melahirkan kebudayaan, dari kebudayaan tersebut maka muncullah peradaban, yaitu gambaran nilai-nilai seperti saat ini.

Sebagai informasi, kegiatan Khatmul Qur’an rutin dilaksanakan secara konsisten pada minggu kedua setiap bulannya, dan diikuti seluruh sivitas akademika UIN Jakarta.

Dari pantauan BERITA UIN Online, terlihat bahwa kegiatan Khatmul Qur’an dan pembinaan ASN yang dimulai pukul 09.00-11.00 WIB tersebut, berjalan dengan tertib dan khidmat. (lrf)