Halal Bihalal FU: Diskusikan Teologi Wabah hingga Gulirkan FU Scholarship

Halal Bihalal FU: Diskusikan Teologi Wabah hingga Gulirkan FU Scholarship

Ciputat, BERITA UIN Online-- Halal bihalal keluarga besar Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Jakarta menyoroti pentingnya penumbuhan semangat filantropi menyusul resiko Pandemi Covid-19, mulai dari sektor kesehatan hingga perekonomi. Untuk itu, pimpinan dan sivitas FU menggulirkan inisiatif program beasiswa dan dana talangan mahasiswa atau FU Scholarship bagi mahasiswa yang terdampak parah pandemi.

Halal bihalal yang dilakukan secara daring pada Kamis pagi (28/05/2020) dibuka oleh Dekan FU Dr. Yusuf Rahman. Selain dihadiri pendidik dan tenaga pendidikan fakultas, halal bihalal dihadiri sejumlah alumni lintas angkatan yang berkiprah di berbagai lini profesi dan sosial.

Halal bihalal sendiri mengambil topik “Filantropi dan Teologi Wabah: Berjuang Melawan Pandemi Covid-19” menyoroti pentingnya ummat beragama berjuang bersama memperkuat kehidupan sosial akibat terdampak Covid-19 melalui semangat berderma. Selain diisi ceramah Guru Besar UIN Jakarta Prof. Dr. Amsal Bakhtiar MA, halal bihalal diisi paparan tentang praktik filantropi oleh Direktur Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta Prof. Dr. Amelia Fauzia.

Dalam paparannya, Dekan menuturkan sebaran pandemi yang dikenal dengan virus Corona ini telah menghadirkan banyak dampak bagi kehidupan masyarakat. Selain resiko kesehatan yang mengakibatkan banyaknya korban sakit dan meninggal dunia, virus yang kali pertama di Tiongkok ini berdampak pada bidang kehidupan sosial lainnya seperti pendidikan dan perekonomian. Akibatnya kemudian banyak dirasakan masyarakat, terutama mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta.

Merujuk catatan Program Donasi Covid 19 STF UIN Jakarta yang menjadi bagian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 UIN Jakarta, sambungnya, ternyata mahasiswa Fakultas Ushuluddin banyak mengajukan permohonan bantuan makanan, kuota internet bagi perkuliahan daring, hingga permohonan pembiayaan perkuliahan selama masa pandemik Covid 19 ini.

“Mahasiswa kita banyak yang mendapat bantuan STF UIN Jakarta. Tafsirnya bisa macam-macam. Bisa karena tidak bisa pulang kampung, tapi bisa juga karena memang mereka berasal dari masyarakat ekonomi menengah-bawah,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Professor Amelia menambahkan, dari sekian fakultas di lingkungan UIN Jakarta, jumlah mahasiswa Fakultas Ushuluddin mendominasi jumlah mahasiswa terdampak Covid-19 sekaligus mengajukan bantuan ke STF. Sejak program donasi digalang Maret lalu hingga penghujung Mei ini, jumlah mahasiswa FU terdampak mencapai 377 orang.

“Dalam data kami, Fakultas Ushuluddin mendominasi jumlah mahasiswa paling terdampak, 377 orang. Disusul Fakultas Syariah dan Hukum 228 orang, lalu Fakultas Adab dan Humaniora 175 orang, dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 165 orang,” terangnya.

Amelia sendiri mengingatkan bahwa resiko sosial yang ditimbulkan pandemi ini akan cukup panjang dan mendalam. Jika jangka pendek bisa diatasi dengan pemberian bantuan bahan makanan, jangka menengah dan panjang perlu diantisipasi melalui program-program produktif seperti pemberian beasiswa mahasiswa akibat banyaknya aktifitas ekonomi orang tua mereka yang turut terdampak.

Merujuk data jumlah mahasiswa terdampak FU di STF UIN Jakarta maupun semangat sivitas FU selama masa pandemi, Dekan mengingatkan kembali pentingnya pengelolaan semangat filantropi dalam menolong para mahasiswa terdampak. Untuk itu, ia mengajak pembentukan program beasiswa dan dana talangan mahasiswa FU sehingga diharapkan bisa menutup kebutuhan pembiayaan belajar mereka.

“Ini jadi sinyal yang sangat kuat bagaimana kita perlu mengimplementasikan semangat kita membuka ini (Program Beasiswa dan dana talangan mahasiswa FU, red.). Baik dikelola sendiri atau dikerjasamakan dengan STF UIN Jakarta yang sudah memiliki sistem pengelolaan yang baik,” tandasnya.

Sivitas Fakultas Respon Positif

Menanggapi itu, sivitas FU merespon positif rencana pembentukan program beasiswa dan dana talangan bagi mahasiswa fakultas. Diharapkan seluruh sivitas yang berprofesi di dalam maupun luar kampus bisa ikut sertamendukung program ini.

Profesor Amsal yang kini dipercaya menjadi Direktur SDM Universitas Islam Internasional Indonesia menyatakan pentingnya aktualisasi teologi wabah ke dalam program-program filantropis yang terarah seperti pemberian beasiswa bagi mahasiswa terdampak. “Kita tidak harus kaya untuk berdonasi. Jadi mari kita bersama-sama (menyalurkan bantuan melalui program beasiswa dan dana talangan FU, red.),” katanya.

Guru Besar Sosiologi FU Prof. Dr. Masri Mansoer yang kini dipercaya menjabat Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta juga menyambut baik pengelolaan beasiswa mahasiswa fakultas. Di situasi normal saja, katanya, mahasiswa Fakultas Ushuluddin merupakan jurusan dengan banyak mahasiswa yang mengajukan Beasiswa BLU dan Bidikmisi karena latar belakang ekonominya. “Apalagi di masa ini,” imbuhnya.

Associate Professor of Religious Studies and Director of Middle East and Islamic Studies Program pada University of California Riverside Muhammad Ali Ph.D juga menyambut baik inisiatif tersebut. “Insya Allah siap mendukung,” tambahnya.

Perwakilan Alumni FU tahun 1990, Komisaris Besar Polisi Drs. Zainuri Anwar juga turut menyambut baik inisiatif program tersebut. Zainuri yang kini dipercaya menduduki jabatan Kabag Bin Religi POLRI ini berharap para alumni FU  UIN Jakarta yang lainnya juga bersama-sama mengulurkan bantuan bagi mahasiswa terdampak melalui program beasiswa dan dana talangan yang diinisiasi fakultas. (z. muttaqin)