Green Computing, Solusi TI untuk Global Warming

Green Computing, Solusi TI untuk Global Warming

Reporter: Hamzah Farihin

Gedung FST, UINJKT Online – Pemanasan global atau global warming kini  yang mengancam bumi tidak dapat dilepaskan dari perilaku manusia. Salah satunya perilaku para pengguna teknologi informasi. Karena itu, kini penggunaan teknologi ramah lingkungan seperti green computing  sangat penting dikampanyekan di masyarakat.

 “Green computing yaitu, perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya,” ujar teknisi Advanced Micro Devices (AMD) Panji Akbar dalam seminar Save Our Planet dengan tema Electronic Energy From Your Technology yang digelar BEMJ Teknik Informatika dan Sistem Informasi (TI/SI) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) di Ruang Teater, Kamis (4/6).

Saat ini bumi sedang mangalami banyak masalah. Beberapa masalah yang sedang ramai dibicarakan adalah isu pemanasan global, polusi yang meningkat dan banyak lagi yang lainnya. Kesemua itu terkait dengan berbagai aktivitas keseharian manusia yang sangat berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan. Yang diantaranya pengaruh tersebut yaitu perilaku dan pengguna TI. Sehingga orang-orang TI diharapkan menerapkan green computing.

Di mana dalam green computing ini, lanjut dia, hal yang harus dilakukan misalnya bagi perusahaan komputer dalam mengembangkan produk TI baik software maupun hardware, sangat disarankan bagi seluruh pihak pelaku TI untuk memegang prinsip 3BL (triple bottom line) yang meliputi unsur planet (lingkungan) yaitu harus memikirkan ramah lingkungan apa tidak barang yang terdapat dalam aksesoris komputer tersebut.

Kemudian people (manusia), unsur yang paling penting ada di manusia, karena mereka lah yang mampu mengendalikan, ramah atau tidaknya lingkungan bumi ini. dan terakhir profit (manfaat), dimana unsur manfaat ini lebih ditujukan pada perusahaan, sebagai tempat produksi komputer.

Bahkan, tambah dia, di negara-negara Uni Eropa ada pengarahan untuk disepakati perusahaan komputer yang namanya The Restriction of Hazardous Substances Directive (RoHS), isi dari pengarahan ini yaitu tidak menggunakan barang-barang yang membahayakan dalam produksi pembuatan berbagai jenis komponen yang terdiri enam substansi yaitu Timbal, Air raksa, Kadmium, Krom heksavalen (Cr6+), Polybrominated Biphenyls (PBB) dan  Polybrominated diphenyl Eter (PBDE).

Dari pengarahan yang disepakati tersebut yaitu diharapkan dapat mengatur tentang pengumpulan, daur ulang dan pengolahan kembali untuk peralatan elektronik dan menjadi bagian dari inisiatif badan legislatif untuk mengurangi dan memecahkan masalah sampah beracun dari peralatan elektronik ini. []