IKALUIN Masih Butuh Perawatan

IKALUIN Masih Butuh Perawatan


SEJAK dibentuk tahun 1999, Ikatan Alumni IAIN/UIN (IKALUIN) Jakarta secara kelembagaan belum banyak berkontribusi positif kepada masyarakat. Hal itu disadari mengingat organisasi para alumnus IAIN/UIN Jakarta ini tak sekuat ILUNI UI yang memiliki jaringan cukup luas dan sumberdaya manusia mumpuni. Meski demikian, secara personal para alumnus IAIN/UIN Jakarta telah banyak berkiprah nyata di masyarakat, baik sebagai tokoh agama, politisi, birokrat, diplomat, cendekiawan, wartawan, dan pengusaha. “Kami optimis ke depan IKALUIN akan menjadi organisasi kemasyarakatan yang diperhitungkan mengingat jumlah alumnusnya yang mencapai puluhan ribu,” kata Drs Hadimulyo MSc, Ketua Umum IKALUIN, di sela-sela Musyawarah Nasional III IKALUIN di Aula Madya, Sabtu (29/10). Berikut wawancara lengkap wartawan BERITA UIN Online Muhammad Nurdin dengan alumnus Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta itu.

Bisa Anda jelaskan tentang IKALUIN?

IKALUIN merupakan organisasi para alumnus IAIN/UIN Jakarta yang memiliki ikatan emosional dengan almamaternya. IKALUIN juga harus mampu menampung dan merangkul semua elemen alumni, baik yang berhaluan radikal, liberal, maupun moderat, karena mereka adalah anak kandung dari IAIN/UIN Jakarta.

Kapan IKALUIN dibentuk dan apa tujuannya?

Organisasi ini dibentuk pertama kali pada tanggal 27 Maret 1999 dengan nama Ikatan Alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tetapi ketika nama kampus berubah menjadi UIN, namanya diganti menjadi IKALUIN Jakarta pada 24 Agustus 2002. IKALUIN bertujuan tercapainya peningkatan, pengembangan, dan pembinaan semangat keilmuan, keprofesian, dan kekeluargaan alumni secara ta’awuniyah (saling menolong) dalam mewujudkan visi dan misi almamater.

Bagaimana kondisi IKALUIN saat ini?

Perlu disadari bahwa IKALUIN itu merupakan cerminan dari lembaga atau kampus tempat di mana alumni belajar. Jadi semua alumni sangat diharapkan mencerminkan visi dan misi UIN Jakarta sendiri. Lebih lebih UIN Jakarta  akan menuju World Class University. Dalam arti lain, alumni harus siap membantu memberikan ide-ide cemerlang untuk menuju ke arah cita-cita tersebut.

Kalau dilihat saat ini, IKALUIN belum progresif atau kurang menonjol seperti kampus lain. Hal ini dikarenakan ADIA, IAIN atau UIN Jakarta masih muda usianya jika dibandingkan dengan universitas-universitas lainnya seperti Universitas Indonesia (UI) atau Institut Teknologi Bandung (ITB) yang ikatan alumninya sudah tersebar dan membuat jaringan di berbagai elemen pemerintahan maupun swasta. Walaupun sebagian besar alumni UIN Jakarta menduduki jabatan penting di pemerintahan, tetapi tampaknya belum membuat jaringan ke alumni yang lainnya. Tapi saat ini IKALUIN sedang menuju ke arah sana, bahkan kami pun berharap akan menyaingi ikatan alumni dari berbagai kampus di Indonesia. Kampus kita ini kan baru menjadi UIN tahun 2002, jadi wajar saja kalau ikatan alumninya belum sesuai dengan harapan elemen masyarakat kampus dan masyarakat lain pada umumnya. Ibarat tanaman itu masih butuh pupuk dan perawatan yang intensif.

Lantas, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan agar alumni UIN Jakarta sejajar dengan kampus lain?

Ya yang paling jelas dengan peningkatan pengetahuan (knowledge), yang mengandung arti bahwa alumni UIN Jakarta harus memiliki komitmen menjadi sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. Selain itu, alumni juga harus memainkan peranan penting dan optimal dalam berbagai kegiatan dan hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab alumni dan kampus sendiri sebagai tempat di mana alumni itu dididik. UIN Jakarta pun mempunyai kewajiban dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas muslim. Sekarang ini banyak yang belum merasakan adanya manfaat baik kepada alumni sendiri, elemen kampus, dan masyarakat.

Selama Anda menjadi ketua umum adakah kendala dalam pengembangan IKALUIN sendiri?

Ya tentu ada. Ini memang sudah hukum alam atau sunnatullah. Setiap organisasi maupun perseorangan dalam menjalani kehidupan atau metamorfosis pasti selalu menghadapi kendala atau tantangan, lebih-lebih sebuah wadah organisasi. Akan tetapi di IKALUIN sendiri karena usianya relatif masih muda atau mungkin karena masa transisi dari ADIA, IAIN, dan ke UIN, tantangan yang dihadapinya juga masih belum berat. Akan tetapi jika kendala itu kendalikan bersama maka dengan cepat IKALUIN akan tumbuh besar. Intinya wadah ini kan milik bersama, jadi harus kita laksanakan bersama.

Harapan Anda terhadap alumni  itu apa saja?

Saya dan segenap pengurus berharap alumni UIN Jakarta harus menjadi model dan penggerak pembaharuan, baik keilmuan, keislaman maupun keindonesiaan di tengah-tengah masyarakat. Lebih-lebih pengembangan kemasyarakatan  karena rata-rata alumni kita banyak yang diterjun di pemerintahan maupun lembaga-lembaga sosial. Hal ini tak berarti alumni kita tidak siap memimpin tetapi siap mengabdi dan mengembangkan ilmunya di berbagai wilayah kapan dan di mana pun. Buktinya alumni UIN Jakarta juga banyak yang menduduki jabatan penting di pemerintahan seperti Menteri Agama Suryadharma Ali dan sejumlah jabatan lainnya.

Ada tips khusus?

Kalau untuk tips khusus memang belum ada. Akan tetapi setidaknya ada tiga ranah penting yang harus kita perbaiki. Pertama, alumni harus bergerak dalam bidang lembaga pemerintahan, dengan begitu alumni UIN Jakarta mampu memecahkan masalah-masalah pemerintahan baik korupsi, politik mapun masalah-masalah krusial. Nah, di sinilah UIN Jakarta berperan penting dalam memberatas korupsi, sebab hal ini sangat sesuai dengan moto UIN Jakarta yang selalu memegang integritas yang tinggi.

Kedua, dalam bidang sosial, alumni akan lebih mudah membentuk kepedulian sosial kita terhadap masyarakat. Begitu pula pada bidang market alumni harus mampu menjadi marketing atau memasarkan dan membuat jaringan atau link ke alumnus-alumnus lainnya.